Sekolah Sempat Mediasi Orangtua dengan Guru SD di Depok yang Diduga Lecehkan Siswinya

Sekolah Sempat Mediasi Orangtua dengan Guru SD di Depok yang Diduga Lecehkan Siswinya

 

DEPOK, KOMPAS.com - Salah satu Sekolah dasar (SD) swasta di Depok sempat melakukan mediasi usai salah seorang gurunya diduga melecehkan belasan siswi.

Mediasi dilakukan usai insiden pertama pada akhir Agustus 2024 dengan total korban diduga sekitar 14 siswi kelas 6.

“Sudah (sempat mediasi), jadi kalau enggak salah 23 Agustus itu sudah dilakukan pertemuan karena kejadiannya di 2024,” kata MWR, mantan guru sekolah tersebut kepada wartawan, Kamis (10/4/2025) malam.

Saat itu, mediasi dihadiri oleh 11 dari 14 perwakilan orangtua murid korban.

Kesebelas siswi ini merasa bahwa terduga pelaku banyak menyentuh dan meraba area sensitif tubuh mereka.

“Nah ketika kejadian seperti itu, si anak melapor ke orangtua. Kemudian sama orangtuanya diadukan ke sekolah, lalu dapat pertemuan antara sekolah, yayasan, orangtua, dan komite untuk menyelesaikan kasus ini,” ujar MWR.

Terduga pelaku sempat menjelaskan tindakannya itu tidak ada indikasi pelecehan, melainkan gestur kasih sayang kepada murid.

Hasil mediasi adalah pihak sekolah memberi sanksi kepada terduga pelaku berupa pencabutan hak mengajar di kelas 6, tetapi tetap diperbolehkan untuk tingkatan kelas lain.

“Nah pada saat itu diselesaikan, tidak ada surat peringatan (SP), hanya disampaikan bahwa akan diberikan SP dan surat pernyataan kalau seandainya terjadi lagi, oknum guru itu akan diberhentikan,” terang MWR.

Namun, enam bulan kemudian, MWR mengaku kembali mendengar laporan serupa.

Pada Februari 2025, siswi kelas 2 disebut disentuh di bagian dada saat korban sedang meminta tolong memasangkan dasi pramuka ke terduga pelaku.

Terbaru, korban berikutnya terjadi pada murid kelas 5 sekolah tersebut.

“Orangtuanya bilang benar, pada hari itu anak saya dipegang panggulnya. Tapi anak saya merasa tidak nyaman, tapi dia tidak tahu itu sebenarnya perbuatan apa,” jelas MWR.

MWR tengah membujuk para orangtua untuk melaporkan insiden ini ke polisi agar dapat segera diproses secara hukum.

“Kami akan melakukan pelaporan ke kepolisian. Tadi saya sudah sempat berdiskusi, kalaupun memang orangtuanya merasa tidak berani, saya juga akan melaporkan (sebagai saksi),” terang MWR.

Kini, terduga pelaku diduga masih aktif mengajar di sekolah tersebut.

Sumber