PLN

RI Mulai Produksi Baterai 2026, Erick Thohir: Sudah Ada Calon Pembeli

RI Mulai Produksi Baterai 2026, Erick Thohir: Sudah Ada Calon Pembeli

()

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan patungan besutan PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) dan unit bisnis CATL, CBL International Development Pte Ltd. disebut sudah mengantongi calon pembeli. 

IBC dan unit bisnis CATL secara resmi membentuk perusahaan patungan atau joint venture manufaktur sel baterai. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, pada 16 Oktober 2024.

Dalam kerja sama tersebut, IBC yang merupakan perusahaan patungan dari PT aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), terlibat dalam rantai nilai di segmen hilir antara lain manufaktur material baterai, manufaktur sel baterai, dan daur ulang baterai. 

Skema Baru Subsidi BBM  Listrik Masih Menunggu Data Pertamina dan PLN

Skema Baru Subsidi BBM Listrik Masih Menunggu Data Pertamina dan PLN

()

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan skema baru penyaluran subsidi BBM dan listrik bakal diputuskan usai pendataan dari PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), hingga BPH Migas rampung.Hal itu disampaikan Bahlil dalam konferensi pers rapat koordinasi skema subsidi tepat sasaran bersama kementerian/lembaga terkait di Kantor Kementerian ESDM, Senin (4/11/2024).Bahlil menuturkan saat ini pemerintah masih mengkaji skema penyaluran subsidi BBM dan listrik yang ideal. Menurutnya, keputusan harus diambil secara hati-hati.  "Kami masih melakukan exercise yang mendalam karena kita harus hati-hati. Karena kita harus menunggu laporan dari teman-teman dari Pertamina, BPH Migas, dan PLN secara mendalam," ucap Bahlil.Dia pun memastikan pengkajian laporan dari Pertamina, PLN, dan BPH Migas itu bisa rampung dalam satu pekan ke depan. Adapun, jika sudah rampung, Bahlil bakal segera melapor kepada Presiden Prabowo Subianto."Kalau sudah selesai dalam waktu tidak lama, 1 minggu dari sekarang, itu sudah ada formulasinya yang tepat untuk kami laporkan kepada Bapak Presiden," jelasnya.Khusus BBM, Bahlil pun sebelumnya mengungkapkan pemerintah menyiapkan dua opsi penyaluran subsidi yang sedang dikaji.Pertama, penyaluran secara langsung kepada masyarakat dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). Dengan konsep ini maka BBM akan dipasarkan di harga pasar, sementara masyarakat miskin akan membeli dengan harga pasar ditambah uang BLT.  Kedua, skema kombinasi antara BLT dan subsidi terbuka seperti yang berlaku saat ini. Artinya, pada opsi kedua harga BBM dinaikkan lebih tinggi namun masih subsidi yang kemudian kenaikkan harganya dikompensasi lewat BLT.Bahlil pun menilai opsi penyaluran BBM subsidi menjadi BLT menjadi pilihan paling kuat."BLT-nya salah satu opsi dan akan diputuskan nanti pada hari yang tepat. Dan opsinya saya pikir lebih mengerucut ke sana," katanya.Wacana mengubah skema penyaluran subsidi energi dilakukan agar tepat sasaran. Maklum, subsidi energi masih dinikmati oleh orang mampu alias tak berhak.Bahlil menyebut, pemerintah saat ini mengalokasikan dana untuk subsidi energi sebesar Rp435 triliun yang terdiri atas subsidi BBM, LPG, dan listrik. Akan tetapi, Bahlil melihat penyaluran subsidi dengan nominal jumbo itu masih belum tepat sasaran. Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut seharusnya subsidi energi didapatkan oleh masyarakat yang berhak menerima. Namun, kenyataannya subsidi energi masih dinikmati oleh masyarakat kelas atas. Dia mengatakan, penyaluran subsidi energi yang tepat sasaran juga menjadi arahan dari Prabowo kepada dirinya. "Dari subsidi BBM dan listrik Itu melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran. Tujuan subsidi itu kan adalah diberikan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi," tutur Bahlil. 

