China

Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecualikan smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya dari tarif balasan yang sebelumnya diumumkan. Langkah ini berpotensi meringankan beban konsumen dan memberikan keuntungan bagi raksasa teknologi seperti Apple Inc. dan Samsung Electronics Co.

Pengecualian tersebut diumumkan pada Jumat malam (11/4/2025) waktu setempat oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (US Customs and Border Protection), berdasarkan laporan Bloomberg. Keputusan ini bakal mempersempit cakupan produk yang diganjar tarif sebesar 125% untuk impor dari China dan 10% untuk hampir seluruh mitra dagang AS.

Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan China Wang Wentao mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan tarif tinggi berpotensi menimbulkan dampak besar bagi negara-negara berkembang, bahkan bisa memicu krisis kemanusiaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Wang dalam pertemuan virtual dengan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo pada Jumat (11/4/2025). 

Wang menegaskan bahwa langkah China untuk membalas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan sah negaranya, sekaligus mempertahankan prinsip keadilan dalam komunitas internasional.

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kian memanas dan mulai menimbulkan dampak langsung ke sektor otomotif. Imbasnya, produsen kendaraan listrik asal AS Tesla Inc. menghentikan layanan pemesanan untuk model S dan model X di pasar China.

Langkah ini diambil setelah Pemerintah China resmi mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap seluruh produk asal AS menjadi 125% mulai 12 April 2025. 

Adapun, kebijakan ini merupakan respons atas tarif impor balasan setara yang sebelumnya diberlakukan oleh Pemerintah AS, dalam upaya menekan defisit perdagangan dan memberikan sanksi atas tindakan retaliasi Beijing terhadap pajak barang impor AS.

Kronologi Perang Tarif Trump vs China dari 10% hingga Kini 145%

Kronologi Perang Tarif Trump vs China dari 10% hingga Kini 145%

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Tensi perang tarif impor antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin panas menyusul langkah China yang kembali menaikkan tarif impor untuk barang dari AS menjadi 125%.

Tarif balasan tersebut merupakan respons Negeri Tirai Bambu setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 145%.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (11/4/2025) Kementerian Keuangan China menjelaskan bahwa negaranya akan mengabaikan tarif lebih lanjut dari AS terhadap produk-produk China.

Xi Jinping Balas Trump, China Tetapkan Tarif Impor 125% ke Amerika Serikat

Xi Jinping Balas Trump, China Tetapkan Tarif Impor 125% ke Amerika Serikat

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — China resmi menaikkan tarif impor untuk semua barang dari Amerika Serikat menjadi 125% dan akan berlaku besok, Sabtu (12/4/2025).

Dilansir dari Bloomberg, langkah tersebut dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 145%.

Kementerian Keuangan China menjelaskan bahwa negaranya akan mengabaikan tarif lebih lanjut dari AS terhadap produk-produk Negeri Tirai Bambu.

"Mengingat tidak ada lagi kemungkinan penerimaan pasar untuk barang-barang AS yang diekspor ke China berdasarkan tingkat tarif saat ini, jika pihak AS kemudian terus mengenakan tarif pada barang-barang China yang diekspor ke AS, pihak China tidak akan memperhatikannya," tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan China, dilansir dari Bloomberg pada Jumat (11/4/2025).

Mengapa China Tak Takut dengan Ancaman Tarif Trump? Ini Kata Analis

Mengapa China Tak Takut dengan Ancaman Tarif Trump? Ini Kata Analis

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis maupun ahli menyatakan bahwa China bakal bertahan dari tekanan dan ancaman ekonomi yang disebabkan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

Direktur Pusat Penelitian RAND China Jude Blanchette mengatakan bahwa "intimidasi" Trump tidak akan membuat Beijing tertekan. Menurutnya, strategi yang telah disusun Presiden China Xi Jinping dalam mempersiapkan perang dagang AS vs China bakal berhasil. Dengan demikian, China tidak perlu bernegosiasi dengan AS terkait tarif Trump.

Gedung Putih Tegaskan Tarif Trump ke China Minimal 145%, Bukan 125%

Gedung Putih Tegaskan Tarif Trump ke China Minimal 145%, Bukan 125%

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Gedung Putih memberikan keterangan bahwa tarif impor AS atas barang-barang dari China dikenai tarif minimum 145%,  bukan 125% seperti yang diumumkan sebelumnya.

