Petronas

Petronas Resmi Investasi di Lapangan Hidayah, Pengamat: Angin Segar Lifting Minyak

Petronas Resmi Investasi di Lapangan Hidayah, Pengamat: Angin Segar Lifting Minyak

()

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menilai tercapainya keputusan investasi akhir (FID) pengembangan Lapangan Hidayah menjadi angin segar untuk meningkatkan lifting minyak nasional. 

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar mengingatkan Petronas Indonesia untuk mampu mengejar target on stream lapangan di Wilayah Kerja North Madura II itu pada akhir 2026.SKK Migas pun telah meminta perusahaan asal Malaysia itu mempercepat target on stream menjadi pada 2026 dari sebelumnya pada kuartal I/2027.Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar mengingatkan Petronas untuk konsisten menjalankan work program & budget (WP&B) untuk dapat mencapai target."Serta SKK Migas harus mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di lapangan dan memitigasi setiap potensi hambatan," kata Bisman kepada Bisnis, Kamis (9/1/2025).Di sisi lain, Bisman juga mengingatkan pemerintah harus mampu menciptakan iklim usaha hulu migas yang menarik. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan jaminan kepastian hukum dan mendukung jika ada masalah terkait dengan daerah, lingkungan dan masyarakat.Terlepas dari hal itu, Bisman menilai persetujuan investasi Petronas di Lapangan Hidayah merupakan angin segar untuk peningkatan lifting nasional.Adapun, produksi di Lapangan Hidayah diharapkan berada pada kisaran 8.973 barel minyak per hari (bopd) dan akan meningkat menjadi 25.276 bopd saat mencapai puncak produksi (peak production).Menurut Bisman, dengan potensi kontribusi tersebut Petronas bisa menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan lifting kelima terbesar di Tanah Air."Kita berharap target ini bisa terpenuhi, oleh karena itu SKK Migas dan pemerintah harus mendorong dan mengantisipasi potensi hambatan yang terjadi," tambah Bisman.Senada, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal juga mengatakan, potensi produksi sebesar 25.276 bopd di Lapangan Hidayah oleh Petronas menjadi kabar baik guna mengejar target produksi 1 juta bopd pada 2030.Oleh karena itu, dia berharap semakin banyak KKKS lain yang melakukan eksplorasi di lapangan lain. "Jadi pekerjaannya masih banyak, masih jauh, mencapai 1 juta barel di 2030, Pak Menteri [bahkan] ingin lebih cepat di 2029," kata Moshe.Sebelumnya, Petronas telah meraih persetujuan FID untuk pengembangan lapangan Hidayah. Adapun, pengelolaan lapangan tersebut akan dilakukan oleh anak usaha Petronas, yakni PC North Madura II Ltd. PC North Madura II Ltd. merupakan operator yang memegang 100% partisipasi interest dalam kontrak bagi hasil ini.Kepala SKK Migas Djoko Siswato mengatakan, Petronas sudah menyetujui FID Lapangan Hidayah pada 30 Oktober 2024. Dia juga menyebut penemuan pertama di lapangan yang berlokasi 7 kilometer di utara Pulau Madura itu terjadi pada 7 Januari 2021 melalui pengeboran perdana di sumur Hidayah 1. Kemudian, PoD I lapangan ini disetujui pada 30 Desember 2022.Adapun, nilai investasi yang digelontorkan Petronas untuk Lapangan Hidayah mencapai US$3,5 miliar atau setara Rp56,78 triliun asumsi kurs Rp16.225 per dolar AS.Djoko pun mengingatkan salah satu tantangan yang dihadapi industri hulu migas Indonesia saat ini adalah bagaimana mempercepat tata waktu eksploitasi, dari penemuan cadangan sampai produksi dimulai.Oleh karena itu, tantangan ini harus bisa dijawab di Lapangan Hidayah. Apalagi pemerintah dan Petronas akan terus berpegang pada target onstream di akhir 2026."Tim manajemen proyek SKK Migas dan Petronas perlu mengawal pencapaian target ini dengan ketat sehingga tidak terjadi penundaan," ucap Djoko.Dia menuturkan pengembangan lapangan dan pembangunan fasilitas produksi di Lapangan Hidayah bertujuan untuk memproduksikan perkiraan cadangan minyak sebesar 88,55 juta barel minyak bumi (MMSTB) hingga 2041. 

