Anak

MUI Minta Pemerintah Segera Atur Pembatasan Medsos bagi Anak

MUI Minta Pemerintah Segera Atur Pembatasan Medsos bagi Anak

(13 jam yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah segera merumuskan peraturan pembatasan media sosial bagi anak-anak.

Dorongan ini muncul setelah melihat berbagai dampak negatif media sosial dan kebijakan serupa yang telah diterapkan di beberapa negara.

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI, KH Masduki Baidlowi, menyebut Australia telah menetapkan batasan usia 16 tahun untuk penggunaan media sosial. MUI berharap pemerintah segera merespons dengan kebijakan serupa.

“Tentang pembatasan media sosial karena dampaknya sedemikian rupa dan negara tetangga kita sudah memberikan batasan, seperti Australia untuk usia 16 tahun. Pemerintah diharapkan oleh MUI segera membuat peraturan yang entah nanti seperti apa, apakah sama persis meniru seperti Australia atau tidak,” kata Masduki Baidlowi usai Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 MUI di Jakarta, Kamis (19/12/2024), seperti dikutip dari Antara.

Marak Kasus Kekerasan, Polri Rancang Mekanisme Pelaporan yang Lindungi Anak dan Perempuan

Marak Kasus Kekerasan, Polri Rancang Mekanisme Pelaporan yang Lindungi Anak dan Perempuan

(6 hari yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana terhadap Perempuan dan Anak (PPA) serta Pidana Perdagangan Orang (PPO) Polri berkomitmen untuk meningkatkan penyelarasan data dan mekanisme pelaporan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Langkah ini menjadi prioritas utama setelah resmi dibentuk dan mulai berfungsi.

Brigjen Pol Desy Andriani, selaku Dirtipid PPA/PPO, menyatakan, “mekanisme pelaporan yang kami rancang bertujuan agar pelapor merasa aman dan terlindungi. Ada amanah dari Undang-Undang TPKS yang memberikan mekanisme perlindungan sementara bagi korban,” dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jumat (13/12/2024).

Keuntungan 19 Kali Lipat di Balik Investasi Vaksin

Keuntungan 19 Kali Lipat di Balik Investasi Vaksin

(7 hari yang lalu)

Bisnis.com, BANGKOK — Ramainya Posyandu dengan anak-anak yang menunggu giliran imunisasi menjadi pemandangan rutin, tetapi berbeda dengan vaksinasi lansia yang masih tampak jarang. Padahal, vaksinasi dapat memberikan perlindungan kesehatan juga kebermanfaatan ekonomi yang lebih luas.

Banyaknya anak yang menerima imunisasi bukan perasaan atau hasil pengamatan semata. Ketua Divisi Imunologi dan Penyakit Paru Interstisial Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Fariz Nurwidya membenarkannya, bahwa tingkat partisipasi vaksinasi anak memang begitu tinggi, bisa mencapai 90%.