Apa Itu Palapa Ring? Ini Penjelasan dan Cakupan Wilayahnya
Pemerintah terus menggeber pembangunan infrastruktur konektivitas digital. Salah satunya dengan memperluas pemanfaatan jaringan Palapa Ring.
Diketahui, proyek Palapa Ring telah diresmikan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo pada Oktober 2019. Kehadirannya mendorong pemerataan konektivitas, dengan menghadirkan jaminan kualitas internet dan komunikasi yang berkualitas, aman, dan murah bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Simak penjelasan mengenai Palapa Ring, mulai dari tujuan dibangun, cakupan wilayah, hingga produk dan layanan yang ditawarkan berikut ini.
Palapa Ring adalah proyek infrastruktur jaringan tulang punggung (backbone) yang diinisiasi oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Proyek ini berupa pembangunan jaringan serat optik pita lebar nasional yang menggunakan teknologi fiber optik dan saluran radio gelombang mikro (microwave).
Menelusuri asal namanya, Palapa Ring diambil dari Sumpah Palapa legendaris, yang dikumandangkan oleh Patih Gadjah Mada. Dengan membawa misi yang sama, BAKTI Komdigi bertekad menyatukan Nusantara melalui infrastruktur komunikasi. Sementara kata ‘Ring’ dalam nama Palapa Ring adalah merujuk pada bentuk cincin yang bulat, dengan makna persatuan seluruh elemen.
Proyek Palapa Ring ini membentang dari Sabang di ujung Barat sampai Merauke di ujung Timur, dengan panjang 12.229 kilometer yang terdiri dari kabel optik darat dan bawah laut, serta segmen jaringan radio microwave sebanyak 55 hop.
Adanya proyek ’tol langit’ ini bertujuan untuk menghubungkan dan mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh kabupaten/kota di RI, bahkan hingga ke wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Dengan jumlah pulau mencapai 17.504 dan luas wilayah mencapai 1.91 juta persegi, maka tidak bisa dipungkiri RI membutuhkan teknologi yang dapat mengintegrasikan seluruh wilayah tersebut agar tidak ada kesenjangan antarwilayah.
Dengan adanya Palapa Ring, Indonesia berada di jalur yang lebih baik untuk mewujudkan pemerataan akses internet di seluruh wilayahnya. Sebelum Palapa Ring, akses internet yang cepat dan stabil hanya tersedia di kota-kota besar, sedangkan daerah-daerah terpencil sering kali terisolasi. Ketersediaan sinyal internet terbatas, sekalipun ada harganya relatif mahal.
Karena itu hadirnya ’tol langit’ diharapkan masyarakat yang berada di pelosok negeri bisa menikmati konektivitas yang sama dengan kota-kota besar. Apalagi mengingat di era serba digital seperti saat ini, jaringan internet yang cepat dan stabil sudah menjadi kebutuhan. Lebih jauh lagi, dalam jangka panjang Palapa Ring diharapkan dapat mempercepat transformasi digital, sehingga Indonesia lebih maju secara digital dan terhubung.
Pembangunan proyek ’tol langit’ Palapa Ring menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP). Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment, yang diprakarsai oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Palapa Ring menjadi proyek KPBU pertama di sektor telekomunikasi yang menerapkan skema ini, yang memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi. Adapun sumber dananya berasal dari dana kontribusi Universal Service Obligation (USO) untuk operasional Palapa Ring. Dana USO merupakan dana kontribusi perusahaan telekomunikasi dengan bobot 1,25% setiap kuartalnya.
Palapa Ring adalah proyek infrastruktur besar yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas digital di Indonesia. Cakupan wilayahnya sangat luas, melayani 57 kabupaten/kota di RI, bahkan hingga ke daerah yang sulit dijangkau.
Secara umum, cakupan wilayah Palapa Ring terbagi menjadi 3 paket, yakni
Palapa Ring Barat mulai beroperasi sejak Maret 2018 silam. Proyek ini menghadirkan jaringan backbone di 15 titik di bagian Barat RI, mencakup 5 Kota Layanan dan dengan 7 Kota Interkoneksi di bagian barat RI, seperti Dumai, Batam, Siak, Karimun dan wilayah lainnya. Palapa Ring Barat memiliki total panjang kabel fiber optik sepanjang 2.124 km, di mana 1.720 km merupakan panjang kabel bawah laut (submarine) dan 404 km panjang kabel terrestrial.
Bergeser ke wilayah Tengah, terdapat proyek Palapa Ring Paket Tengah yang telah beroperasi sejak 21 Desember 2018, mencakup 17 kota titik layanan dan 10 kota interkoneksi. Paket ini terdiri dari kabel fiber optik sepanjang 3.102 km (1.798 km kabel fiber optik submarine dan 1.304 km kabel fiber optik terestrial). Kehadirannya melayani jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah Tobelo, Kendari, Manado, Ternate dan sekitarnya.