Indef Sebut Kinerja PLN Masih Terjaga di Tengah Tantangan Ekonomi dan Tarif Listrik

Indef Sebut Kinerja PLN Masih Terjaga di Tengah Tantangan Ekonomi dan Tarif Listrik

()

Bisnis.com, JAKARTA - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menilai kinerja PT PLN (Persero) masih tetap terjaga di tengah tantangan tarif listrik.

Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development Indef, Abra Talattov, memberikan respons positif terhadap kinerja keuangan PLN di tengah tantangan ekonomi pada kuartal III/2024.

“Saat Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dan indeks manufaktur merosot. Namun pendapatan PLN justru naik 12,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaikannya bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi,” kata Abra dalam keterangan resminya, Sabtu (2/11/2024).

Banjir Peminat, PLN Journalist Awards 2024 Perpanjang Pendaftaran

Banjir Peminat, PLN Journalist Awards 2024 Perpanjang Pendaftaran

()

Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut tingginya antusiasme para jurnalis dalam berpartisipasi pada ajang PLN Journalist Award (PJA) 2024, PT PLN (Persero) memperpanjang masa pendaftaran, yang semula berakhir pada 31 Oktober 2024 menjadi 14 November 2024.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perpanjangan masa pendaftaran dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi para jurnalis untuk mengirimkan karya terbaiknya dalam PJA 2024.

"Melihat antusiasme yang begitu tinggi dari insan pers dalam mengikuti PLN Journalist Award, kami ingin memberikan kesempatan lebih luas bagi para jurnalis yang belum sempat mengirimkan karyanya. Kami memperpanjang batas waktu pendaftaran hingga 14 November,” ujar Darmawan.

Prabowo Panggil Bos Pertamina dan PLN, Minta Ubah Skema Penyaluran jadi Subsidi Langsung

Prabowo Panggil Bos Pertamina dan PLN, Minta Ubah Skema Penyaluran jadi Subsidi Langsung

()

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto disebut akan mengubah skema penyaluran subsidi energi yakni langsung ke penerima. 

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan, Presiden Prabowo menggelar rapat bersama dengan sejumlah menteri dan kepala badan guna membahas subsidi nenergi.

Pada ratas tersebut, Prabowo meminta para menteri dan kepala badan agar mempertajam soal pemberian subsidi agar lebih tepat sasaran baik penerima dan alokasinya.

Hasan juga membenarkan bahwa nantinya skema pemberian subsidi akan langsung ke masyarakat penerima manfaat. 

Pendanaan EBT Kurang, Penyesuaian Tarif Listrik hingga Insentif Pajak Diperlukan

Pendanaan EBT Kurang, Penyesuaian Tarif Listrik hingga Insentif Pajak Diperlukan

()

Bisnis.com, JAKARTA - Institute Essential for Services Reform (IESR) menilai keterbatasan kemampuan investasi PT PLN (Persero) menjadi salah satu hambatan utama dalam mengakselerasi pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).  

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, margin usaha yang bisa diinvestasikan juga kecil. Menurutnya, margin usaha yang bisa diinvestasikan itu hanya sebesar US$2 miliar hingga US$3 miliar per tahun. 

"Idealnya PT PLN memiliki equity US$5 miliar hingga US$6 miliar per tahun. Selain itu, karena tingkat utang PLN besar, ada keterbatasan menarik pinjaman baru," kata Fabby kepada Bisnis, Selasa (29/10/2024). 

PLN Raup Laba Bersih Rp25,13 Triliun Sepanjang Kuartal III/2024

PLN Raup Laba Bersih Rp25,13 Triliun Sepanjang Kuartal III/2024

()

Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp25,13 triliun sepanjang kuartal III/2024, turun 3,3% dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp25,98 triliun.

Melansir laporan keuangan akhir September 2024, yang dirilis Senin (25/10/2024), PLN bersama entitas anak membukukan pendapatan usaha sebesar Rp402,56 triliun atau meningkat 12,42% dari kuartal III/2023 yang meraih Rp358,07 triliun.

Pendapatan usaha PLN disuplai oleh penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp261,58 triliun, tumbuh 6,91% year on year (YoY) dari realisasi tahun lalu Rp244,66 triliun.