KPKP Jakarta: Flu Babi Beda dengan Demam Babi Afrika
JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi Jakarta menegaskan, flu babi (swine flu) berbeda dengan virus demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF).
"Flu babi (swine flu) berbeda dengan virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). ASF merupakan penyakit yang hanya berdampak pada babi," ujar Kepala Dinas KPKP Suharini Eliawati saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Eli mengatakan, penyakit demam babi Afrika tidak akan menular ke manusia. Sementara flu babi dapat menginfeksi. Namun, belum ada laporan kasus warga Jakarta tertular flu babi.
"ASF tidak menular ke manusia atau tidak bersifat zoonosis. Sedangkan flu babi hingga saat ini belum ada laporan kejadian di Jakarta," imbuhnya.
Eli mengatakan, Jakarta tidak memiliki peternakan babi. Sampai sekarang, Pemprov hanya mendatangkan babi dari luar daerah dan langsung masuk ke RPH.
"Di Jakarta tidak ada populasi ternak babi yang dipelihara. Hanya ada ternak babi yang segera dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Babi Kapuk," imbuhnya.
Terkait upaya pengendalian penyakit pada babi, Pemprov Jakarta menerapkan pengendalian lalu lintas babi berdasarkan Permentan Nomor 17 Tahun 2023.
"Kami melaksanakan surveilans penyakit di tempat penampungan RPH Babi Kapuk, menerapkan higiene dan sanitasi, dan melaksanakan pemeriksaan ante dan post mortem di RPH Babi Kapuk-Jakarta Barat," jelasnya.
Terbaru, Badan Karantina Pertanian (Barantin) meminta pemerintah daerah (pemda) aktif mengendalikan penyebaran penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang saat ini diduga terjadi di Papua dan Sulawesi.
Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, mengatakan bahwa pemda bisa berkoordinasi dengan Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) serta aparat setempat untuk segera melakukan langkah pengendalian wabah, penetapan status wabah, penutupan wilayah, serta penerapan biosekuriti pada wilayah yang diduga terkena ASF.
"Pemda diimbau untuk aktif berkoordinasi dengan kami. Barantin siap selama 24 jam, kami ada di setiap provinsi. Kami siap memberikan pendampingan," ujar Sahat dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (16/12/2024), sebagaimana dilansir pada Selasa (17/12/2024).
Sahat menjelaskan, penyakit demam babi Afrika telah menjangkit di beberapa daerah dan menyebabkan banyak peternak babi kehilangan hewan ternaknya. Akibatnya, pasokan daging babi menjadi terbatas.