Presiden Suriah Digulingkan

Bagaimana Poros Perlawanan Iran Bisa Berantakan?

Bagaimana Poros Perlawanan Iran Bisa Berantakan?

()

IRAN membangun apa yang disebut sebagai "poros perlawanan" selama empat dekade terakhir. Poros itu merupakan sebuah aliansi informal antara Iran dan kelompok-kelompok serta negara-negara di Timur Tengah yang memiliki sikap oposisi terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS), Israel, dan sekutu mereka di kawasan itu.

Poros tersebut berpusat pada ideologi anti-Israel, anti-Amerika, dan sering kali berlandaskan solidaritas atas dasar keyakinan Syiah, meskipun mencakup pula aktor-aktor dari berbagai latar belakang.

Poros itu terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintah di Suriah, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Hamas di Gaza (Palestina), milisi-milisi di Irak, dan kelompok Houthi di Yaman. Tujuan utamanya adalah menantang pengaruh AS dan Israel di kawasan, memperluas pengaruh Iran hingga ke arah Laut Tengah dan Laut Arab.

Apa Kepentingan dan yang Dilakukan Israel, Turkiye, dan AS di Suriah?

Apa Kepentingan dan yang Dilakukan Israel, Turkiye, dan AS di Suriah?

()

SAAT aliansi para pemberontak mencoba untuk membentuk pemerintahan transisi di Suriah, faksi-faksi bersenjata dan berbagai kekuatan asing masih bertempur untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pasukan pemerintah yang mundur atau kabur.

Para pejuang Kurdi di Suriah utara yang didukung Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu (11/12/2024) bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata yang ditengahi AS di Manbij, kota tempat mereka bertempur untuk menangkis gempuran pasukan yang didukung Turkiye.

Sementara itu, militer Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap aset-aset militer Suriah di sejumlah lokasi di negara itu dalam beberapa hari terakhir. Israel beralasan, mereka ingin mencegah aset-aset militer itu jatuh ke tangan para ekstremis.

Kepentingan Turkiye dengan Tumbangnya Rezim Presiden Assad di Suriah

Kepentingan Turkiye dengan Tumbangnya Rezim Presiden Assad di Suriah

()

PARA pengungsi Suriah di seantero Turkiye bersorak-sorai menyambut jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al Assad hari Minggu (8/12/2024). Banyak dari mereka melihat peristwa itu sebagai peluang untuk bisa kembali ke tanah air sendiri.

Kantor berita AP melaporkan, orang-orang mengibarkan bendera Suriah dan Turkiye di alun-alun utama Kilis, sebuah kota perbatasan di Turkiye selatan. Di Provinsi Hatay, yang juga terletak di perbatasan Suriah, banyak orang mengatakan sudah waktunya mereka pulang setelah bertahun-tahun tinggal di Turkiye, yang menampung sekitar tiga juta pengungsi Suriah.

Bagaimana Pemberontak Suriah Menggulingkan Presiden Bashar Al Assad dan Apa Peran Turkiye?

Bagaimana Pemberontak Suriah Menggulingkan Presiden Bashar Al Assad dan Apa Peran Turkiye?

()

SETELAH 13 tahun terlibat perang saudara, para pemberontak Suriah melihat kesempatan untuk menumbangkan rezim Presiden Bashar Al Assad. Dua sumber kantor berita Reuters mengatakan, sekitar enam bulan lalu, para pemberontak Suriah berkomunikasi dengan Turkiye tentang rencana serangan besar-besaran dan mereka kemudian merasa telah mendapat persetujuan secara implisit dari Turkiye.

Serangan para pemberontak Suriah baru mulai diluncurkan dua minggu lalu. Operasi itu secara kilat mencapai tujuannya yang pertama, yaitu merebut kota terbesar kedua Suriah, Aleppo. Pencapaian itu mengejutkan semua orang. Dari Aleppo, dalam waktu lebih dari seminggu, aliansi para pemberontak mencapai Damaskus dan pada hari Minggu (8/12/2024) mereka mengakhiri lima dekade kekuasaan keluarga Assad di Suriah.