Siasat Vietnam Hindari Tarif Impor Trump

Siasat Vietnam Hindari Tarif Impor Trump

HANOI, KOMPAS.com - Pemerintah Vietnam berencana meningkatkan pembelian produk Amerika Serikat (AS), termasuk barang-barang di sektor keamanan dan pertahanan.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mendorong Pemerintah AS menunda penerapan tarif impor baru yang akan dikenakan terhadap Vietnam.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dalam pernyataan resmi pada Senin (7/4/2025) malam, mengungkapkan bahwa Vietnam berharap penerapan tarif impor tersebut dapat ditunda selama 45 hari. Harapannya, jeda waktu ini akan memberi kesempatan bagi kedua negara untuk melakukan negosiasi lebih lanjut.

“Vietnam akan bernegosiasi dengan pihak AS untuk mencapai kesepakatan bilateral menuju keseimbangan perdagangan yang berkelanjutan,” ujar Chinh.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, AS tercatat sebagai pasar ekspor terbesar bagi Vietnam. Namun, hubungan perdagangan kedua negara sempat terganggu setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif hingga 46 persen terhadap barang-barang asal Vietnam.

Sayaka Shiba, analis risiko senior di lembaga riset BMI, memperingatkan bahwa tarif tersebut dapat merusak model pertumbuhan ekonomi Vietnam yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.

Dalam skenario terburuk, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam diperkirakan bisa turun hingga tiga persen tahun ini.

Akibat kebijakan tersebut, bursa saham utama Vietnam mengalami penurunan signifikan. Setelah libur pada Senin (7/4/2025), ketika pasar global jatuh, saham Vietnam tercatat turun sekitar enam persen pada hari berikutnya.

Sebagai respons, Pemerintah Vietnam berencana untuk meningkatkan pembelian lebih banyak produk AS yang dibutuhkan, termasuk barang-barang terkait keamanan dan pertahanan. Hanoi juga akan mempercepat pengiriman kontrak pembelian pesawat dari AS.

Pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam, dilaporkan telah mengirimkan surat kepada Trump untuk meminta penundaan penerapan tarif impor tersebut.

Dalam suratnya, Lam juga menunjuk Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc sebagai perwakilan utama dalam negosiasi dengan AS.

Ia menyatakan niatnya untuk bertemu langsung dengan Trump di Washington pada akhir Mei guna membahas persoalan ini.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa perbincangannya dengan Lam sangat produktif dan mengungkapkan bahwa Vietnam memiliki keinginan kuat untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.

Sumber