Warga Korban Kebakaran Kemayoran Cerita Modal Buka Usaha Habis Dilalap Api

Warga Korban Kebakaran Kemayoran Cerita Modal Buka Usaha Habis Dilalap Api

Kebakaran menghanguskan sekitar 30 bangunan di permukiman padat penduduk di Jalan Kemayoran Gempol RT 05 RW 06, Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat. Warga bernama Suyamto (42) alias Memo mengaku kehilangan seluruh modal usaha karena kontrakannya hangus dilalap api.

"Semua barang yang saya beli sebulan ini baru. Dicicil satu-satu belinya, buat buka usaha sendiri. Sekarang semuanya habis, gak ada yang tersisa, tinggal baju yang nempel aja di badan," kata Memo saat ditemui detikcom di lokasi, Rabu (15/1/2025).

Memo mengatakan dia berniat membuka usaha bengkel las dan sudah belanja peralatan las komplet, mulai gerinda, bor, kompresor, sampai mesin las. Namun kebakaran menghanguskan semuanya.

Dia memperkirakan alat-alat yang sudah dibelinya itu berkisar Rp 10 juta. Dia mendapatkan uang itu dari hasil bekerja sebagai tukang las.

"Niatnya kalau bisa buka sendiri, pemasukannya bisa lebih besar. Kalau ngikut orang lain kan ya segitu-segitu aja," jelasnya.

Sehari-hari, Memo ikut bekerja sebagai tukang las bersama temannya. Dia biasanya membuat kanopi hingga pagar.

Pekerjaan itu dilakoni Memo untuk menghidupi keluarganya di Sragen, Jawa Tengah. Setiap bulan, dia mengirim uang hasil kerjanya untuk sekolah dan hidup sehari-hari keluarganya.

"Dulu pernah kerja di sana (Sragen), tapi dapatnya kecil, kurang buat keluarga saya. Jadi nyoba ke Jakarta, alhamdulillah bisa ngidupin keluarga," ucapnya.

Namun kini modal usahanya tinggal abu. Memo hanya bisa kembali sebagai pekerja untuk orang lain.

Niat membuka usaha diurungkan sampai dia mendapat uang lagi untuk membeli alat-alat las. Dia menegaskan tidak akan menyerah dengan keadaan itu.

"Mau nggak mau harus balik lagi dari nol. Ngumpulin lagi buat beli alat-alatnya," tegas dia.

Selain alat-alat las, Memo kehilangan sepasang burung murai bernilai sekitar Rp 3 juta. Niatnya, burung itu dijual kembali.

"Saya miara burung murai buat sampingan. Dikawinin terus nanti anak-anaknya dijual lagi, eh pada mati juga. Namanya musibah nggak ada yang tahu," katanya.

Ketika kebakaran terjadi, Memo sedang mendapat orderan las. Dia mengaku diberi tahu tetangga perihal kebakaran itu.

"Waktu jalan ke rumah, saya udah mikir ‘udah abis nih, udah abis’. Pas sampai bener aja. Cuma bisa bengong aja di luar, mau masuk juga nggak bisa, api asap udah tebel," ungkapnya.

Sumber