Bursa As

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Deretan saham yang menjadi portofolio jumbo para konglomerat Indonesia pada awal kuartal II/2025.

Indonesia menyumbangkan sejumlah nama dalam daftar orang terkaya di dunia. Forbes mencatat misalnya nama Low Tuck Kwong menempati posisi ke-68 orang terkaya di dunia pada Kamis (10/4/2025).

Bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) itu tercatat memiliki total nilai kekayaan bersih US$26,9 miliar. Posisi itu menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes. 

Artikel soal saham-saham pilihan para konglomerat menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Jumat (11/4/2025). Berikut adalah ulasannya

Pasca Rebound, IHSG Berpeluang Terus Menguat

Pasca Rebound, IHSG Berpeluang Terus Menguat

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat melorot 9,19% saat pembukaan pasca Lebaran kni berangsur membaik. Kinerja perbaikan lanjutan pun diperkirakan masih akan terjadi.

Drama pasar modal pasca Lebaran masih hangat diperbincangkan. Pada Selasa, (8/4/2025), indeks komposit sempat anjlok 9,19% hingga menyentuh level 5.912, mencatatkan penurunan harian terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan terpaksa melakukan trading halt karena tekanan jual yang luar biasa. Kepanikan melanda, ribuan trader cut loss, dan mayoritas analis memproyeksikan IHSG akan terus longsor.

Kapitalisasi Bursa AS Melonjak US$4 Triliun usai Trump Tunda Tarif, Masih Tekor

Kapitalisasi Bursa AS Melonjak US$4 Triliun usai Trump Tunda Tarif, Masih Tekor

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Amerika Serikat melesat tajam dan mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak 2008 setelah Presiden Donald Trump memutuskan menunda pemberlakuan sebagian besar tarif impornya selama 90 hari.

Indeks S&P 500 melonjak 9,5%—kenaikan harian tertajam dalam 16 tahun terakhir. Nasdaq melesat 12,2% dalam reli satu hari terbesar sejak Januari 2001, sementara Dow Jones melonjak hampir 3.000 poin atau 7,87% ke level tertinggi baru.

Kapitalisasi saham indeks S&P 500 juga melonjak US$4 triliun imbas penundaan tarif Trump. Namun masih belum kembali ke level kapitalisasi awal sebelum Wall Street kehilangan US$6 triliun hanya dalam dua hari setelah Trump mengumumkan tarif timbal balik.

Harta Para Miliarder Dunia Melejit dalam Semalam berkat Penundaan Tarif Trump

Harta Para Miliarder Dunia Melejit dalam Semalam berkat Penundaan Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Para miliarder alias orang-orang terkaya di dunia mencatat tambahan harta US$304 miliar dalam satu hari ke dalam kekayaan bersih gabungan mereka, berkat penundaan tarif Trump selama 90 hari.

Melansir Bloomberg, Kamis (10/4/2025), kenaikan itu menjadi yang terbesar dalam satu hari dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index. Pasalnya pasar saham melonjak setelah Presiden Donald Trump berjanji untuk menghentikan sementara tarif pada beberapa mitra dagang.

Indeks S&P 500 melonjak paling tinggi sejak 2008 setelah pengumuman Trump pada tengah hari, membalikkan kerugian tajam selama beberapa hari terakhir dan meningkatkan kekayaan 500 orang terkaya di dunia rata-rata 3,5%. Indeks Komposit Nasdaq juga rebound, naik paling tinggi dalam lebih dari 24 tahun terakhir.

Beda Arah Pasar Saham dan Obligasi AS Setelah Trump Umumkan Jeda Tarif Impor

Beda Arah Pasar Saham dan Obligasi AS Setelah Trump Umumkan Jeda Tarif Impor

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham AS bergeliat usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif impor AS selama 30 hari dan menaikkan pungutan impor terhadap China. Namun, pasar obligasi di AS tertekan.

