Energi

Kurangi Tekor Dagang, Trump Paksa Uni Eropa Beli Energi dari AS

Kurangi Tekor Dagang, Trump Paksa Uni Eropa Beli Energi dari AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Uni Eropa (UE) harus membeli energi dari Negeri Paman Sam.Hal ini seiring dengan penerapan tarif impor timbal balik (reciprocal tariff) dari AS untuk (UE) sebesar 20%.Menurut Trump, menjual energi ke UE akan menjadi fokus utama karena pemerintahannya berusaha menghilangkan defisit perdagangan dengan blok tersebut. Trump menuding negara-negara Eropa tidak cukup membeli barang-barang AS."Mereka [UE] harus membeli energi dari kita, karena mereka membutuhkannya dan mereka harus membelinya dari kita. Mereka dapat membelinya, kita dapat mengurangi [defisit] US$350 miliar dalam 1 minggu," ucap Trump seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/4/2025).Sementara itu, Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka telah menawarkan kesepakatan tarif “zero-for-zero” untuk menghindari perang dagang dengan Trump. Pasalnya, para menteri Uni Eropa setuju untuk memprioritaskan negosiasi. Di sisi lain, Uni Eropa membalas dengan tarif 25% untuk beberapa impor produk AS. Blok Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara ini menghadapi tarif impor 25% untuk komoditas baja dan aluminium serta mobil dan tarif yang lebih luas sebesar 20% yang berlaku mulai Rabu (9/4/2025) besok.Dilansir dari Reuters pada Selasa (8/4/205), Komisi Eropa mengusulkan tarif pembalasan pertamanya sebesar 25% untuk berbagai impor AS sebagai tanggapan atas tarif baja dan aluminium Trump, bukan pungutan yang lebih luas.Kepala perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic mengatakan, pada Senin (7/4/2025), bahwa pembalasan ini akan berdampak lebih kecil daripada 26 miliar euro (U$28,4 miliar) yang telah diumumkan sebelumnya. "Tarif untuk sebagian besar barang akan mulai berlaku pada 16 Mei 2025 dan beberapa dari 1 Desember 2025," ujarnya.

Jelang Pemilu, Perdana Menteri Australia Janji Tebar Insentif Baterai Surya untuk Rumah Tangga

Jelang Pemilu, Perdana Menteri Australia Janji Tebar Insentif Baterai Surya untuk Rumah Tangga

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menjanjikan 2,3 miliar dolar Australia atau setara Rp23,05 triliun (asumsi kurs Rp10.024 per dolar Australia) sebagai insentif untuk membantu rumah tangga membeli baterai penyimpan listrik tenaga surya.

Hal ini dilakukan menjelang pemilihan umum Australia yang akan berlangsung pada 3 Mei 2025 mendatang. Pemberian insentif itu bertujuan untuk menekan biaya konsumsi listrik rumah tangga.

Maklum, pemerintahan Anthony Albanese yang berhaluan kiri-tengah, memang berfokus pada penurunan tekanan biaya hidup warga. Insentif pemasangan baterai juga merupakan upaya untuk mengimbangi kenaikan harga listrik.