Bumi Resources

Bumi Resources BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 80 Juta Ton di 2025

Bumi Resources BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 80 Juta Ton di 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menargetkan produksi batu bara perseroan dapat mencapai 80 juta ton pada tahun 2025. 

Direktur Bumi Resources Maringan M. Ido Hotna Hutabarat menuturkan tidak akan terdapat banyak perubahan dari sisi produksi perseroan. Secara nasional, menurut Ido produksi batu bara masih akan sama dengan tahun 2024. 

"RKAB Arutmin dan Kaltim Prima Coal [KPC] sudah disetujui untuk 2024-2026. Produksi untuk tahun 2025 adalah sebesar 80 juta ton," kata Ido dalam paparan publik BUMI, Rabu (11/12/2024). 

Emiten Tambang Grup Bakrie (BRMS) Ungkap Harta Karun Emas di Palu

Emiten Tambang Grup Bakrie (BRMS) Ungkap Harta Karun Emas di Palu

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan emas Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) memastikan cadangan mineral dengan kandungan emas yang tinggi dari prospek tambang bawah tanahnya di Palu berdasarkan standar Joint Ore Reserves Committee atau JORC.

Cadangan mineral, menurut laporan AMC Consultant dari Perth, Australia, menunjukkan rata-rata kadar emas sebesar 3,2 g/t dengan total kandungan emas sebesar 3,54 juta oz.

Mayoritas (85%) dari kandungan emas itu berasal dari prospek penambangan bawah tanah dengan kadar emas sebesar 4,9 g/t di lokasi tambang River Reef, Pobaya, Palu.

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS  DEWA

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS DEWA

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memperkirakan harga batu bara dapat turun hingga 12% pada tahun 2025. BUMI menyiapkan strategi untuk menghadapi penurunan harga ini, salah satunya dengan mengandalkan diversifikasi melalui BRMS dan DEWA.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan BUMI melihat industri batu bara pada 2025 cukup stabil, tetapi akan cukup menantang.

"Permintaan batu bara global diproyeksikan turun sekitar 0,3%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya adopsi energi terbarukan, khususnya di China yang mungkin dapat menurunkan permintaan batu bara sejak 2016," kata Srivastava kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).