Lebaran Ketupat Jadi Berkah Bagi Penjual Janur

Lebaran Ketupat Jadi Berkah Bagi Penjual Janur

LUMAJANG, KOMPAS.com - Hari raya ketupat atau tradisi perayaan sepekan setelah hari raya Idul Fitri, menjadi berkah tersendiri bagi para penjual janur untuk kulit ketupat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Warga Lumajang biasa menyebut hari raya ketupat dengan nama Bodho Kupat.

Tradisi ini rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idul Fitri.

Dalam tradisi ini, biasanya warga merayakan dengan makan bersama, dengan menu ketupat dan lontong sebagai bahan utamanya.

Biasanya, ketupat disajikan dengan sayur santan berisi tahu dan tempe, maupun opor ayam.

Momen hari raya ketupat dimanfaatkan warga untuk menjadi penjual janur dadakan demi meraup rupiah.

Di hari ketujuh Lebaran atau H+6, terpantau sepanjang Jalan Dr Sutomo Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang, mulai banyak warga berjualan janur di pinggir jalan.

Uniknya, belasan penjual janur dadakan ini berasal dari satu kampung, yakni Desa Barat, Kecamatan Padang.

Setiap tahunnya, mereka rutin mangkal untuk berjualan janur di sini mulai H+4 Lebaran Idul Fitri.

Beberapa barang yang dijual antara lain daun pisang dan janur berwarna kekuningan.

Selain menyediakan janur dan daun pisang sebagai bahan, para penjual di sini juga menyediakan rangka ketupat yang sudah dirangkai.

“Kami satu kampung setiap tahun mangkal (berjualan) di sini. Dari siang sampai sore jualan janur sama daun pisang,” kata Mat Su’in pada Senin (7/4/2025).

Mat Su’in mengaku, sebagai penjual musiman, ia dan penjual lainnya biasanya membuka lapak dari siang hingga malam hari.

Harga yang dipatok pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15 ribu untuk bahan ketupat.

Dalam tiga hari berjualan ini, ia mengaku bisa menjual sampai 1.000 tangkai janur untuk kulit ketupat.

“Harga janur Rp 5.000 satu ikat isi 10, kalau sudah bentuk ketupat Rp 15 ribu isinya sama 10 biji juga. Hasilnya ya lumayan, bisa buat biaya Lebaran,” katanya.

Sementara itu, Fitri, salah seorang pembeli, mengaku terbantu dengan adanya penjual janur ini.

Menurutnya, ia tidak perlu susah payah merangkai ketupat untuk kebutuhan Bodho Kupat.

“Enak, lebih simpel beli langsung jadi (ketupat). Nanti di rumah tinggal diisi beras, jadi tidak perlu repot-repot merangkai bentuk ketupatnya,” ujar dia.

Sumber