Dilansir Bloomberg, Donald Trump menunda pemberlakukan skema tarif impor timbal balik (reciprocal tariffs) selama 90 hari sebagai tanggapan atas pendekatan dari puluhan negara. Trump juga menaikkan pungutan impor China menjadi 125%.

Setelah pengumuman jeda tarif impor AS itu, pasar saham AS Wall Street kemudian membukukan hari terbaik sejak krisis keuangan global. S&P 500 menguat 9,5% yang menjadi sesi terbaiknya sejak 2008. Kemudian, Nasdaq 100 melonjak 12%. 

Harapan Penundaan Tarif Trump Pupus, Wall Street Anjlok

Harapan Penundaan Tarif Trump Pupus, Wall Street Anjlok

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok dengan indeks S&P 500 ditutup di bawah ambang psikologis 5.000 poin pada Selasa (8/4/2025), pertama kalinya dalam hampir setahun.

Melansir Reuters, Rabu (9/4/2025), indeks S&P 500 ditutup melemah 79,48 poin atau 1,57% ke level 4.982,77, penutupan pertama di bawah 5.000 sejak 19 April 2024. Indeks Dow Jones terkoreksi 320,01 poin, sementara Nasdaq merosot 335,35 poin atau 2,15% ke posisi 15.267,91.

Indeks Volatilitas CBOE, yang menjadi barometer kekhawatiran investor di Wall Street, melonjak ke level 52,33, titik tertingginya sejak Maret 2020, dan memperpanjang reli selama empat hari berturut-turut.

Trump Pertegas Sikap soal Tarif Impor AS, Indeks Dow Jones dan SP 500 Tergelincir

Trump Pertegas Sikap soal Tarif Impor AS, Indeks Dow Jones dan SP 500 Tergelincir

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin (7/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mempertegas posisinya dengan bersikeras melanjutkan kebijakan tarif terhadap China, bahkan membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 349,26 poin atau 0,91% ke 37.965,60. S&P 500 turun 0,23% ke 5.062,25, sementara Nasdaq justru naik tipis 0,10% ke 15.603,26.

Aksi jual mengguncang pasar sejak Trump mengumumkan tarif besar-besaran atas seluruh impor ke AS, termasuk beban lebih tinggi terhadap sejumlah mitra dagang utama.

Pasar Saham AS Diproyeksi Lanjut Merosot Pekan Ini, SP Futures Anjlok

Pasar Saham AS Diproyeksi Lanjut Merosot Pekan Ini, SP Futures Anjlok

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah perusahaan investasi melakukan pemangkasan peringkat terhadap pasar saham Amerika Serikat di tengah memanasnya genderang perang tarif yang ditabuh oleh Presiden AS Donald Trump dengan negara-negara mitra dagang. 

Berdasarkan catatan Bloomberg, downgrade terhadap target pasar saham AS pada 2025 dilakukan oleh Evercore ISI,  RBC Capital Markets, Goldman Sachs Group Inc., Barclays, dan Yardeni Research. Langkah itu dilakukan akibat ketidakpastian yang muncul dari kebijakan tarif impor AS. 

Michael Purves, CEO Tallbacken Capital Advisors, mengatakan pihaknya terlalu bullish terhadap pasar saham pada tahun ini. Menurutnya, pandangan itu belum menghitung risiko penurunan laba, margin korporasi, kenaikan inflasi, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang muncul saat ini. 

BEI Imbau Investor Tetap Tenang meski IHSG Diprediksi Volatil Akibat Tarif Trump

BEI Imbau Investor Tetap Tenang meski IHSG Diprediksi Volatil Akibat Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — (Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan akan mengalami tekanan pada perdagangan pekan depan setelah libur Lebaran disebabkan oleh faktor global, yakni kebijakan tarif impor AS. Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai agar investor tidak perlu panik.

