BPOM Solo Uji Sampling Menu Program Makan Bergizi Gratis, Apa Saja yang Dicek?
SOLO, KOMPAS.com - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Solo, Jawa Tengah, melakukan uji sampling terhadap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari pertama pelaksanaannya, Senin (13/1/2025).
Pengujian berlangsung di sebuah mobil operasional yang terparkir tidak jauh dari lokasi program MBG.
"Tadi pagi kami melakukan sampling dan sekaligus uji di tempat untuk parameter pengujian kimia," ucap Kepala Balai POM Solo, Muhammad Fajar Arifin saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon.
Menurut Fajar, uji sampling menu program MBG akan dilakukan setiap hari di lokasi yang berbeda.
"Kami mendapatkan arahan dari pusat untuk melakukan sampling di titik tertentu sesuai dengan alasan risiko. Ke depan, jumlah titiknya akan banyak dan berbeda setiap hari," tambahnya.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh siswa dalam program MBG aman.
Uji sampling makanan ini mengikuti petunjuk teknis yang mencakup pengujian kimia dan mikrobiologi.
Parameter pengujian kimia mencakup empat bahan berbahaya, yaitu
Sementara itu, untuk mikrobiologi, pengujian difokuskan pada bakteri patogen.
"Kami ingin memastikan bahwa sebaran keamanan pangan terkait MBG dapat aman dan baik untuk siswa," ungkap Fajar.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan di Solo dengan sasaran 2.787 siswa.
Acara peluncuran dihadiri oleh Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi, Dandim 0735/Solo Letkol Inf Eko Hardianto, serta jajaran pemerintah kota Solo.
Menu pada hari pertama program MBG terdiri dari nasi, sayur, ayam, susu, dan jeruk, yang semuanya disajikan dalam wadah stainless steel.
Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menjelaskan bahwa pelaksanaan MBG tahap pertama mencakup tujuh sekolah dengan total 2.787 siswa.
Sekolah-sekolah tersebut antara lain adalah TK Warga, SD Warga, SDN Purwodiningratan, SDN Kepatihan Wetan, SMPN 14 Solo, SMA Widya Wacana, dan SMKN 8 Solo.
"Menu program MBG ini didistribusikan langsung dari dapur umum satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Jebres. Distribusi masih di seputaran Purwodiningratan dengan radius tidak lebih dari 2 kilometer. Setiap SPPG tidak boleh melayani lebih dari 3.000 siswa, sesuai dengan perhitungan waktu," kata Teguh.