Pelajar di Maluku Gelar Pesta dan Sulap Gedung Pemkab Mirip Diskotek, Bupati Angkat Bicara

Pelajar di Maluku Gelar Pesta dan Sulap Gedung Pemkab Mirip Diskotek, Bupati Angkat Bicara

AMBON, KOMPAS.com - Video para siswa SMA sederajat dari berbagai sekolah di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku menggelar acara perpisahan dengan konsep party night viral di media sosial, Rabu (9/4/2025).

Dalam video tersebut, tampak para pelajar yang baru saja lulus itu berkumpul dan di sebuah ruangan besar sambil menari, berjoget ria mengikuti alunan musik keras.

Mereka berpesta di dalam ruangan yang didesain ala diskotek, di mana lampu penerangan utama dimatikan sehingga yang ada hanyalah sorotan kelap-kelip cahaya lampu disko.

Dalam video berdurasi 58 detik itu, para siswa begitu bereuforia merayakan acara tersebut hingga ada yang jingkrak-jingkrak.

Dari penelusuran Kompas.com, acara tersebut diselenggarakan di gedung serbaguna milik Pemkab Seram Bagian Timur pada Minggu malam (6/4/2025).

Kegiatan tersebut pun menuai sorotan dan kecaman luas dari masyarakat karena ikut dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Seram Bagian Timur, Muhamad Miftah Toha Wattimena, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.

Miftah yang membuka kegiatan tersebut bahkan sempat menyumbangkan lagu untuk menghibur ratusan siswa dan alumni yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Menanggapi video viral tersebut, Bupati Seram Bagian Timur Fachri Husni Alkatiri pun angkat suara. 

Menurut Fachri, masalah tersebut tidak perlu dibesar-besarkan dan masyarakat tidak perlu reaktif serta berlebihan menanggapinya. 

"Tadi malam saya buka WA buka grup, kok ini ramai sekali, itu tentang acara anak-anak SMA kemarin yang dihadiri oleh Pak Wakil dan saya lihat beberapa pimpinan OPD juga hadir. Maksud saya begini, melihat masalah itu jangan cepat reaktif, tenang-tenang lalu lihat ada masalah apa sebenarnya," kata Fachri saat acara halalbihalal di Kantor Bupati di Bula, Rabu (9/4/2025).

Fachri mengatakan, tidak ada hal yang salah dan harus dibesar-besarkan dari acara tersebut, mengingat acara itu merupakan acara perpisahan para siswa yang telah lulus sekolah.

"Namanya acara perpisahan, bukan hanya satu SMA, ada SMK, ada Aliyah se-Kota Bula, ada orang ingin berpisah, mungkin ada ramah tamah. Saya lihat Pak Wakil juga ikut sumbang lagu, teman-teman lain juga ikut nyanyi, saya pikir bagus saja," ujarnya.

"Ternyata ada acara lanjutan yang tadi malam di-posting cukup ramai, acaranya seperti orang sedang joget ramai, disko, dan lampunya kelap-kelip dan segala macam," katanya. 

Menurutnya, Wakil Bupati dan para pimpinan OPD yang hadir dalam acara tersebut tidak harus disalahkan karena kehadiran mereka karena diundang.

Selain itu, Fachri yakin bahwa pemda tidak mengetahui akan ada acara lanjutan yang pada akhirnya menjadi sorotan warga.

"Saya yakin, saya belum tanya, tapi Pak Wakil juga tidak tahu. Yang diketahui oleh Pak Wakil dan teman-teman pasti acara perpisahannya saja, setelah pulang baru mereka lanjut sendiri," katanya.

"Jadi tidak ada masalah, tidak perlu dihebohkan. Kalau diberikan catatan kita salah, tidak ada masalah, tapi saya yakin tidak ada yang dapat informasi dari awal bahwa ada acara yang demikian," ucapnya.

Terkait masalah itu, ia mengingatkan semua pihak tidak perlu saling menyalahkan dan mencari kambing hitam.

Sebab, jika itu yang terjadi, banyak pihak yang sebenarnya bisa disalahkan, baik para guru dan kepala sekolah, orangtua, para alumni, hingga pemerintah daerah.

Ke depan, ia berharap agar kegiatan seperti itu dapat dilakukan dengan lebih baik, seperti diskusi dan sharing soal dunia pendidikan agar para siswa dapat merasakan manfaatnya.

"Mari lihat itu sebagai soal, lalu kita mencari solusinya bahwa ke depan acara-acara perpisahan seperti itu harus diisi dengan acara-acara yang jauh lebih bermanfaat supaya hasilnya juga maksimal," ucapnya. 

Sementara itu, koordinator acara, Gason menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan para alumni dan bukan merupakan kegiatan resmi dari sekolah.

"Kegiatan tersebut bukan bagian dari kegiatan sekolah dan tidak melibatkan guru dan lembaga pendidikan mana pun," katanya dalam keterangan video, Rabu (9/4/2025).

Ia mengakui bahwa kegiatan tersebut telah menimbulkan keresahan tidak hanya di kalangan masyarakat Kota Bula, tetapi juga masyarakat luas.

Karena itu, selaku pihak penyelenggara, ia menyampaikan permohonan maaf atas pelaksanaan acara tersebut.

"Kami atas nama penyelenggara kegiatan dengan ini menyatakan sangat menyesal dan meminta maaf atas apa yang telah terjadi dan membuat keresahan di masyarakat," katanya.

Sumber