Pemberontak Suriah

Poros Perlawanan Iran Runtuh dengan Tumbangnya Presiden Assad di Suriah

Poros Perlawanan Iran Runtuh dengan Tumbangnya Presiden Assad di Suriah

()

SELAMA sekitar 40 tahun tahun terakhir, Iran mengerahkan para ahli militer terbaiknya, dana miliaran dolar, dan persenjataan canggih untuk sebuah proyek besar, yaitu melawan kekuatan Amerika Serikat (AS) dan Israel di Timur Tengah melalui apa yang disebutnya sebagai “poros perlawanan”.

Aliansi itu, yang terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintahan yang sepemahaman di lima negara Timur Tengah. Aliansi itu memungkinkan Iran memperluas pengaruhnya ke barat hingga ke Laut Tengah dan ke selatan hingga ke Laut Arab.

Siapa Saja Faksi-faksi Bersenjata di Suriah?

Siapa Saja Faksi-faksi Bersenjata di Suriah?

()

PARA pemberontak menguasai Suriah dan memaksa Presiden Bashar Al Assad kabur dari negara tempat keluarganya memerintah dengan tangan besi sejak awal tahun 1970-an atau selama setengah abad lebih.

Serangan mendadak aliansi para pemberontak Suriah yang dimulai jelang akhir November lalu akhirnya menumbangkan rezim Assad pada 8 Desember ini setelah lebih dari satu dekade berlangsung perang saudara.

Para pemberontak Suriah punya keinginan yang sama untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Assad. Namun di luar hal itu, mereka tidak punya banyak kesamaan yang lain. Ideologi, keyakinan politik, dan pendukung internasional mereka sangat berbeda, bahkan bertentangan.

Apa Kepentingan dan yang Dilakukan Israel, Turkiye, dan AS di Suriah?

Apa Kepentingan dan yang Dilakukan Israel, Turkiye, dan AS di Suriah?

()

SAAT aliansi para pemberontak mencoba untuk membentuk pemerintahan transisi di Suriah, faksi-faksi bersenjata dan berbagai kekuatan asing masih bertempur untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pasukan pemerintah yang mundur atau kabur.

Para pejuang Kurdi di Suriah utara yang didukung Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu (11/12/2024) bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata yang ditengahi AS di Manbij, kota tempat mereka bertempur untuk menangkis gempuran pasukan yang didukung Turkiye.

Sementara itu, militer Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap aset-aset militer Suriah di sejumlah lokasi di negara itu dalam beberapa hari terakhir. Israel beralasan, mereka ingin mencegah aset-aset militer itu jatuh ke tangan para ekstremis.

Gelombang Pertama Evakuasi WNI dari Suriah Selesai, 37 Orang Tiba di Tanah Air dengan Selamat

Gelombang Pertama Evakuasi WNI dari Suriah Selesai, 37 Orang Tiba di Tanah Air dengan Selamat

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI berhasil melakukan evakuasi gelombang pertama warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah.

Dalam evakuasi gelombang pertama ini, 37 WNI berhasil tiba di Indonesia dengan selamat hari ini, Kamis (12/12/2024).

Mereka terdiri dari 35 WNI dan 2 staf pendamping dari Kedutaan Besar RI di Damaskus, Suriah.

"Para WNI berasal dari beberapa daerah yaitu, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Banten, dan Lampung," tulis Kemenlu RI, Kamis.

34 WNI yang Dievakuasi Dari Suriah Tiba di Indonesia

34 WNI yang Dievakuasi Dari Suriah Tiba di Indonesia

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha mengatakan, sebanyak 32 dari 37 WNI yang dievakuasi dari Suriah telah tiba di Indonesia.

"Sore ini alhamdulillah sudah tiba 34 WNI (terdiri dari), 32 WNI dan 2 staf pendamping dari KBRI Damaskus," ujar Judha dalam pesan singkat, Kamis (12/12/2024).

Dia mengatakan, tiga WNI lainnya menyusul menggunakan penerbangan yang berbeda dari Beirut, Lebanon ke Jakarta.

"Nanti malam akan tiba 3 lainnya. Sehingga total ada 37 WNI tiba hari ini," ucapnya.

Kepentingan Turkiye dengan Tumbangnya Rezim Presiden Assad di Suriah

Kepentingan Turkiye dengan Tumbangnya Rezim Presiden Assad di Suriah

()

PARA pengungsi Suriah di seantero Turkiye bersorak-sorai menyambut jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al Assad hari Minggu (8/12/2024). Banyak dari mereka melihat peristwa itu sebagai peluang untuk bisa kembali ke tanah air sendiri.

