Usai Panen, Petani Langsung Berburu Emas meski Harganya Melonjak

Usai Panen, Petani Langsung Berburu Emas meski Harganya Melonjak

DEMAK, KOMPAS.com – Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah, justru berbondong-bondong membeli emas, meskipun harganya terus mengalami tren kenaikan.

Peningkatan minat terhadap emas ini terlihat di sejumlah toko perhiasan maupun outlet Pegadaian.

 

Salah satunya adalah toko emas Cap Jago di Pasar Gajah yang dipadati pembeli sejak pagi hingga siang hari pada Sabtu (12/4/2025).

Salah satu pembeli, Isna Paroh (35), mengaku tetap membeli emas meski harganya sedang tinggi.

 

Menurutnya, emas merupakan pilihan investasi yang lebih terpercaya dibandingkan menabung uang tunai.

"Pas lagi murah tidak ada uang, kaya gitu. Ini buat simpanan aja," ujar Isna di Pasar Gajah.

Isna, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, mengatakan sudah menjadi kebiasaannya untuk membeli emas setiap kali hasil panen menguntungkan.

Ia menyisihkan sebagian pendapatan dari panen untuk membeli logam mulia tersebut.

"Pas ada uang aja, soalnya kan kerjaannya petani. Jadi adanya pas musim panen, setiap kesempatan beli," ungkapnya.

Meski tak menyebutkan secara rinci jenis perhiasan yang dibelinya, Isna mengaku telah mengeluarkan belasan juta rupiah.

Emas-emas tersebut tidak dikenakan sehari-hari, melainkan hanya disimpan untuk keperluan mendesak.

"Tidak (dipakai), simpan aja, nanti pas butuh-butuh kan gampang," ujarnya lagi.

Tak hanya perhiasan, tren membeli emas batangan juga meningkat.

Pegadaian mencatat semakin banyak warga yang membuka tabungan emas di tengah kenaikan harga.

Asrofah, salah satu nasabah baru di Pegadaian Demak, mengaku tertarik berinvestasi emas dalam sebulan terakhir.

"Iya, ini (nasabah) baru, buat investasi masa depan," ujar Asrofah, ditemui di Pegadaian Demak, Jumat (11/4/2025).

Pimpinan Cabang Pegadaian Demak, Sri Ratna Wartingnis, membenarkan bahwa minat masyarakat terhadap pembelian emas mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan hingga 50 persen.

"Pantauan informasi dan share-share-an memang kepadatannya ada, terutama di outlet galeri Pegadaian. Di pusat atau di cabang-cabang, tingkatnya ya saya rasa di atas 50 persen ya bisa jadi," kata Ratna.

Ia menjelaskan bahwa harga emas mengalami fluktuasi setiap hari. Namun secara tren, dalam sebulan terakhir harga mengalami kenaikan tajam.

"Secara globalnya (kenaikan) ada di angka Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per gram-nya. Maret itu sekitar Rp 1,7 juta sekian (per gram), sekarang sudah Rp 1,8 juta sekian, trennya diakumulasi naik," jelasnya.

Sumber