Perang Israel Palestina

Menlu RI: Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Bukan Relokasi Permanen

Menlu RI: Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Bukan Relokasi Permanen

(2 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa upaya kemanusiaan yang ditawarkan kepada warga Palestina, terutama korban luka dan anak-anak yatim dari Gaza, bukanlah bentuk relokasi permanen.

Pernyataan ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, pada Kamis (10/4/2025), merespons kekhawatiran sejumlah pihak terkait kemungkinan pemindahan warga Palestina secara permanen dari Tanah Air mereka.

“Keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk ‘merelokasi’ rakyat Palestina dari tanah mereka,” ujar Sugiono, dikutip dari Antara.

Prabowo Singgung Gaza Saat Pidato di Parlemen Turkiye

Prabowo Singgung Gaza Saat Pidato di Parlemen Turkiye

(2 bulan yang lalu)

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan pidato resmi di hadapan parlemen Turkiye pada Kamis (10/4/2025), dalam kunjungan kenegaraannya ke Ankara.

Ini merupakan pidato internasional pertamanya sejak resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo tak hanya membahas hubungan bilateral, tetapi juga menyinggung situasi kemanusiaan di Gaza. Ia menyampaikan apresiasi atas sikap tegas Turkiye dalam membela rakyat Palestina.

“Saya datang ke Turkiye tidak hanya sebagai Presiden Republik Indonesia, tetapi juga sebagai sahabat, sebagai saudara,” kata Prabowo di hadapan anggota parlemen Turkiye, pejabat tinggi negara, serta para tamu undangan.

7 Anak dari 1 Keluarga Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

7 Anak dari 1 Keluarga Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

(2 bulan yang lalu)

GAZA, KOMPAS.com – Serangan udara yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza pada Jumat (11/4/2025) dini hari kembali menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya sepuluh orang tewas, termasuk tujuh anak-anak dari satu keluarga.

Serangan tersebut menyasar sebuah rumah milik keluarga Al Farra yang terletak di pusat Khan Younis, wilayah selatan Jalur Gaza.

"Sepuluh orang, termasuk tujuh anak-anak, dibawa ke rumah sakit sebagai martir setelah serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarga Al Farra di pusat Khan Younis," kata juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada AFP.

Sekjen PBB Sebut Gaza Kini seperti Ladang Pembantaian

Sekjen PBB Sebut Gaza Kini seperti Ladang Pembantaian

(2 bulan yang lalu)

GAZA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengungkapkan bahwa Gaza saat ini telah menjadi "ladang pembantaian" karena terus terhambatnya pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Dalam sambutannya pada Selasa (8/4/2025), Guterres menegaskan bahwa lebih dari sebulan telah berlalu tanpa adanya bantuan yang masuk ke Gaza.

Hal ini disebabkan oleh blokade yang diberlakukan oleh Israel, yang membatasi masuknya makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lainnya.

"Lebih dari sebulan penuh telah berlalu tanpa setetes pun bantuan ke Gaza," ujar Guterres, seperti dilaporkan AFP pada Rabu (9/4/2025). Dia menyebutkan bahwa ketika bantuan kemanusiaan terhenti, "pintu air kengerian terbuka kembali," yang menggambarkan dampak buruk dari kekurangan bantuan tersebut.

Trump: Relokasi Warga Gaza untuk Membentuk Zona Kebebasan

Trump: Relokasi Warga Gaza untuk Membentuk Zona Kebebasan

(2 bulan yang lalu)

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan agar warga Palestina yang tinggal di Gaza dipindahkan ke negara-negara lain.

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan di Oval Office dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (7/4/2025).

Trump mengungkapkan bahwa pemindahan warga Palestina dari Gaza akan memberikan kesempatan bagi wilayah tersebut untuk menjadi "zona kebebasan."

Ia menjelaskan bahwa Gaza, meski merupakan kawasan strategis, selama ini identik dengan kekerasan, kematian, dan kekuasaan Hamas.

Bagaimana Hubungan Negara-negara Arab dengan Palestina?

Bagaimana Hubungan Negara-negara Arab dengan Palestina?

(2 bulan yang lalu)

KOMPAS.com - Negara-negara Arab memiliki posisi yang kompleks dan beragam terkait perjuangan Palestina, yang dipengaruhi oleh faktor sejarah, politik, dan dinamika kawasan.