Kantor berita AP melaporkan, orang-orang mengibarkan bendera Suriah dan Turkiye di alun-alun utama Kilis, sebuah kota perbatasan di Turkiye selatan. Di Provinsi Hatay, yang juga terletak di perbatasan Suriah, banyak orang mengatakan sudah waktunya mereka pulang setelah bertahun-tahun tinggal di Turkiye, yang menampung sekitar tiga juta pengungsi Suriah.

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

()

Pasukan pemberontak Suriah, yang menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad, menemukan puluhan mayat dengan tanda-tanda bekas penyiksaan di dalam kamar mayat sebuah rumah sakit dekat ibu kota Damaskus. Mayat-mayat itu ditemukan di dalam kantong mayat yang diberi nomor dan beberapa ditulisi nama mereka.

Rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi Suriah, dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda, menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.

Pemberontak Suriah Buru Pejabat Rezim Assad yang Terlibat Penyiksaan

Pemberontak Suriah Buru Pejabat Rezim Assad yang Terlibat Penyiksaan

()

Pemimpin pasukan pemberontak Suriah mengatakan pemerintahan baru akan mengumumkan daftar nama mantan pejabat senior Damaskus yang terlibat dalam praktik penyiksaan terhadap rakyat selama rezim Presiden Bashar al-Assad berkuasa.

"Kami akan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberikan informasi tentang para perwira senior militer dan keamanan yang terlibat dalam kejahatan perang," ucap pemimpin pasukan pemberontak Suriah, Abu Mohammed al-Jolani, dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12/2024).

Jolani kini menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharra, saat menyampaikan pernyataan ke publik.

Mengapa Rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah Akhirnya Tumbang?

Mengapa Rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah Akhirnya Tumbang?

()

PEMERINTAHAN Presiden Bashar al-Assad di Suriah, yang dengan dukungan militer Iran dan Rusia telah menghadapi pasukan pemberontak selama satu dekade lebih, akhirnya tumbang dengan kecepatan mencengangkan pada hari Minggu (8/12/2024) pagi setelah pasukan oposisi menguasai ibu kota negara itu, Damaskus.

Assad, seorang otoriter yang tega membunuh rakyatnya sendiri dengan gas beracun dalam perang perang saudara yang berlangsung selama 13 tahun itu, kabur meninggalkan negaranya saat pasukan pemberontak mendekati Damaskus.

Pada Minggu malam, media pemerintah Rusia dan dua pejabat Iran mengatakan Assad telah tiba di Rusia. Media pemerintah Rusia melaporkan, Assad dan keluarganya telah diberikan suaka politik.

Wanti-wanti untuk WNI di Suriah Kala Pemberontak Gulingkan Rezim

Wanti-wanti untuk WNI di Suriah Kala Pemberontak Gulingkan Rezim

()

Pemberontak Suriah telah menggulingkan rezim pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus mewanti-wanti WNI agar tetap berada di rumah.

Sebagaimana diketahui, ibu kota Damaskus telah direbut oleh pemberontak Suriah. Mereka juga mengumumkan jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.

"Tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri," kata pemberontak bersenjata dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

"Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad," sambung mereka.

Pemberontak juga membanggakan kejatuhan pemerintah Suriah yang konon sebagai ‘momen kebebasan setelah puluhan tahun penuh rasa sakit dan penderitaan’. Mereka mengajak warga negara Suriah untuk pulang kampung.

Siapa Abu Mohammed al-Jawlani yang Kini Kuasai Aleppo Suriah?

Siapa Abu Mohammed al-Jawlani yang Kini Kuasai Aleppo Suriah?

()

Kelompok Hayat Tahrir-Al Sham (HTS) kini menguasai Aleppo, kota kedua terbesar Suriah melalui serangan mendadak. Kelompok tersebut dipimpin Abu Mohammed al-Jawlani, sosok yang pernah membelot dari al-Qaeda dan ISIS.

HTS adalah salah satu kelompok penentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Kelompok yang kini telah menguasai sebagian besar wilayah barat laut Suriah tersebut merupakan jaringan al-Qaeda dan mendapat label "organisasi teroris" oleh banyak negara-negara lain.

Abu Mohammed al-Jawlani selaku pemimpin kelompok tersebut dituduh sebagai pelaku pelanggaran HAM.