Sinar Mas

Smartfren Mau Bubar Karena Merger XLSmart, Intip Deretan Investor Kakap FREN

Smartfren Mau Bubar Karena Merger XLSmart, Intip Deretan Investor Kakap FREN

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dan PT Smart Telecom (ST) diketahui akan dibubarkan akibat merger dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). Sejumlah investor kakap seperti Vanguard hingga BlackRock tercatat masih menggenggam saham FREN hingga pengumuman kesepakatan merger terjadi. 

Melansir data Bloomberg, perusahaan investasi Vanguard menjadi salah satu pemegang saham terbesar FREN. Perusahaan besutan John Bogle ini masih mengantongi sebanyak 465,32 juta saham FREN pada Desember 2024. 

Akan tetapi, kepemilikan Vanguard di FREN tercatat terus berkurang. Pada Juli tahun ini, misalnya, Vanguard tercatat masih menggenggam sebanyak 6,19 miliar saham FREN. 

Pangsa Pasar Merger XL Axiata EXCL dan Smartfren FREN Bakal Pacu Indosat ISAT

Pangsa Pasar Merger XL Axiata EXCL dan Smartfren FREN Bakal Pacu Indosat ISAT

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyampaikan aksi penggabungan usaha atau merger yang dilakukan perseroan dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom akan menghasilkan perusahaan yang memiliki pangsa pasar sebesar 27% atau mendekati kompetitornya yaitu PT Indosat Tbk. (ISAT).

Group CEO & Managing Director Axiata Vivek Sood menjelaskan merger ini akan membuat EXCL memiliki skala yang jauh lebih besar dan kekuatan komersial yang lebih kuat. 

Bos Sinar Mas Franky O. Widjaja Bicara Soal Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)

Bos Sinar Mas Franky O. Widjaja Bicara Soal Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)

()

Bisnis.com, JAKARTA — Bos Sinar Mas Group Franky O. Widjaja angkat bicara soal merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom menjadi entitas bernama PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL).

Franky yang juga menjabat sebagai Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology menyatakan merger tersebut merupakan upaya penting yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi, termasuk untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital.

Akhirnya Terungkap, Ini Skema Merger XL Axiata (EXCL), Smartfren (FREN), dan Smart Telecom

Akhirnya Terungkap, Ini Skema Merger XL Axiata (EXCL), Smartfren (FREN), dan Smart Telecom

()

Bisnis.com, JAKARTA — Skema merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom (ST) akhirnya terungkap. Tiga korporasi di sektor operator telekomunikasi itu akan digabungkan dan XL menjadi entitas yang menerima penggabungan. 

Dalam prospektus merger yang dipublikasikan Rabu (11/12/2024), manajemen tiga korporasi itu menyampaikan merger XL, Smartfren, dan ST ditempuh dengan pertimbangan manfaat strategis, operasional, dan keuangan yang signifikan. 

Adapun, transaksi penggabungan usaha antara XL, Smartfren, dan ST akan ditempuh dengan membentuk perusahaan yang menerima penggabungan. 

Emiten Grup Sinar Mas (DSSA) Buka Peluang Stock Split Saham Lagi

Emiten Grup Sinar Mas (DSSA) Buka Peluang Stock Split Saham Lagi

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membuka peluang untuk kembali melaksanakan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dalam 2-3 tahun ke depan. 

DSSA telah melaksanakan stock split dengan rasio 1 10 pada Juli 2024 lalu. Dalam aksi stock split itu, nilai nominal saham DSSA yang sebelumnya Rp250 menjadi Rp25 per saham.

Sebelum stock split harga saham DSSA dibanderol Rp290.000 per saham dan berubah menjadi Rp29.000 per saham pada 18 Juli 2024 atau awal perdagangan saham setelah pemecahan nilai nominal saham. 

Emiten Grup Sinar Mas (DSSA) Bidik EBITDA US$800 Juta Tahun Ini

Emiten Grup Sinar Mas (DSSA) Bidik EBITDA US$800 Juta Tahun Ini

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) hingga US$800 juta pada 2024. 

Hingga kuartal III/2024, DSSA membukukan penurunan laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, DSSA mencatatkan laba bersih sebesar US$243,8 juta atau turun 34,41% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu US$371,7 juta.

Penurunan laba bersih DSSA terjadi seiring dengan turunnya pendapatan perseroan sebesar 45,22% year-on-year (YoY) menjadi US$2,24 miliar per September 2024 dari US$4,09 miliar dalam 9 bulan 2023.