Setuju Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, PBNU: Kalau Relokasi, Kami Tolak Keras

Setuju Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, PBNU: Kalau Relokasi, Kami Tolak Keras

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyetujui rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia untuk menjalani perawatan medis, tetapi menolak keras jika warga Gaza direlokasi dari tanah air mereka.

Ketua Bidang Keagamaan PBNU Ahmad Fahrur Rozi, menegaskan bahwa relokasi warga Gaza seperti yang dicetuskan oleh Amerika Serikat justru merupakan upaya untuk mengusir mereka dari tanahnya sendiri.

"Perlu diperhatikan evakuasi itu bukan relokasi, hanya untuk korban perang yang membutuhkan pertolongan medis saja. Kalau upaya Amerika untuk relokasi warga Gaza, kami menolak keras," ucap Fahrur saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2025).

"Itu (relokasi merupakan) pengusiran warga dari negara yang sah," imbuh dia.

Gus Fahrur, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa PBNU menghargai upaya Prabowo untuk memberikan bantuan evakuasi korban Gaza untuk sementara.

Namun, Gus Fahrur menyarankan agar warga Gaza dievakuasi ke negara-negara terdekat dibandingkan ke Indonesia yang membutuhkan biaya.

"Mungkin sebaiknya tetap dirawat di Gaza dan negara sekitar sana agar mudah kembali beraktivitas ketika sudah pulih," imbuh dia.

Selain biaya mahal bila dievakuasi ke Indonesia, warga Gaza juga akan kesulitan karena terkendala bahasa dan budaya.

"Terlalu jauh jika harus ke Indonesia dan terdapat kendala bahasa dan budaya, di samping biaya yang mahal," kata Gus Fahrur

Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto berencana mengevakuasi warga Gaza, Palestina, yang terluka akibat serangan brutal di wilayah tersebut untuk dirawat di Indonesia.

"Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut bagaimana pelaksanaannya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka," kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).

Kepala Negara menyatakan, siapapun warga Palestina yang terluka boleh mendapatkan pengobatan di Indonesia, termasuk anak-anak yatim piatu dan warga yang terkena trauma akibat penyerangan.

"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kita perkirakan mungkin jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," ucap Prabowo.

Sumber