Sampah Plastik Menumpuk, Air Minum Kemasan Dilarang di Labuan Bajo

Sampah Plastik Menumpuk, Air Minum Kemasan Dilarang di Labuan Bajo

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Sampah plastik menjadi tantangan pariwisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menyikapi hal itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi melarang kapal-kapal wisata, hotel, restoran, warung-warung makan, hingga kantor-kantor yang ada di Labuan Bajo, menggunakan air minum kemasan botol atau gelas plastik untuk tamu.

Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk membebaskan Labuan Bajo dari masalah sampah.

“Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah, sebentar lagi kita akan terapkan di kapal-kapal wisata, di restoran, di hotel, di warung-warung, hingga di kantor-kantor, tidak diizinkan lagi untuk menggunakan air minum kemasan botol atau kemasan dalam bentuk gelas,” tegas Edistasius saat kegiatan Gerakan Wisata Bersih dan Gerakan Labuan Bajo Bersih di Waterfront City, Sabtu (12/04/2025).

Ia melanjutkan, pihak penyedia jasa dari kapal wisata, hotel, restoran, atau warung makan harus menyediakan air minum galon, lengkap dengan gelas.

Sehingga para tamu tidak perlu membawa sendiri air minum kemasan.

"Jika air minum harus dibawa pergi, maka tamu wajib menyediakan wadah sendiri alias tumbler," tegasnya.

Khusus untuk kapal-kapal wisata, ia meminta pengawasan yang ketat dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo.

Jika diperlukan, maka hal itu harus dijadikan sebagai salah satu persyaratan untuk memberi izin kepada pihak kapal untuk berlayar.

"Saya sangat berharap teman-teman KSOP, ke depan, hal pertama yang dicek pada kapal-kapal itu adalah apakah mereka membawa air minum kemasan botol atau gelas. Kalau itu terjadi, kita pastikan mereka tidak boleh berangkat,” ujar dia.

Menurut dia, larangan membawa dan menggunakan air minum kemasan dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan indah, sehingga harapan pariwisata yang berkelanjutan di Labuan Bajo dapat benar-benar terwujud.

Ia menyebut Gerakan Wisata Bersih yang dilakukan pada Sabtu pagi itu sebagai hal yang sangat positif dan mesti dilanjutkan.

“Hari ini kita memulai dengan budaya baru. Betapa pentingnya yang namanya bersih. Tentu tidak hanya berhenti di hari ini. Hari ini pondasinya. Kita mau menyatakan bahwa Labuan Bajo bisa bebas dari sampah. Ayo kita wujudkan Labuan Bajo yang bersih,” ajak Edistasius.

Sumber