Melansir New York Times, Jumat (11/4/2025), sehari sebelumnya, Presiden Donald Trump menyampaikan bahwa tarif terhadap China akan naik menjadi 125% sebagai respons atas langkah balasan dari China.

Namun pada Kamis, Gedung Putih merinci bahwa angka 125% tersebut ditambahkan di atas tarif 20% yang sebelumnya sudah diterapkan terhadap barang-barang asal China, sebagai sanksi atas dugaan keterlibatan negara itu dalam rantai pasok fentanyl ke AS.

Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan menunda sementara selama 90 hari atas kebijakan tarif impor "balasan" terhadap puluhan negara mitra dagang. 

Dikutip melalui Bloomberg, keputusan yang telah berjalan sejak diumumkan pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat ini terjadi hanya kurang dari 24 jam setelah tarif tersebut diberlakukan.

Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut penundaan ini sebagai strategi untuk memberikan ruang negosiasi bagi negara-negara yang terkena dampak. 

Dari total 75 negara mitra dagang AS yang disebutnya mengajukan permintaan pembicaraan ulang, sebanyak 56 negara secara spesifik tercantum dalam daftar Gedung Putih sebagai pihak yang dikenai tarif balasan atau tarif resiprokal dengan besaran bervariasi.

China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China mengalami deflasi selama dua bulan beruntun seiring dengan tensi perang dagang yang meningkat dengan AS memberikan tekanan lebih besar pada harga barang.

Data Biro Statistik Nasional (NBS), China mencatat indeks harga konsumen atau inflasi China turun 0,1% secara year on year (yoy) pada Maret 2025 dibandingkan dengan penurunan 0,7% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, perkiraan median ekonom yang disurvei oleh Bloomberg adalah 0%.

Inflasi inti China, yang mengecualikan barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, pulih menjadi 0,5% pada bulan Maret dari minus 0,1% pada bulan sebelumnya. Deflasi pabrik bertahan selama 30 bulan, dengan indeks harga produsen mencatat penurunan yang lebih cepat sebesar 2,5% dibandingkan dengan 2,2% pada bulan Februari.

Yuan Anjlok ke Level Terendah sejak 2007 usai Trump Ganjar Tarif 125% ke China

Yuan Anjlok ke Level Terendah sejak 2007 usai Trump Ganjar Tarif 125% ke China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar yuan China melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia, mencerminkan strategi Beijing yang mulai memainkan nilai tukar sebagai senjata untuk menahan dampak perang dagang yang kian dalam dengan Amerika Serikat (AS).

Melansir Bloomberg, Kamis (10/4/2025), yuan onshore tergelincir ke level terendah sejak 2007 terhadap dolar AS di level 7.3498, sebelum pulih tipis menjelang pertemuan elit kepemimpinan China yang akan membahas paket stimulus ekonomi.

Nilai tukar yuan juga menyentuh posisi terlemah dalam 15 bulan terhadap indeks mata uang mitra dagang lainnya.

Harga Minyak Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China jadi 125%

Harga Minyak Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China jadi 125%

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak anjlok sekitar 1% pada Kamis (10/4/2024) yang dipicu pernyataan Presiden AS Donald Trump meningkatkan perang dagang dengan China, bahkan ketika ia mengumumkan jeda 90 hari untuk tarif impor yang ditujukan untuk negara-negara lain.

Diberitakan sebelumnya, Trump mengumumkan keputusan menaikkan tarif balasan untuk China menjadi 12% melalui media sosial Truth Social pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu AS. Perubahan sikap itu terjadi sekitar 13 jam setelah aturan bea masuk produk impor terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku. 

Trump Naikkan Tarif Impor China jadi 125%, Tunda Tarif Negara Lain 90 Hari

Trump Naikkan Tarif Impor China jadi 125%, Tunda Tarif Negara Lain 90 Hari

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang semakin memanas setelah Amerika Serikat mengenakan Tarif Trump 125% kepada China, naik dari sebelumnya yang sebesar 104%. Namun, Trump justru menunda pengenaan tarif bagi negara-negara lain selama 90 hari.

Dilansir dari Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan keputusannya itu melalui media sosial Truth Social pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu AS. Perubahan sikap itu terjadi sekitar 13 jam setelah bea masuk tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku.

