Wayang

Kiprah Desa Sidowarno Lestarikan Budaya Wayang Kulit Didukung UNESCO

Kiprah Desa Sidowarno Lestarikan Budaya Wayang Kulit Didukung UNESCO

()

KLATEN.KOMPAS.com - Gelak tawa pria paruh baya beradu dengan suara tatah yang membentuk pola wayang, dari Punakawan, Gatotkaca, hingga Rama Shinta.

Itulah potret keseharian masyarakat di Dukuh Butuh, Desa Sidowarno Klaten yang bermatapencaharian sebagai perajin wayang.

Wayang menjadi warisan turun temurun bagi masyarakat Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Klaten. Sebagian masyarakat mulai menggeluti pekerjaan sebagai perajin wayang lima tahun setelah Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 1950.

Seiring waktu, masyarakat setempat berupaya mengembangkan keahlian mereka dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (Kube) Bima pada tahun 2009.