Pembangkit Listrik

Indonesia Bangun Reaktor Nuklir Pembangkit Listrik Pertama di Pulau Kelasa

Indonesia Bangun Reaktor Nuklir Pembangkit Listrik Pertama di Pulau Kelasa

()

BANGKA, KOMPAS.com - Reaktor nuklir untuk pembangkit listrik pertama di Indonesia bakal ditempatkan di Pulau Kelasa, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Prototipe reaktornya akan dibawa dari Korea Selatan pada 2028 melewati jalur laut.

"Persiapan yang dilakukan telah mengerucut dengan lokasi Pulau Kelasa. Saat ini perda tata ruangnya telah berada di kementerian dan menunggu pengesahan," kata Direktur PT Thorcon Indonesia, Bob S Effendi seusai rapat koordinasi di gubernuran Babel, Kamis (12/12/2024).

PLN Gandeng AS dan Jepang Kembangkan Teknologi Pembangkit Nuklir

PLN Gandeng AS dan Jepang Kembangkan Teknologi Pembangkit Nuklir

()

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan PT PLN (Persero) telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Lebih rinci, Airlangga mengatakan kerja sama itu khususnya untuk pengembangan small modular reactor atau reaktor modular kecil. Reaktor modular kecil merupakan bagian dari desain generasi baru PLTN yang dikembangkan di beberapa negara. 

Adapun tujuan dari reaktor modular kecil adalah untuk memberikan energi nuklir yang bersifat hemat biaya.

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS  DEWA

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS DEWA

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memperkirakan harga batu bara dapat turun hingga 12% pada tahun 2025. BUMI menyiapkan strategi untuk menghadapi penurunan harga ini, salah satunya dengan mengandalkan diversifikasi melalui BRMS dan DEWA.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan BUMI melihat industri batu bara pada 2025 cukup stabil, tetapi akan cukup menantang.

"Permintaan batu bara global diproyeksikan turun sekitar 0,3%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya adopsi energi terbarukan, khususnya di China yang mungkin dapat menurunkan permintaan batu bara sejak 2016," kata Srivastava kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).