Wall Street Melonjak Tajam Usai Trump Tunda Tarif Baru Impor Selama 90 Hari

Wall Street Melonjak Tajam Usai Trump Tunda Tarif Baru Impor Selama 90 Hari

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA —  Wall Street melonjak tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari atas tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang baru saja diluncurkannya seminggu lalu. Keputusan dramatis tersebut membuat Bursa saham kompak menghijau setelah beberapa waktu terakhir berada dalam tekanan.

Mengutip Reuters, Kamis (10/4/2025) hingga pukul 01.10 WIB,  Indeks S&P 500 (.SPX) terpantau melonjak 346,20 poin atau 6,95% ke level 5.328,97 poin, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) melejit 1.337,00 poin atau 8,76% ke level 16.604,92. Sementara Dow Jones Industrial Average (.DJI) menguat 2.197,52 poin atau 5,84% ke posisi 39.843,11.

Tok! Donald Trump Tunda Penerapan Tarif Baru Impor Selama 90 Hari

Tok! Donald Trump Tunda Penerapan Tarif Baru Impor Selama 90 Hari

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA —  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Kamis (10/4/2025) dini hari, bahwa skema tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang lebih tinggi dihentikan sementara selama 90 hari sebagai tanggapan atas pendekatan dari puluhan negara.

Meski begitu, bea masuk atas impor dari China akan tetap dinaikkan menjadi 125% karena "kurangnya rasa hormat" dari pemerintah Beijing.

"Berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 Negara telah memanggil Perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan [Perwakilan Dagang AS], untuk merundingkan solusi atas pokok bahasan yang sedang dibahas terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter, dan bahwa Negara-negara ini tidak, atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan Penghentian selama 90 hari, dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku segera," tulis Trump di media sosial Truth dikutip dari New York Post, Kamis (10/4/2025).

China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China meminta agar Amerika Serikat (AS) dapat memperlakukan negara lain secara setara dan hormat bila benar-benar ingin melakukan negosiasi soal tarif dagang.

"Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka siap memperlakukan orang lain dengan kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).

Hal itu disampaikan Lin Jian setelah Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China mengumumkan akan memberlakukan tarif baru, yaitu sebesar 84% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat mulai Kamis (10/4) pada 12.00 waktu setempat.

Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara memilih untuk menyerang balik kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Negara tersebut di antaranya China, Kanada, dan Uni Eropa.

Pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik kepada negara-negara yang dianggap merugikan AS. Merujuk pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya.

Balas Trump, China Ketok Tarif 84% untuk Produk Asal AS

Balas Trump, China Ketok Tarif 84% untuk Produk Asal AS

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China membalas kebijakan tarif AS dengan mengenakan tarifnya sendiri sebesar 84% pada barang-barang AS mulai Kamis (10/4/2025) besok.

Langkah tersebut naik dari 34% yang diumumkan sebelumnya dan menandai serangan terbaru dalam perang dagang global yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.

Melansir Reuters pada Rabu (9/4/2025) tarif Trump pada puluhan negara mulai berlaku pada Rabu, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104% pada barang-barang China.

Tarif yang memberatkan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah berlangsung selama beberapa dekade, menimbulkan kekhawatiran akan resesi, dan menghapus triliunan dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan besar.

Tarif Trump Resmi Berlaku Hari Ini, China Sudah Siapkan Balasan?

Tarif Trump Resmi Berlaku Hari Ini, China Sudah Siapkan Balasan?

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China belum segera menanggapi tarif timbal balik baru Amerika Serikat, langkah berbeda dibandingkan dengan saat Presiden AS Donald Trump menaikkan bea masuk dan Beijing membalas dalam hitungan menit. 

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/1025) hampir empat jam setelah tarif timbal balik Trump mulai berlaku pada hari Rabu, China belum mengumumkan tindakan balasan apa pun. Hal itu berbeda dengan Februari dan Maret, ketika China membalas hanya beberapa menit setelah putaran tarif AS sebelumnya dimulai.

Diancam Tarif 104% oleh Trump, China Sebut Punya Segudang Kebijakan Antisipatif

Diancam Tarif 104% oleh Trump, China Sebut Punya Segudang Kebijakan Antisipatif

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan negaranya memiliki banyak perangkat kebijakan untuk "sepenuhnya mengimbangi" guncangan eksternal yang negatif, terutama dari kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dia juga menegaskan kembali optimismenya tentang pertumbuhan ekonomi China pada 2025 ditengah ancaman tarif terbaru dari Trump yang dapat mencapai sebesar 104%.

