Mudik Lebaran di Kalteng 2025 Fluktuatif: Penumpang Udara Naik 22 Persen, Jalur Laut Turun akibat Kapal Docking

PALANGKA RAYA, KOMPAS.com – Arus mudik dan balik Lebaran 2025 di Kalimantan Tengah (Kalteng) menunjukkan tren fluktuatif. Peningkatan terjadi pada moda transportasi udara, sementara jumlah penumpang jalur laut menurun akibat keterbatasan armada kapal.
Kepala Dinas Perhubungan Kalteng, Yulindra Dedy, mengatakan bahwa jumlah pemudik melalui jalur udara meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 22 persen.
“Kita tahu ada penambahan rute, seperti ke Bali, Yogyakarta, Makassar, dan Lombok, ini berpotensi menambah tingginya arus mudik maupun balik dari jalur udara,” ujar Dedy saat ditemui di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Selasa (8/4/2025).
Sementara itu, penurunan terjadi pada arus mudik jalur laut. Hal ini dipicu oleh proses perbaikan (docking) sejumlah kapal di dua pelabuhan utama, yakni Pelabuhan Kumai di Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat) dan Pelabuhan Bahaur di Pulang Pisau.
“Jadi arus mudik dan balik kapal sepenuhnya dilayani oleh Kapal Dharma Tamtama dan Pelni, tapi kami bersyukur tetap bisa teratasi dengan baik, di mana meskipun mudik jalur laut turun, udara mengalami kenaikan,” jelasnya.
Dedy menyebut, docking kapal merupakan proses perawatan yang harus dilakukan secara berkala.
“Ada beberapa kapal yang sedang docking, seperti di Pelabuhan Bahaur Pulang Pisau dan Pelabuhan Tempenek di Kumai Kotawaringin Barat,” ungkapnya.
Secara umum, Dedy mengklaim pelaksanaan mudik Lebaran di Kalteng tahun ini berjalan lancar. Untuk moda darat yang kerap menjadi kontributor kecelakaan lalu lintas, pihaknya memastikan tidak ada kejadian luar biasa hingga H+7 Lebaran.
“Tidak ada kejadian luar biasa selama mudik sampai dengan H+7 Lebaran kemarin, untuk data kami masih menunggu dari Jasa Raharja dan Direktorat Lalu Lintas Polda Kalteng terkait angka kecelakaan, tapi kami yakin angkanya turun dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Dalam upaya menekan angka kecelakaan, Dinas Perhubungan bekerja sama dengan balai dan instansi terkait untuk memperbaiki ruas jalan yang biasa dilalui pemudik.
“Tentu kami berupaya menekan angka kecelakaan, pihak balai sudah melakukan perbaikan untuk ruas-ruas jalan yang mengalami kerusakan, terutama yang menjadi langganan pemudik, seperti ke arah Sampit, Pangkalan Bun, Gunung Mas, kemudian ke Banjarmasin,” tutup Dedy.