Rugi Rp2 triliun, Bos Garuda Indonesia (GIAA) Buka Suara
Bisnis.com, JAKARTA - Bos Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengatakan meski mengalami kerugian bersih US$131,22 juta atau setara Rp2 triliun hingga kuartal III/2024, GIAA masih mencatatkan EBITDA positif.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh dampak penerapan standar akuntansi PSAK 73, yang berpengaruh pada laporan keuangan.
"Kerugian yang terlihat itu, jika Anda melihat secara mendetail, sebagian besar muncul karena perlakuan akuntansi sesuai dengan PSAK 73, yang mengatur pencatatan untuk leasing operasional," jelas Irfan kepada wartawan, dikutip Senin (4/11/2024).