Bursa Jepang

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Deretan saham yang menjadi portofolio jumbo para konglomerat Indonesia pada awal kuartal II/2025.

Indonesia menyumbangkan sejumlah nama dalam daftar orang terkaya di dunia. Forbes mencatat misalnya nama Low Tuck Kwong menempati posisi ke-68 orang terkaya di dunia pada Kamis (10/4/2025).

Bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) itu tercatat memiliki total nilai kekayaan bersih US$26,9 miliar. Posisi itu menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes. 

Artikel soal saham-saham pilihan para konglomerat menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Jumat (11/4/2025). Berikut adalah ulasannya

Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Bursa Asia Dapat Angin Segar

Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Bursa Asia Dapat Angin Segar

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham di kawasan Asia seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Indonesia menghijau setelah mendapat angin segar dari langkah Presiden AS Donald Trump memberikan jeda atas kebijakan tarif impornya selama 90 hari.

Dilansir dari Bloomberg, indeks saham di Jepang, Topix misalnya naik sebanyak 8,3% dan Nikkei 225 Stock Average naik 9%. Namun, obligasi pemerintah berjangka 10 tahun di Jepang jatuh karena geliat investor menghindari risiko telah mereda. 

Di Jepang, 33 subsektor pengukur indeks Topix menguat, dengan eksportir seperti peralatan listrik dan pembuat mobil sebagai kontributor terbesar terhadap kenaikan indeks.

Safe Haven Diminati, Yen Jepang Reli di Hadapan Dolar AS

Safe Haven Diminati, Yen Jepang Reli di Hadapan Dolar AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Yen Jepang sebagai salah satu aset safe haven menanjak usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, yen melesat hingga 1% ke level 144,75 per dolar AS. Geliat yen terjadi setelah Trump memberikan tarif impor kepada negara mitra dagangnya yang dikhawatirkan bakal membawa ekonomi global ke arah resesi.

Sementara waktu itu, para pelaku pasar sedang menghitung waktu yang tepat bagi Bank Sentral Jepang (BoJ) menaikkan suku bunganya.

Ramai Pasar Saham Trading Halt, Ini Ketentuannya di Bursa Regional

Ramai Pasar Saham Trading Halt, Ini Ketentuannya di Bursa Regional

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pembekuan sementara perdagangan saham atau trading halt mewarnai bursa di kawasan Asia Pasifik pada awal pekan ini. Tak hanya Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham di Jepang hingga Korea Selatan sudah lebih dulu mengerem perdagangan saham ketika harga jatuh terlalu dalam.

Adapun, perang dagang yang berlarut-larut lewat penerapan tarif impor dari Amerika Serikat menjadi momok di pasar saham. Sejumlah negara yang bahkan terbilang jarang memberlakukan trading halt pun kini terpantau menghentikan sementara perdagangan karena volatilitas terlalu tinggi dipicu aksi jual besar-besaran (panic selling).

Bursa Jepang Memerah Akibat Tarif Trump, Indeks Topix dan Nikkei Terjun Bebas

Bursa Jepang Memerah Akibat Tarif Trump, Indeks Topix dan Nikkei Terjun Bebas

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Jepang anjlok pada awal pekan ini sebagai reaksi pasar atas pemberlakuan tarif impor dari Amerika Serikat ke sejumlah negara mitra. Indeks Nikkei dan Topix anjlok sementara yen terpantau reli.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix sempat ambrol hingga 9,6% atau ke level terendahnya sejak Agustus 2024. Sementara itu, saham blue chip di indeks Nikkei terjun bebas ke level paling bawah sejak Oktober 2023.

Selain Jepang, indeks saham di bursa Asia lainnya juga terpantau loyo. Indeks Hang Seng di Hong Kong tergerus 9,3% dan indeks Shanghai Composite di China jatuh 4,5%. Sementara itu, bursa Taiwan mengalami kejatuhan paling parah dengan penurunan hampir 10%.

Bursa Asia Rontok: Indeks Saham Taiwan, Hang Seng, dan Nikkei 225 Paling Jeblok

Bursa Asia Rontok: Indeks Saham Taiwan, Hang Seng, dan Nikkei 225 Paling Jeblok

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Asia rontok pada perdagangan awal pekan ini, Senin (7/4/2025), menjelang berlakunya tarif impor AS terhadap mitra dagang di seluruh dunia mulai 9 April 2025.

Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Senin (7/4/2025), indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 6,29%, Shanghai Composite China turun 3,93%, Hang Seng Index Hong Kong merosot 8,5%, Kospi Index Korea Selatan melemah 4,47%, dan Taiwan Taiex Index anjlok hampir 10% atau 9,69%.

Di kawasan Asia Tenggara, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun 4,37%, Strait Times Index STI merosot 6,22%, PSEi Filipina turun 4,02%, Vietnam Ho Chi Minh Stock Index turun 1,8%, dan Stock Exchange of Thailand Index melorot 3,15%. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak beranjak dari level penutupan 27 Maret 2025 karena Bursa Efek Indonesia masih libur Lebaran. 

BEI Imbau Investor Tetap Tenang meski IHSG Diprediksi Volatil Akibat Tarif Trump

BEI Imbau Investor Tetap Tenang meski IHSG Diprediksi Volatil Akibat Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — (Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan akan mengalami tekanan pada perdagangan pekan depan setelah libur Lebaran disebabkan oleh faktor global, yakni kebijakan tarif impor AS. Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai agar investor tidak perlu panik.

Sebagaimana diketahui, tarif impor AS telah resmi diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada Rabu (2/4/2025), waktu setempat. Seluruh negara diganjar tarif impor 10%, sedangkan beberapa negara turut dikenakan tarif resiprokal (reciprocal tariffs) lebih tinggi berdasarkan hambatan perdagangan dengan AS.

Bursa Asia Mayoritas Memerah Usai Trump Umumkan Tarif Impor AS

Bursa Asia Mayoritas Memerah Usai Trump Umumkan Tarif Impor AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Asia memerah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif impor terhadap mitra dagang AS di seluruh dunia.

Berdasarkan data Bloomberg pada awal perdagangan Kamis (3/4/2025), indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 3,23%, Shanghai Composite China turun 0,56%, Hang Seng Index Hong Kong merosot 2,08%, Kospi Index Korea Selatan melemah 1,55%, dan All Ordinary Index Australia turun 1,28%. 

Di kawasan Asia Tenggara, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun tipis 0,36%, Strait Times Index STI -0,55%, dan PSEi Filipina turun 0,87%.