Ironi Ketiadaan Anggaran Tunjangan Dosen
Informasi tidak adanya alokasi anggaran dalam pagu Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk tunjangan profesi dan tunjangan kinerja (tukin) dosen pada 2025 menjadi sebuah ironi. Kondisi ini dinilai sebagai bentuk lemahnya komitmen pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, dalam memuliakan profesi dosen dan membangun pendidikan tinggi yang berkualitas.
Apabila pemerintah menyebutkan kondisi anggaran negara menjadi alasan utama tidak dianggarkannya tunjangan tersebut, tentu saja alasan ini dinilai tidak cukup bijak, mengingat dosen merupakan garda terdepan dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang menjadi fondasi utama pembangunan bangsa. Ketiadaan tunjangan tersebut dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap motivasi dan profesionalisme dosen dalam menjalankan tugasnya.