Anies Baswedan

Fahira Idris Soroti Tantangan Pramono-Rano untuk Lanjutkan Kemajuan Jakarta

Fahira Idris Soroti Tantangan Pramono-Rano untuk Lanjutkan Kemajuan Jakarta

()

KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengatakan bahwa terpilihnya Pramono Anung-Rano Karno sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur yang baru membawa harapan tinggi bagi warga Jakarta.

Ia mengingatkan bahwa Pramono-Rano akan menghadapi tantangan besar untuk menjaga dan melanjutkan standar yang telah ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan.

Lompatan kemajuan yang telah dicapai Jakarta, seperti transportasi publik yang semakin terintegrasi, penataan kampung kota yang partisipatif, dan penanganan banjir yang lebih sistematis, akan menjadi referensi utama yang harus dijaga.

Anies Minta Pramono-Rano Langsung Tancap Gas Usai Dilantik

Anies Minta Pramono-Rano Langsung Tancap Gas Usai Dilantik

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Anies Baswedan meminta agar calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno segera menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Jakarta usai dilantik.

"Harapannya tentu adalah menyelesaikan beberapa masalah mendesak yang diperlukan oleh rakyat Jakarta," ujar juru bicara Anies Baswedan, Sahrin saat dikonfirmasi, Senin (9/12/2024).

Terutama, permasalahan yang dialami warga kurang mampu di Jakarta. Misalnya, permasalahan penyaluran Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, sembako murah di Jakarta dan penyediaan hunian layak bagi warga.

Pramono-Rano Menang Pilkada Jakarta, Jubir Anies Harap Semua Pihak Menerima Hasilnya

Pramono-Rano Menang Pilkada Jakarta, Jubir Anies Harap Semua Pihak Menerima Hasilnya

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, dinyatakan memenangi Pilkada Jakarta 2024 dengan perolehan suara 50,7 persen.

Menanggapi hasil ini, juru bicara Anies Baswedan, Sahrin, berharap agar hasil Pilkada dapat diterima semua pihak.

"Secara khusus tentunya harapannya hasil Pilkada ini bisa diterima oleh semua pihak," ujar Sahrin saat dikonfirmasi, Senin (9/12/2024).

Menurut Sahrin, penerimaan dari semua pihak akan membantu mempercepat perbaikan Jakarta di bawah kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur yang baru.

Anies Baswedan Mengaku Tak Boleh Jenguk Tom Lembong, Kejagung: Tidak Ada Permohonan

Anies Baswedan Mengaku Tak Boleh Jenguk Tom Lembong, Kejagung: Tidak Ada Permohonan

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan, tidak ada permohonan dari mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk menjenguk mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar soal pernyataan Anies yang mengaku tidak dapat menjenguk Tom Lembong.

“Kapan? Saya sudah cek tidak ada (permohonan menjenguk Tom Lembong,” kata Harli kepada Kompas.com, Senin (9/12/2024).

Harli menambahkan, ada aturan yang harus dipenuhi untuk dapat menjenguk seorang tahanan.

Bersatunya Ahokers dan Anak Abah Dinilai Dongkrak Daya Tarik Pilkada Jakarta

Bersatunya Ahokers dan Anak Abah Dinilai Dongkrak Daya Tarik Pilkada Jakarta

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Bersatunya kelompok pendukung mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, yang dikenal dengan istilah "Ahokers" dan "Anak Abah", dinilai telah mendongkrak daya tarik Pilkada Jakarta.

Dua kelompok yang pernah berseteru panas saat Pilkada Jakarta 2017 lalu itu, kini justru satu kubu mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

“Itu yang menarik ya, bahwa sebelumnya polarisasi terjadi di Jakarta, justru ada calon yang berhasil menyatukan itu dan itu adalah Pram-Rano,” kata Peneliti Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad dalam acara ‘Jaga Demokrasi di Indonesia’ yang digelar di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (7/12/2024).

Anies Bicara Inspirasi Datang dari Interaksi, Bukan Meditasi

Anies Bicara Inspirasi Datang dari Interaksi, Bukan Meditasi

()

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan inspirasi datang dari interaksi, bukan meditasi. Anies mengatakan interaksi itu terdiri atas interaksi dengan sesama, bacaan, dan masalah.

"Saya berapa kali mengatakan inspirasi tidak datang dari meditasi, inspirasi datang dari interaksi. Interaksi itulah yang membuat kita memiliki inspirasi," kata Anies Baswedan dalam pidatonya di acara Festival Turun Tangan 2024 di Studio 5 Indosiar, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (7/12/2024).

