Cerita Warga Yogyakarta Kesulitan Buang Sampah

Cerita Warga Yogyakarta Kesulitan Buang Sampah

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Yogyakarta akan menerapkan pengelolaan sampah secara real time mulai April 2025 guna mencegah tumpukan sampah di depo.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki waktu dua minggu untuk merealisasikan kebijakan tersebut.

Hasto menjelaskan seluruh depo dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kota Yogyakarta akan terbebas dari tumpukan sampah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat dan mengganggu pemandangan.

"Nanti sampah harian langsung diolah. Jadi, tidak ada lagi timbulan lindi dan sebagainya,” ujarnya pada Kamis (10/3/2025).

Uji coba kebijakan ini dijadwalkan dimulai pada minggu depan, diikuti dengan evaluasi dan penilaian.

Pemkot Yogyakarta mengeklaim mampu mengolah sampah sekitar 230 hingga 235 ton per hari, baik melalui Unit Pengelolaan Sampah (UPS) dengan mesin pengolah RDF (Refused Derived Fuel) maupun alat pembakar limbah atau insinerator.

"Saya akan buktikan itu minggu depan, karena menurut laporan-laporan, prediksi-prediksi kan bisa. Nah, cobalah kita buktikan minggu depan," tegas Hasto.

Hasto juga telah melakukan pengecekan kesiapan insinerator.

Jika nantinya masih ada sisa sampah yang belum terolah, sampah tersebut akan diolah di Panggungharjo, Bantul, DIY.

“Kita optimis dengan cara seperti ini sampah akan ter-manage dengan baik," urai Hasto.

Namun, di tengah persiapan tersebut, warga Yogyakarta, Mega, mengungkapkan kesulitan dalam membuang sampah.

Saat ini, masyarakat dilarang membuang sampah langsung ke depo dan diharuskan menggunakan transporter atau penggerobak sampah.

“Kami bingung mau buang sampah di mana karena TPS di RT sudah ditutup beberapa bulan lalu,” keluhnya.

Mega menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada kejelasan informasi dari pamong di tingkat RT maupun RW hingga kelurahan mengenai penggerobak yang mengangkut sampah.

Meskipun warga telah berupaya untuk mengolah sampah anorganik, mereka tetap menghasilkan sampah residu yang tidak bisa diolah.

“Tidak hanya sampah plastik dan kertas yang dihasilkan warga. Ada sampah residu yang tidak bisa diolah warga, terus kami harus buang ke mana,” tutupnya.

Sumber