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/2025), dalam panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen pada Selasa waktu setempat, Li mengatakan kebijakan ekonomi makro China tahun ini telah sepenuhnya memperhitungkan berbagai ketidakpastian. 

Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 104% ke China, Negosiasi Sulit Tercapai

Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 104% ke China, Negosiasi Sulit Tercapai

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat memberikan sinyal bahwa tidak tercapai kesepakatan dengan China dalam negosiasi tarif impor. Alhasil, China berisiko terkena tarif Trump sebesar 104%.

Dilansir dari Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghabiskan jam-jam terakhir untuk menyusun negosiasi dengan sejumlah negara, terutama sekutu-sekutu AS, sebelum tarif impor yang luas berlaku pada Rabu (9/4/2025) pukul 12.01 AM EDT (Eastern Daylight Time, waktu Amerika Utara) atau pukul 11.01 WIB.

Respons Kebijakan Resiprokal AS: China - Eropa Melawan, India - RI Negosiasi

Respons Kebijakan Resiprokal AS: China - Eropa Melawan, India - RI Negosiasi

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA —  Puluhan negara memberi respons beragam atas kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal dari Amerika Serikat (AS). China dan Eropa menerapkan Retaliasi atau memberikan tarif balasan atas kebijakan Resiprokal Amerika Serikat (AS). Sementara Indonesia hingga India memilih jalur negosiasi.

Dalam pemaparan pada acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025) Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan China merespon dengan menetapkan tarif balasan (Retaliasi) sebesar 34% atas semua barang dari Amerika Serikat (AS), yang mulai berlaku pada 10 April 2025.

China Bersumpah Tak Akan Tunduk ke AS, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif

China Bersumpah Tak Akan Tunduk ke AS, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China menolak untuk tunduk pada apa yang disebut sebagai “pemerasan” dari Amerika Serikat (AS), karena perang dagang global yang dipicu oleh tarif impor yang dibuat oleh Presiden Donald Trump. 

Teguran Beijing datang setelah Trump mengancam akan menaikkan tarif impor AS dari negara dengan ekonomi nomor dua di dunia itu hingga lebih dari 100% mulai Rabu (9/4/2025). Ucapan Trump merupakan tanggapan atas keputusan China untuk menyamai bea masuk ‘resiprokal’ yang awalnya berkisar 34% diumumkan minggu lalu.

China Tak Gentar Meski Diancam Tarif Tambahan 50% oleh Trump

China Tak Gentar Meski Diancam Tarif Tambahan 50% oleh Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China mengecam Amerika Serikat yang mengancam akan menaikkan tarif dan berjanji akan membalas jika Washington menindaklanjuti ancaman tersebut.

Melansir Bloomberg pada Selasa (8/4/2025), Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan menuturkan, ancaman AS untuk menaikkan tarif terhadap China adalah kesalahan di atas kesalahan lainnya, yang sekali lagi mengungkap sifat pemerasan AS. 

"Jika AS bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir," demikian kutipan keterangan resmi tersebut.

Kementerian Perdagangan China juga menyerukan dialog untuk menyelesaikan perselisihan dalam pernyataannya, meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan tentang pertemuan akan dihentikan jika Beijing tidak mengambil tindakan, tanpa menyebutkan apa yang akan diperlukan.

China Meradang usai Trump Ancam Tarif Tambahan 50%

China Meradang usai Trump Ancam Tarif Tambahan 50%

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China merespons keras ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 50%.

Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), Kedutaan Besar China di AS menyebut ancaman Trump tersebut sebagai simbol dari sikap unilateralisme dan proteksionisme.

Juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu mengatakan pemerintah China telah berulang kali menegaskan bahwa upaya menekan dan mengancam China bukanlah pendekatan yang efektif.

“China akan dengan tegas mempertahankan hak dan kepentingannya,” jelas Pengyu.

Perang Dagang Makin Panas, Trump Ancam Tambahan Tarif 50% ke China

Perang Dagang Makin Panas, Trump Ancam Tambahan Tarif 50% ke China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 50% terhadap China, kecuali Beijing menarik tarif balasan sebesar 34% terhadap barang-barang AS.