"Interaksi dengan apa? Interaksi dengan orang lain, interaksi dengan fenomena, interaksi dengan bacaan, interaksi dan refleksi dari peristiwa-peristiwa yang ada," sambung dia.

Pujian Anies ke Generasi Muda yang Hibahkan Waktu untuk Kemanusiaan

Pujian Anies ke Generasi Muda yang Hibahkan Waktu untuk Kemanusiaan

()

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengapresiasi generasi muda yang menghibahkan waktu untuk kemanusiaan. Aksi generasi muda itu membuat Anies kagum.

"Saya tulis ‘Teruslah Memesona Teruslah Memukau’ karena gerakan relawan ini telah membuat kita kagum. Kita kagum bahwa masih banyak sekali anak-anak muda yang mau menghibahkan waktunya, energinya, pikirannya, untuk misi-misi kemanusiaan, untuk turun tangan langsung, bukan turun angan. Walaupun bedanya hanya satu huruf, huruf T, tapi yang satu hanya mengatakan, yang satu mengerjakan," kata Anies Baswedan saat tiba di acara Festival Turun Tangan 2024 di Studio 5 Indosiar, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (7/12/2024).

Anies Baswedan Effect Jadi Faktor Kekalahan PKS di Pilkada Depok, Apa Maksudnya?

Anies Baswedan Effect Jadi Faktor Kekalahan PKS di Pilkada Depok, Apa Maksudnya?

()

DEPOK, KOMPAS.com — Kekalahan pasangan calon yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilkada Depok 2024 disebut juga karena "Anies Baswedan effect".

 

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menyebut ada residu ketegangan politik di Jakarta yang terasa di Pilkada Depok. 

Ketegangan yang dimaksud adalah ketika Anies gagal maju dalam Pilkada Jakarta karena ditinggalkan oleh partai pendukung. 

Pendukung Anies di Depok pun kecewa dengan sikap partai yang berbalik arah dukungan, salah satu partainya adalah PKS. 

Anak Abah dan Ahokers Sepakat Tak Mau Lagi Dipecah Belah, Pengamat: Perdamaiannya Masih Bersifat Semu

Anak Abah dan Ahokers Sepakat Tak Mau Lagi Dipecah Belah, Pengamat: Perdamaiannya Masih Bersifat Semu

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Analisis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam menilai, perdamaian yang terjadi di antara Anak Abah dan Ahokers masih bersifat semu.

Hal itu disampaikan Arif merespons soal Anak Abah dan Ahokers yang sepakat tak mau lagi dipecah belah usai sama-sama mendukung Pramono Anung-Rano Karno pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

"Ahokers dan Anak Abah merupakan kelompok pendukung yang selama ini berseberangan secara politik. Mereka selama ini selalu berhadap-hadapan dalam banyak pertarungan politik. Karena itu, perdamaian ini saya kira masih bersifat semu karena berbasis kepentingan elektoral di Pilkada Jakarta," jelas Arif kepada Kompas.com, Kamis (5/12/2024).

Ketika Persatuan Anak Abah dan Ahokers Dianggap Karunia Tuhan untuk Jakarta...

Ketika Persatuan Anak Abah dan Ahokers Dianggap Karunia Tuhan untuk Jakarta...

()

JAKARTA, KOMPAS.com  – Momentum pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menjadi titik balik penting bagi relawan Anak Abah dan Ahokers.

Setelah beberapa tahun berada di pihak yang berseberangan, kedua kelompok ini kini bersatu mendukung pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.

Paslon Pramono-Rano, didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuanan (PDI-P) untuk maju dalam memperebutkan kursi pimpinan Jakarta, bersaing dengan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Perang Anak Abah-Ahokers Diakhiri Tanpa Jabat Tangan Sang Panglima...

Perang Anak Abah-Ahokers Diakhiri Tanpa Jabat Tangan Sang Panglima...

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Panasnya perseteruan Pilkada Jakarta 2017 masih teringat jelas di benak sebagian besar publik, terutama warga Jakarta. Hawanya bahkan sampai ke pelosok negeri.

Pada saat itu, persaingan antara dua calon gubernur Jakarta, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan berlangsung dengan tensi yang tinggi.

Kompetisi bahkan seolah sudah dimulai sebelum pilkada berlangsung.

Ketika itu, Ahok menjabat sebagai Gubernur Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden ke-7 RI. Anies sering melontarkan kritik. Ini memicu reaksi keras pendukung Ahok.