Secara umum, meskipun dukungan terhadap Palestina tetap ada, banyak negara Arab yang menghadapi tantangan internal dan dinamika regional yang memengaruhi kebijakan mereka.

Yordania telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak pengungsi Palestina sejak 1948.

Meskipun pernah menjadi basis utama PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) pada 1960-an, ketegangan internal dan ancaman terhadap stabilitas kerajaan membuat Yordania terpaksa mengambil langkah hati-hati dalam hubungan dengan Palestina.

Presiden Perancis Bahas Situasi Gaza dengan Pemimpin Mesir dan Raja Yordania

Presiden Perancis Bahas Situasi Gaza dengan Pemimpin Mesir dan Raja Yordania

(2 bulan yang lalu)

CAIRO, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Sabtu (5/4/2025) mengumumkan rencananya mengadakan pertemuan puncak trilateral terkait situasi di Gaza.

Pertemuan ini akan melibatkan Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi dan Raja Yordania Abdullah II.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan, ketika Israel berusaha merebut wilayah-wilayah di Gaza setelah kegagalan gencatan senjata yang berlangsung singkat dalam perangnya dengan Hamas.

Macron menjelaskan, serangan Israel ini merupakan strategi untuk memaksa kelompok bersenjata Palestina membebaskan para sandera yang masih ditahan.

Israel Akui Salah Tembak, Tewaskan 15 Petugas Medis di Gaza

Israel Akui Salah Tembak, Tewaskan 15 Petugas Medis di Gaza

(2 bulan yang lalu)

GAZA, KOMPAS.com - Tentara Israel mengakui kesalahan dalam serangan yang menewaskan 15 petugas medis di Gaza selatan pada 23 Maret 2025.

Serangan tersebut menargetkan konvoi ambulans dari Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran yang menuju Rafah.

Pada awalnya, Israel menyatakan bahwa tembakan dilepaskan karena kendaraan konvoi mendekat dengan cara yang mencurigakan, tanpa lampu yang menyala, di tengah kegelapan.

Namun, rekaman video yang dibagikan oleh New York Times menunjukkan bahwa konvoi tersebut menyalakan lampu saat merespons panggilan darurat.

Remaja Pelempar Batu yang Ditembak Mati Israel Warga Palestina-AS

Remaja Pelempar Batu yang Ditembak Mati Israel Warga Palestina-AS

(2 bulan yang lalu)

TURMUS AYYA, KOMPAS.com - Pasukan Israel menembak mati seorang remaja yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) di Tepi Barat pada Minggu (6/4/2025). 

Meski demikian, militer Israel menyatakan bahwa mereka menembak mati seorang "teroris" yang diduga melemparkan batu ke mobil.

"Omar Muhammad Saadeh Rabee, seorang remaja berusia 14 tahun yang tewas di Turmus Ayya, memegang kewarganegaraan AS," ungkap wali kota setempat, Lafi Shalabi, kepada AFP.

Menurut pernyataan militer Israel, selama operasi kontra-terorisme di Turmus Ayya, tentara mengidentifikasi tiga teroris yang melemparkan batu ke arah jalan raya, yang dapat membahayakan keselamatan pengemudi.

Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina yang Lempar Batu di Tepi Barat

Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina yang Lempar Batu di Tepi Barat

(2 bulan yang lalu)

HUSAN, KOMPAS.com - Seorang remaja Palestina tewas setelah melemparkan batu ke arah pasukan Israel di dekat Husan, Tepi Barat, pada Kamis (3/4/2025) malam.

Peristiwa tersebut berlanjut dengan tindakan pasukan Israel yang menembak mati remaja itu, yang diidentifikasi sebagai Yussef Zaoul, pada Jumat (4/4/2025).

Menurut keterangan tentara Israel pada Kamis malam, beberapa orang melemparkan batu ke arah Jalan 375, yang terletak dekat dengan Husan.

Pasukan Israel yang beroperasi di daerah tersebut membalas dengan tembakan yang menewaskan satu orang dan melukai seorang lainnya. Tentara juga menangkap sejumlah orang, tetapi hingga saat ini mereka belum dikembalikan.