Trump menuduh China melakukan tindakan balasan terhadap AS dengan mengenakan tarif tambahan sebesar 34%, yang dia gambarkan sebagai tarif yang telah memecahkan rekor, tarif non-moneter, subsidi ilegal terhadap perusahaan, dan manipulasi mata uang jangka panjang yang masif.

"Jika China tidak menarik kenaikan tarif sebesar 34% di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang mereka paling lambat besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap China, yang akan berlaku mulai 9 April," tulis Trump di Truth Social, Senin (7/4/2025).

Berbeda dengan AS, Nama Dubes RI di China Justru Bertahan 7 Tahun

Berbeda dengan AS, Nama Dubes RI di China Justru Bertahan 7 Tahun

(1 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi Duta Besar (Dubes) untuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat (AS) sudah kosong hampir dua tahun.

Rosan Roeslani adalah nama terakhir yang menduduki kursi Dubes Indonesia untuk AS, setelah ia ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN pada 17 Juli 2023 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berbeda dengan AS, Dubes Indonesia untuk China justru sudah bertahan selama tujuh tahun dengan satu nama, yakni Djauhari Oratmangun.

PREMIUM WRAP UP: Harga Emas, Bitcoin, Cuan Lo Kheng Hong, Tarif Trump Bank Sentral China

PREMIUM WRAP UP: Harga Emas, Bitcoin, Cuan Lo Kheng Hong, Tarif Trump Bank Sentral China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Simak ulasan mulai dari nasib harga emas setelah Lebaran 2025, borong bitcoin, cuan Lo Kheng Hong, kurs dolar hari ini, hingga kebijakan tarif Donald Trump.

Pembeli emas Antam yang masih boncos meski pergerakan harga emas sempat menyentuh rekor baru pada momen Lebaran 2025.

Baca selengkapnya di sini

Bitcoin diproyeksi dapat berfluktuasi dan turun ke level terendahnya hingga US$75.000 akibat perang dagang kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Baca selengkapnya di sini

PREMIUM WRAP UP: Nasib Harga Emas, Bitcoin, Cuan Lo Kheng Hong, Tarif Trump Bank Sentral China

PREMIUM WRAP UP: Nasib Harga Emas, Bitcoin, Cuan Lo Kheng Hong, Tarif Trump Bank Sentral China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Simak ulasan mulai dari nasib harga emas setelah Lebaran 2025, borong bitcoin, cuan Lo Kheng Hong, kurs dolar hari ini, hingga kebijakan tarif Donald Trump.

Pembeli emas Antam yang masih boncos meski pergerakan harga emas sempat menyentuh rekor baru pada momen Lebaran 2025.

Baca selengkapnya di sini

Bitcoin diproyeksi dapat berfluktuasi dan turun ke level terendahnya hingga US$75.000 akibat perang dagang kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Baca selengkapnya di sini

Perang Dagang: China Gunakan Mineral Langka untuk Pukul AS

Perang Dagang: China Gunakan Mineral Langka untuk Pukul AS

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China menggunakan sejumlah mineral langka atau logam tanah jarang sebagai senjata dalam menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Dilansir Bloomberg, Senin (7/4/2025) Negara Tirai Bambu itu mengambil langkah untuk membatasi ekspor beberapa komoditas mineral langka dan mengancam rantai pasok global sejumlah material yang digunakan pada industri teknologi secara luas, dari kendaraan listrik hingga persenjataan.

Sebagai bagian dari tindakan balasan terhadap apa yang disebut tarif timbal balik Presiden Donald Trump atas barang-barang impor China, Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan memperketat kontrol atas ekspor tujuh jenis mineral langka.

Saham Global Anjlok Imbas Tarif Trump, China: Pasar Telah Berbicara

Saham Global Anjlok Imbas Tarif Trump, China: Pasar Telah Berbicara

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China mengungkapkan pasar saham global anjlok akibat dari kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Dilansir Channel News Asia dikutip Senin (7/5/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun menyampaikan bahwa pasar telah merespons kebijakan Trump tersebut.

"Pasar telah berbicara," ujar Guo Jiakun.

Guo juga menuturkan bahwa respons pasar tersebut itu berkaitan dengan tindakan balasan China dan pernyataan Trump yang menyatakan tidak akan mengubah kebijakan tarif tersebut.