SBN

Modal Asing Rp7,33 Triliun Masuk ke Indonesia Pekan Ini, Akhiri Tren Negatif

Modal Asing Rp7,33 Triliun Masuk ke Indonesia Pekan Ini, Akhiri Tren Negatif

()

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat Rp7,33 triliun modal asing masuk ke pasar keuangan Tanah Air selama pekan ini atau 9—14 Desember 2024. Data transaksi tersebut mengakhiri tren arus modal asing keluar dari Indonesia seperti yang terjadi beberapa pekan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso memerinci, sebenarnya ada aliran modal asing keluar dari pasar saham dan sekuritas rupiah BI (SRBI). Kendati demikian, dia mengatakan bahwa lebih banyak jumlah pembelian investor asing di pasar surat berharga negara (SBN).

Jatah Penarikan Utang Pemerintah 2024 Sisa Rp164,5 Triliun, Ekonom: Defisit Bakal Lebih Rendah

Jatah Penarikan Utang Pemerintah 2024 Sisa Rp164,5 Triliun, Ekonom: Defisit Bakal Lebih Rendah

()

Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi penarikan utang sepanjang Januari hingga November 2024 tercatat telah mencapai Rp438,6 triliun. Alhasil, jatah penarikan utang untuk membiayai APBN tahun ini tersisa Rp164,5 triliun.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan penarikan utang yang dilakukan pemerintah sepanjang 2024 akan lebih rendah dari target APBN tersebut. 

Yusuf mencatat jatah belanja pemerintah yang dapat direalisasikan sampai akhir tahun berjumlah Rp431 triliun, dengan realisasi belanja negara senilai Rp2.894,5 triliun per November 2024.

Yield SUN Tenor 10 Tahun Menuju 6,31% di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

Yield SUN Tenor 10 Tahun Menuju 6,31% di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun akan menguat bergerak turun pada 2025, ditopang dengan pemangkasan suku bunga.

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin memprediksi bahwa yield SUN pada tahun depan akan terdorong lebih rendah daripada tahun ini yang berada direntang 6,60%-7,20%.

"Menurut saya, rata-rata yield di tahun depan akan berkisar antara 6,31%-6,69% untuk tenor 10 tahun. Sebagai catatan, persentase tersebut adalah angka rata-rata," katanya saat ditanyai Bisnis, Kamis (12/12/2024).

SRBI  SBN Berisiko Tekan Daya Serap Surat Utang Korporasi pada 2025

SRBI SBN Berisiko Tekan Daya Serap Surat Utang Korporasi pada 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya penerbitan surat utang oleh pemerintah, baik melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) maupun Surat Berharga Negara (SBN), berisiko menekan daya serap surat utang korporasi pada 2025.

Kepala Divisi Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto memperkirakan penerbitan surat utang korporasi akan berada di bawah jatuh temponya pada 2025. Hal ini dipengaruhi oleh risiko persaingan dengan instrumen investasi lainnya, seperti surat utang pemerintah ataupun SRBI.

“Kompetisi di pasar antara pemerintah dengan korporasi akhirnya membuat penerbitan surat utang korporasi kurang terserap maksimal karena memang banyak investor, yang akhirnya lebih memilih menaruh uangnya pada aset-aset risk-free,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (11/12/2024).

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp483,6 Triliun per November 2024

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp483,6 Triliun per November 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melaporkan pemerintah telah melakukan penarikan utang baru sepanjang tahun ini hingga November 2024 mencapai Rp483,6 triliun.

Thomas menjelaskan pembiayaan utang yang mencakup 74,6% dari APBN 2024 tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto senilai Rp437,2 triliun dan pinjaman neto mencapai Rp46,4 triliun.

Keponakan Prabowo Subianto tersebut menegaskan pemerintah akan terus mengelola risiko pembiayaan utang.

"Kinerja pembiayaan ini terjaga dalam level terkendali dengan pengelolaan yang prudent dan kredibel serta tetap menjaga risiko dalam batas aman," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (11/12/2024).

Great Eastern Life Indonesia Ungkap Strategi Investasi pada 2025

Great Eastern Life Indonesia Ungkap Strategi Investasi pada 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Great Eastern Life Indonesia mengungkap strategi investasi pada 2025.

Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia, Hana mengungkapkan bahwa perusahaan terus mengikuti dinamika pasar untuk mengelola investasi secara optimal.

"Kami memanfaatkan peluang dari kondisi pasar, terutama di aset yang dinilai dapat memberikan hasil optimal bagi perusahaan dan mendukung kebutuhan para nasabah kami," kata Hana kepada Bisnis, Senin (10/12/2024).

Hana menyebut Great Eastern Life Indonesia akan menitikberatkan investasinya pada instrumen yang aman dan stabil, seperti obligasi pemerintah, untuk memastikan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan perlindungan para nasabah. Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan peluang investasi lain sesuai dengan kondisi pasar dan tujuan perusahaan. 

Kebutuhan Pembiayaan APBN 2025 Naik, Penerbitan SBN Makin Sedikit

Kebutuhan Pembiayaan APBN 2025 Naik, Penerbitan SBN Makin Sedikit

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kebutuhan anggaran yang semakin besar dalam APBN 2025 tercermin melalui rencana pembiayaan yang meningkat dari Rp648 triliun tahun ini menjadi Rp775,87 triliun pada tahun depan.

Hal tersebut sejalan dengan pagu belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang mencapai Rp3.621,3 triliun atau meningkat Rp296,2 triliun dari APBN 2024.

Mencermati rincian pembiayaan utang, langkah pemerintah untuk membiayai program di awal pemerintahan Prabowo Subianto melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) justru turun.

Mayoritas Mata Uang Asia Menghijau, Rupiah Dibuka di Level Rp15.921 per Dolar AS

Mayoritas Mata Uang Asia Menghijau, Rupiah Dibuka di Level Rp15.921 per Dolar AS

()

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.921 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan naik 0,10% atau 16 poin ke posisi Rp15.921 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,10% ke posisi 106,242.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14%, dolar Singapura menguat sebesar 0,04%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,42%, peso Filipina menguat 0,12%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,22%, dan baht Thailand menguat 0,06%.