Investor Tagih Kontribusi Danantara ke IHSG

Investor Tagih Kontribusi Danantara ke IHSG

Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Sekuritas Investor Indonesia (MISSI) meminta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang baru dibentuk berkontribusi langsung ke pasar saham Indonesia.

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) merupakan sovereign wealth fund (SWF) baru di bawah Presiden Prabowo Subianto yang diluncurkan pada 24 Februari 2025. Danantara akan mengelola aset-aset BUMN yang secara keseluruhan mencapai US$900 miliar.

Pada tahap pertama, terdapat tujuh BUMN yang sudah lebih dulu masuk ke Danantara yaitu PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, MIND ID, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Ketua MISSI Yumetri Abidin menyampaikan tujuan berdirinya BPI Danantara membawa angin segar yang dapat mendorong perekonomian Indonesia. Secara khusus, badan ini akan berdampak ke pasar modal, terutama terhadap perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Kami berharap Danantara dapat terjun langsung trading secara aktif dengan menempatkan dananya 10% guna memelihara pasar lebih likuid, meningkatkan transaksi harian, dan mencegah kejatuhan IHSG dari isu eksternal,” paparnya kepada Bisnis, Jumat (7/3/2025).

Jika harapan ini terwujud, sambung Yumetri, investor tentunya menyambut kedatangan Danantara sebagai pahlawan pasar modal yang dapat menjadi tuan di rumah di negara sendiri. Hal ini sesuai dengan tujuan regulasi pasar modal melakukan perlindungan investor, pasar yang adil, efisien dan transparan.

Menurutnya, persentase kepemilikan saham pasar modal sekitar 51,5% dari investor lokal dan investor asing 48,5%. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Januari 2025, investor pasar modal RI mencapai 15.161.166 SID atau 15,16 juta orang. Jika dilihat persentase diperkirakan 99,6% investor domestik dan 0,4% sisanya investor asing.

“Sangat ironis kondisi pasar modal Indonesia investor asing yang 0,4% menguasai 48,5% jumlah saham yang beredar di pasar modal,” tuturnya.

Danantara ke depan mengonsolidasikan aset-aset pemerintah agar terintegrasi dan efisien sebagai kebijakan investasi nasional. Pada tahap awal mengelola 7 BUMN, dan didominasi perusahaan yang sudah listing di BEI.

Yumetri menyebut, bagi investor tidak menjadi masalah pendanaan tersebut di ambil dari dividen BUMN yang go public. Pandangan investor akan menjadi negatif jika dana tersebut tidak dipergunakan minimal 10% kembali ke pasar modal dalam bentuk investasi di saham sebagai market maker agar nilai harian transaksi BEI meningkat dan mencegah kejatuhan IHSG.

Dia pun berharap Danantara mengalokasikan dana kepada perusahaan dengan pemenuhan kebutuhan yang mendesak seperti cetak sawah, penyediaan perlengkapan nelayan, perkebunan, perikanan darat, pembangunan jalan tol, dan alat transportasi.

“Masyarakat akan memandang optimistis keberadaan bayi ajaib Danantara sebagai pahlawan bangsa yang selama ini sangat diimpikan,” imbuhnya.

Sumber