Ekonomi China

Sentimen-Sentimen Ini Antar IHSG ke Zona Hijau

Sentimen-Sentimen Ini Antar IHSG ke Zona Hijau

()

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa (5/11/2023) dengan kenaikan 0,17% ke level 7.491,93 di tengah antisipasi pasar terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat. Gerak IHSG sejalan dengan mayoritas bursa di zona Asia Pasifik yang parkir di zona hijau.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG membukukan penguatan sebesar 0,17% atau 12,42 poin ke level 7.491,93. IHSG dibuka di level 7.479,5 pada perdagangan hari ini.

IHSG berada di level terendah pada perdagangan ini 7.451,54 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini di 7.496,99.

Bangkit dari Keterpurukan, Pasar Properti China Mulai Bergeliat

Bangkit dari Keterpurukan, Pasar Properti China Mulai Bergeliat

()

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan properti residensial di China mulai mengalami perbaikan pada Oktober 2024. Kenaikan ini menjadi yang pertama pada 2024 usai pasar properti China sempat dilaporkan terpuruk.

Melansir laporan Bloomberg, peningkatan perdana itu terjadi usai pemerintah China rutin mengguyur stimulus perumahan yang dinilai ampuh mengembalikan minat para pembeli.

Hasilnya, nilai penjualan rumah baru dari 100 pengembang terbesar di China mengalami kenaikan 7,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) menjadi US$61,2 miliar atau sekitar Rp96,99 triliun (asumsi kurs Rp15.849 per dolar AS).

Trump Janji Naikkan Tarif Jika Menang Pilpres, Goldman Sachs Ungkap Dampaknya ke China

Trump Janji Naikkan Tarif Jika Menang Pilpres, Goldman Sachs Ungkap Dampaknya ke China

()

Bisnis.com, JAKARTA - Tarif impor AS yang lebih tinggi terhadap barang-barang China dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di sisi lain, hal ini juga berpotensi memaksa China untuk fokus ke konsumen dalam negeri. 

Tim Analis Goldman Sachs Inc. yang dipimpin oleh Xinquan Chen dalam laporan yang dikutip Jumat (1/11/2024) menyebut, jika terjadi tarif yang lebih tinggi, Beijing akan terpaksa meningkatkan dukungan fiskal untuk lebih meningkatkan permintaan domestik. 

Chen mengatakan, gelombang stimulus pemerintah tahun ini – yang mencakup program tukar tambah peralatan rumah tangga dan dukungan real estate – sudah siap untuk menggeser pertumbuhan tahun depan ke arah yang sama.

Perekonomian China Lesu, Xi Jinping Soroti Pasar Tenaga Kerja

Perekonomian China Lesu, Xi Jinping Soroti Pasar Tenaga Kerja

()

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Xi Jinping menyoroti tekanan yang dihadapi pasar tenaga kerja China dalam pidatonya yang baru diterbitkan. Xi menggambarkan masa penuh gejolak bagi perekonomian nomor dua di dunia ini ditengah upaya pemerintah menahan perlambatan pertumbuhan.

“China sedang memasuki periode di mana peluang-peluang strategis serta risiko dan tantangan hidup berdampingan, dan faktor-faktor yang tidak terduga meningkat,” kata Xi dalam pidatonya yang dipublikasikan pada Kamis waktu setempat, dengan merujuk secara terselubung pada ketegangan dengan Amerika Serikat dan transisi negaranya dari pertumbuhan yang didorong oleh sektor properti. .

Ditopang Stimulus Jumbo, PMI Manufaktur China Catat Ekspansi Pertama dalam 6 Bulan

Ditopang Stimulus Jumbo, PMI Manufaktur China Catat Ekspansi Pertama dalam 6 Bulan

()

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks manufaktur China mencatatkan pertumbuhan pada Oktober 2024, atau pertama kalinya dalam enam bulan. 

Hasil tersebut mendukung optimisme para pengambil kebijakan bahwa paket stimulus yang digelontorkan baru-baru dapat mengembalikan perekonomian negara nomor dua dunia itu ke jalurnya.

Mengutip Reuters pada Kamis (31/20/2024), purchasing managers index (PMI) manufaktur China naik menjadi 50,1 pada Oktober dari 49,8 pada bulan September. Catatan tersebut tepat di atas angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi dan mengalahkan perkiraan median sebesar 49,9 dalam jajak pendapat Reuters.

Antisipasi Trump Menang Pilpres AS, China Pertimbangkan Tarik Utang Tambahan

Antisipasi Trump Menang Pilpres AS, China Pertimbangkan Tarik Utang Tambahan

()

Bisnis.com, JAKARTA - China dikabarkan tengah mempertimbangkan penerbitan utang tambahan senilai lebih dari 10 triliun yuan atau US$1,4 triliun pada minggu depan dalam beberapa tahun ke depan untuk menghidupkan kembali perekonomiannya yang rapuh.

Berdasarkan sumber yang dikutip Reuters pada Selasa (29/10/2024), paket fiskal tersebut diperkirakan akan ditambah jika Donald Trump memenangkan pemilu AS. 

Badan legislatif tertinggi China, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC), sedang berupaya untuk menyetujui paket fiskal baru, termasuk 6 triliun yuan yang sebagian akan dikumpulkan melalui obligasi negara khusus, pada hari terakhir pertemuan yang akan diadakan dari 4-8 November, kata sumber tersebut.

Hanya China, Negara BRICS yang Rajin Tanam Modal ke Indonesia

Hanya China, Negara BRICS yang Rajin Tanam Modal ke Indonesia

()

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Center of Reform on Economics alias Core Yusuf Rendy Manilet tidak yakin bergabungnya Indonesia ke blok ekonomi BRICS akan meningkatkan realisasi investasi dalam negeri. Dari anggota yang ada, hanya China yang rajin menanamkan modal ke Indonesia.

Yusuf menjelaskan negara-negara yang bergabung ke BRICS sejatinya tidak banyak yang berinvestasi ke Indonesia. Pengecualiannya hanya China.

"Hanya China yang relatif punya sumbangsih realisasi investasi besar di Indonesia, sementara negara-negara anggota lain seperti Rusia kemudian Afrika Selatan dan Brazil secara komponen masih relatif kecil," ujar Yusuf kepada Bisnis, Senin (28/10/2024).

Perkuat Likuiditas, Bank Sentral China PBOC Rilis Kebijakan Moneter Baru

Perkuat Likuiditas, Bank Sentral China PBOC Rilis Kebijakan Moneter Baru

()

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China, The People’s Bank of China (PBOC), memperluas kebijakan moneternya untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik terhadap likuiditas dalam sistem keuangan, seiring dengan upaya penambahan lebih banyak instrumen untuk memperbaiki perekonomian.

Mengutip Bloomberg pada Senin (28/10/2024) PBOC akan melakukan perjanjian pembelian kembali terbalik dengan dealer utama atau outright reverse repurchase agreements setiap bulannya untuk jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, menurut sebuah pernyataan pada hari Senin.