Segmen Palapa Ring Timur meliputi wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Maluku, dan sekitarnya, dengan cakupan 35 kabupaten/kota layanan dan 16 kabupaten/kota interkoneksi. Paket ini mempunya total panjang jaringan 7.003 km (4.557 km kabel fiber optik submarine dan 2.446 km kabel fiber optik darat). Jaringan ini menjadi vital, mengingat banyak daerah di Indonesia Timur yang sebelumnya kesulitan dalam mengakses layanan internet berkualitas. Kini, dengan adanya Palapa Ring Timur, wilayah ini lebih mudah diakses secara digital, memfasilitasi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjadi badan pelaksana utama yang bertanggung jawab memastikan kelancaran proyek Palapa Ring berjalan sesuai dengan rencana. Dalam merealisasikan tujuan Palapa Ring, BAKTI Komdigi turut menggandeng sejumlah pihak lainnya.
Seperti PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) yang dipercaya mengelola Palapa Ring Paket Barat melalui anak usahanya yaitu PT Palapa Ring Barat (PRB). Selanjutnya ada PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI) yang ditunjuk sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP Palapa Ring Tengah. Di sisi lain, Palapa Ring Paket Timur dikelola oleh PT. Palapa Timur Telematika (PT. PTT)
Melalui jaringan Palapa Ring, pemerintah menyediakan layanan penyediaan kapasitas pita lebar (bandwidth) dan kabel serat optik pasif (dark fiber). Dengan produk dan layanan yang berfokus pada pada penyediaan layanan telekomunikasi dan internet yang berkualitas bagi warga.
Layanan sewa jaringan aktif backbone Palapa Ring dalam bentuk kapasitas bandwidth yang dibagi berdasarkan proyek dan besaran kapasitas yang ditawarkan. Untuk teknologi fiber optik pilihan satuan yang disewakan mulai dari 1 Gb, 10 Gb, STM-4, STM-16 dengan masa sewa minimum 1 tahun. Sementara itu untuk teknologi microwave disewakan dalam satuan 100 Mbps dan 250 Mbps dengan masa sewa minimum 1 tahun.
Layanan sewa jaringan pasif backbone Palapa Ring (dark fiber) dalam bentuk fisik core yang belum diberi cahaya. Adapun harga untuk layanan akan dihitung berdasarkan jumlah Pair Core per kilometer (inland / submarine) per tahun.
Layanan penempatan perangkat pelanggan pada fasilitas NOC/TS/INT Palapa Ring. Layanan kolokasi, baik indoor maupun outdoor hanya diberikan kepada pelanggan di lokasi di mana pelanggan menyewa kapasitas (bandwidth) ataupun dark fiber.
Pemerataan akses internet yang dibawa oleh Palapa Ring berperan sebagai katalisator dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memfasilitasi berbagai sektor untuk beradaptasi dengan transformasi digital, Palapa Ring bukan hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif. Daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi kini memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia digital.
Dengan konektivitas yang semakin luas, membantu geliat pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Akses internet yang cepat memungkinkan pelaku UMKM untuk memasarkan produk secara lebih luas melalui platform e-commerce. Tidak hanya di dalam negeri, pelaku usaha bisa menjangkau pasar mancanegara. Tentunya ini akan meningkatkan daya saing produk lokal di kancah global. Distribusi barang pun kian mudah.
Dengan akses internet yang cepat dan merata, akan semakin memperkuat sektor pendidikan nasional. Dalam hal ini, keberadaan proyek ’tol langit’ memungkinkan siswa di daerah terpencil untuk bisa mengakses pendidikan berkualitas secara daring. Ini membantu mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Begitu pula dalam sektor kesehatan. Adanya Palapa Ring dapat meningkatkan layanan kesehatan berbasis online bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sulit terjangkau.
BAKTI Komdigi memberikan tawaran diskon biaya hingga 50% penggunaan layanan kapasitas pita lebar atau bandwidth Palapa Ring. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Direktur Utama Bakti Nomor 2 Tahun 2024. Skema bulan diskon yang hanya berlaku sampai 25 Desember 2024 ini dalam rangka mendukung peningkatan utilisasi jaringan tulang punggung Palapa Ring.
Adapun besaran diskon yang diberikan terdiri dari 3 paket, yakni Gold dengan diskon mencapai 50% untuk berlangganan maupun upgrade menjadi lebih dari 10 Gbps. Selanjutnya paket Silver yang menawarkan potongan harga 30% untuk berlangganan ataupun upgrade menjadi 2-3 Gbps. Terakhir paket Bronze dengan potongan harga 20% untuk berlangganan Palapa Ring 1 Gbps.
Lihat juga video Potensi Palapa Ring dalam Mendorong Bisnis ISP Lokal
[Gambas Video 20detik]