Sepekan Bertugas di Myanmar, Tim Medis Indonesia Layani 1.112 Warga Terdampak Gempa

Sepekan Bertugas di Myanmar, Tim Medis Indonesia Layani 1.112 Warga Terdampak Gempa

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan berada di Myanmar, Emergency Medical Team (EMT) atau Tim Medis yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Indonesia dalam penugasan penanganan darurat pasca-gempa yang melanda Myanmar, sampai dengan Kamis (10/4/2025) telah melayani 1.112 korban.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, layanan kesehatan yang dilakukan EMT dimulai pada Senin (7/4/2025), dengan 206 pasien mendapatkan perawatan.

Kemudian, Selasa (8/4/2025) melayani 181 orang pasien, Rabu (9/4/2025) terdapat 303 pasien, dan Kamis (10/4/2025) pasien bertambah mencapai 422 pasien.

"EMT yang bertugas di Myanmar berjumlah 32 personel dengan berbagai macam latar belakang. Ada yang merupakan dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, petugas administrasi, dan logistik," kata Abdul.

EMT juga mendapatkan tambahan tenaga kesehatan dari Bulan Sabit Merah Indonesia sejumlah 5 orang.

Selain itu, penanganan juga dibantu oleh tenaga medis setempat.

"Lokasi pelayanan berada di lingkungan Rumah Sakit 50 Oattara Thiri Township, dengan menggunakan lima tenda darurat yang dibangun sebagai upaya mendukung kelancaran pelayanan kesehatan," kata Abdul.

Abdul mengatakan, secara perinci, fungsi dari kelima tenda tersebut ialah sebagai peruntukan tenda unit gawat darurat, tenda rawat jalan atau poliklinik, tenda observasi, tenda farmasi, dan tenda logistik.

Hal ini membuat EMT secara mandiri bisa langsung melakukan tindakan bedah jika memang diperlukan, serta dapat memberikan obat-obatan yang dibawa dari Indonesia bagi para pasien yang membutuhkan.

Abdul menuturkan, penyakit yang ditangani berupa hipertensi, nyeri otot, infeksi saluran pernapasan, asam lambung, luka-luka, vertigo, stroke, dan penyakit kulit, hingga penanganan darurat terdampak gempa bumi seperti luka robek dan patah tulang.

"Selain itu, juga memberikan pelayanan kebidanan bagi dua wanita hamil yang berusia 16 dan 32 minggu," kata dia.

Dia mengatakan, upaya pengobatan tim medis Indonesia ini mendapat apresiasi dari pemerintahan Myanmar.

Pemerintah Myanmar, kata Abdul, sangat menyambut baik layanan pengobatan tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada EMT Indonesia dan Pemerintah Indonesia yang telah membantu penanganan krisis kesehatan akibat bencana gempa bumi.

"Kehadiran EMT di Myanmar merupakan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto untuk membantu penanganan bencana, khususnya melakukan pelayanan medis bagi warga yang membutuhkan. Rencana awal, keberadaan EMT untuk bertugas membantu penanganan medis berakhir pada Senin (21/4/2025)," kata Abdul.

Adapun EMT termasuk salah satu rangkaian bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Myanmar.

Sumber