Petronas Investasi Rp56 Triliun di Ladang Minyak Madura, Segini Rencana Produksinya

Petronas Investasi Rp56 Triliun di Ladang Minyak Madura, Segini Rencana Produksinya

()

Bisnis.com, JAKARTA - Petronas, perusahaan migas asal Malaysia, siap mengejar target on stream Lapangan Hidayah di Wilayah Kerja North Madura II pada akhir 2026.

Vice President of International Assets of Upstream Petronas Hazli Sham Kassim mengatakan, investasi perusahaan dalam menggarap Lapangan Hidayah menjadi komitmen kerja sama dengan Indonesia."Ini adalah bukti komitmen jangka panjang Petronas terhadap Indonesia. Hubungan yang kuat antara Malaysia dan Indonesia memberikan makna yang mendalam pada proyek ini, memposisikannya sebagai batu loncatan untuk pertumbuhan masa depan di kawasan ini," ucap Hazli dalam acara Final Investment Decision (FID) Engagement For the Hidayah Development Project Petronas Indonesia di Jakarta, Kamis (9/1/2025).Nilai investasi yang digelontorkan Petronas untuk Lapangan Hidayah mencapai US$3,5 miliar atau setara Rp56,78 triliun (asumsi kurs Rp16.225 per dolar AS).Hazli pun menyebut, produksi minyak pada Lapangan Hidayah berada di kisaran 8.973 barel minyak per hari (bopd) dan akan meningkat menjadi 25.276 bopd saat mencapai puncak produksi (peak production).Dia pun optimistis bisa mengerjakan proyek tersebut secara maksimal. Apalagi, Petronas telah memiliki lebih dari 300 tenaga kerja yang andal."Latar belakang saya juga sebagai insinyur perminyakan. Saya melihat datanya. Anda tahu, Hidayah memiliki potensi besar," kata Hazli.Dia juga menambahkan bahwa penggarapan Lapangan Hidayah merupakan proyek terbesar yang ditangani oleh Petronas Indonesia."Menurut saya proyek Hidayah ini adalah proyek terbesar sejak proyek yang kita lakukan tahun 2014 hingga 2016, saat saya di sini," katanya.Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Djoko Siswato menuturkan, Petronas sudah menyetujui keputusan investasi akhir (FID) Lapangan Hidayah pada 30 Oktober 2024. Dia juga menyebut penemuan pertama di lapangan yang berlokasi 7 kilometer di utara Pulau Madura itu terjadi pada 7 Januari 2021 melalui pengeboran perdana di Sumur Hidayah 1. Kemudian, PoD I lapangan ini disetujui pada 30 Desember 2022.Oleh karena itu, tantangan ini harus bisa dijawab di Lapangan Hidayah. Apalagi pemerintah dan Petronas akan terus berpegang pada target on stream pada akhir 2026."Tim manajemen proyek SKK Migas dan Petronas perlu mengawal pencapaian target ini dengan ketat sehingga tidak terjadi penundaan," ucap Djoko.

SKK Migas Minta Petronas Percepat Produksi Lapangan Hidayah

SKK Migas Minta Petronas Percepat Produksi Lapangan Hidayah

()

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala SKK Migas Djoko Siswato meminta Petronas Indonesia mempercepat target on stream Lapangan Hidayah menjadi pada akhir 2026. Semula, target on stream blok migas yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II itu dijadwalkan pada kuartal I/2027.

"Sesuai PoD [plan of development], target on stream lapangan ini adalah buatan pertama tahun 2027. Tapi kita berupaya agar supaya tanggal 31 Desember tahun depan sudah onstream," kata Djoko dalam acara Final Investment Decision (FID) Engagement For the Hidayah Development Project Petronas Indonesia di Jakarta, Kamis (9/1/2025).