“Perdamaian Tidak Akan Lahir dari Militerisme, Melainkan dari Keadilan”

“Perdamaian Tidak Akan Lahir dari Militerisme, Melainkan dari Keadilan”

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah spanduk putih berukuran 10 x 1,5 terpasang pada deretan tiang bendera di seberang Gerbang Pancasila Gedung DPR/MPR RI, Jalan Gelora, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2025).

Spanduk itu dipasang oleh sejumlah peserta aksi damai dari masyarakat sipil yang menolak pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi UU pada Kamis (20/3/2025).

“Perdamaian tidak akan lahir dari militerisme, melainkan dari keadilan,” demikian tulisan spanduk tersebut.

Pada bagian bawah spanduk, turut tertera tagar #CabutUUTNI dan #SupremasiSipil.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada pukul 12.20 WIB, massa aksi mendirikan tenda tepat di atas trotoar seberang Gerbang Pancasila.

Meskipun tenda-tenda tersebut berada di atas trotoar, sejumlah pejalan kaki masih dapat melintas karena masih tersedia ruang yang cukup.

Massa aksi tampak berbincang satu sama lain. Beberapa di antaranya bahkan terlihat berbaring di atas trotoar.

Sementara itu, sebagian lainnya duduk bersila sambil memandangi Gerbang Pancasila, tempat banyak kendaraan keluar masuk Gedung Parlemen tersebut.

Perwakilan aksi damai bernama Al menyampaikan, masyarakat sipil awalnya mendirikan tenda tepat di depan Gerbang Pancasila, Gedung DPR/MPR RI, sejak Senin (7/4/2025).

Menurut Al, aksi mendirikan tenda tepat di depan Gerbang Pancasila dengan harapan wakil rakyat dapat melihat dan memberikan atensi tengah ada aksi penolakan UU TNI.

Namun petugas keamanan memindahkan secara paksa pada Selasa (8/4/2025) sore agar tidak lagi mendirikan tenda di depan Gerbang Pancasila.

“Ada upaya dari pengamanan DPR untuk memindahkan kami secara paksa ya. Jadi tendanya dipindahkan secara paksa di trotoar," kata Al saat ditemui di lokasi, Rabu (9/4/2025).

"Bahkan dari kami sendiri sebenarnya kurang setuju untuk dipindahkan di trotoar karena mengganggu aktivitas pejalan kaki," lanjut dia.

Al menjelaskan, aksi ini tidak mengusung kegiatan khusus. Namun, sejak mendirikan tenda, mereka melakukan sejumlah aktivitas seperti mewarnai kuku, merias wajah, pertunjukan teatrikal, bernyanyi, dan membuka lapak buku.

Kegiatan-kegiatan itu mereka maknai sebagai bentuk kebebasan berekspresi dalam pelaksanaan aksi damai ini.

"Pak Presiden sendiri mengatakan bahwa aksi harus damai ya. Ini salah satu cara kami untuk mempresentasikan bahwa aksi kami itu damai," pungkas dia.

Sumber