Geram Masalah Pelabuhan Lamban Diatasi, Gubernur Bengkulu: Bila Pelindo Tak Sanggup, Kibarkan Bendera Putih

Geram Masalah Pelabuhan Lamban Diatasi, Gubernur Bengkulu: Bila Pelindo Tak Sanggup, Kibarkan Bendera Putih

BENGKULU, KOMPAS.com - Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengatakan, apabila PT Pelindo tak mampu menangani persoalan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai sejak 18 tahun, Pemprov bisa mengambil alih.

Gubernur Helmi Hasan mengaku geram dan marah karena kondisi alur tak kunjung selesai.

Akibatnya, Bengkulu mengalami kerugian, termasuk warga Kepulauan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

"Saya minta Pelindo ‘kibarkan bendera putih’ dan meminta kepada Kementerian Perhubungan menyerahkan pengelolaan alur ke Pemerintah Provinsi Bengkulu, bukan ke Pelindo lagi, karena rakyat Bengkulu yang jadi musibah, bukan rakyat Pelindo," kata Helmi, dalam pesan yang diterima Kompas.com, Jumat (11/4/2025).

Helmi menjelaskan, rakyat Bengkulu yang jadi korban akibat ketidakseriusan Pelindo mengatasi alur selama ini.

Beberapa permasalahan yang mengancam warga Enggano ialah seperti ancaman krisis pangan, krisis perekonomian, terganggunya transportasi utama keluar masuk pulau, hingga terancam hidup tanpa listrik.

"Ancaman krisis pangan terjadi karena biasanya bahan pangan yang dikirim dari Kota Bengkulu ke Pulau Enggano terganggu karena tidak bisa beroperasinya kapal pengangkut," kata Helmi.

Helmi mengungkapkan, krisis perekonomian juga cukup rentan terjadi di Enggano karena para nelayan Enggano yang biasanya menjual ikan hasil tangkapan ke Kota Bengkulu juga tidak bisa menjual ikannya.

"Jadi, bila dibiarkan terlalu lama bisa membawa bencana bagi rakyat Bengkulu. Sekali lagi kami meminta agar Pelindo menyerahkan persoalan alur dan penanganannya ke Pemprov Bengkulu," tegas Helmi.

Gubernur mengatakan, Pemprov Bengkulu telah berulang kali menemui pihak Pelindo, tetapi kondisi alur tetap tidak bisa dilalui kapal.

"Solusinya, penanganan alur harus kami ambil alih karena sudah belasan tahun masalah pendangkalan alur terjadi dan telah menghabiskan anggaran ratusan miliar rupiah," tutur Helmi.

 

Sumber