Sebagaimana diketahui, tarif impor AS telah resmi diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada Rabu (2/4/2025), waktu setempat. Seluruh negara diganjar tarif impor 10%, sedangkan beberapa negara turut dikenakan tarif resiprokal (reciprocal tariffs) lebih tinggi berdasarkan hambatan perdagangan dengan AS.

Deretan Saham Bank di Bursa AS Rontok Imbas Kebijakan Tarif Trump

Deretan Saham Bank di Bursa AS Rontok Imbas Kebijakan Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham perbankan di Bursa AS jeblok setelah kebijakan tarif impor diresmikan oleh Presiden Donald Trump. Jebloknya saham perbankan AS didorong oleh kekhawatiran lesunya ekonomi global dan ancaman resesi akibat kebijakan tarif Trump.

Dilansir dari Reuters, indeks saham perbankan di Nasdaq atau KBW Bank Index (BKX) mencatatkan kinerja jeblok hampir turun 10% pada penutupan perdagangan Kamis (3/4/2025) sehari setelah Trump meresmikan kebijakan tarifnya.

Pelemahan indeks saham perbankan AS itu menjadi paling jeblok sejak krisis perbankan di AS pada Maret 2023. Saat itu, indeks saham perbankan di AS runtuh 11% karena gejolak akibat gagalnya sejumlah bank, seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Tarif Trump Bikin Perang Dagang Makin Membara, Wall Street Terjun Bebas

Tarif Trump Bikin Perang Dagang Makin Membara, Wall Street Terjun Bebas

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street kembali terguncang untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat (4/4/2025), dengan indeks Nasdaq Composite masuk ke wilayah pasar bearish di tengah meningkatnya tensi perang dagang global.

Melansir Reuters, Sabtu (5/4/2025), indeks Nasdaq terjun 962,82 poin atau 5,82% ke level 15.587,79—resmi masuk pasar bearish dari rekor tertingginya 20.173,89 pada 16 Desember.

Sementara itu, indeks Dow Jones juga anjlok 2.231,07 poin atau 5,50% ke 38.314,86, mengonfirmasi koreksi dari puncak Desember lalu. S&P 500 tergelincir 322,44 poin atau 5,97% dan menutup pekan di 5.074,08, level terendah dalam 11 bulan terakhir.

Wall Street Jeblok Imbas Sentimen Tarif Trump, Saham Apple Anjlok

Wall Street Jeblok Imbas Sentimen Tarif Trump, Saham Apple Anjlok

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Wall Street merosot tajam pada akhir perdagangan Kamis (3/4/2025) waktu setempat terimbas sentimen pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang tarif impor terhadap mitra dagang AS. 

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 anjlok 4,9%, Nasdaq 100 jeblok 5,5%, dan Dow Jones Industrial Average merosot 3,98% pada perdagangan kemarin. Penurunan indeks S&P 500 dan Nasdaq merupakan yang paling dalam sejak 2020. 

Mary Ann Bartels dari Sanctuary Wealth mengatakan apabila kebijakan tarif Trump tetap berjalan, ekonomi akan mengalami perlambatan. 

US$2 Triliun Lenyap dari Indeks SP 500 setelah Pengumuman Tarif Trump

US$2 Triliun Lenyap dari Indeks SP 500 setelah Pengumuman Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Valuasi Indeks S&P 500 di bursa saham New York lenyap sekitar US$2 triliun pada perdagangan Kamis (3/4/2025) waktu setempat di tengah kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Langkah proteksionis Trump membuat Wall Street memerah, dengan koreksi saham terdalam dialami oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap rantai pasok manufaktur luar negeri.

Apple Inc., yang memproduksi sebagian besar perangkatnya di China untuk dijual di AS, terpantau anjlok hingga 9,5%. Saham perusahaan apparel Lululemon Athletica Inc. dan Nike Inc., turun lebih dari 12%. Kedua perusahaan tersebut tercatat memiliki jaringan produksi dengan Vietnam yang diganjar tarif impor timbal balik sebesar 46% oleh Trump.