Impor Minyak

Pertamina Tak Khawatir Dampak Rupiah Anjlok: Kami Sudah Mitigasi

Pertamina Tak Khawatir Dampak Rupiah Anjlok: Kami Sudah Mitigasi

()

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku tak khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada pengadaan energi khususnya impor minyak.Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.312 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2024) sore. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar mata uang Garuda itu melemah 1,34% atau 215 poin.Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Perseroan telah melakukan berbagi mitigasi terkait pergerakan kurs tersebut. Apalagi, bisnis minyak mentah dan BBM memang mengikuti harga spot.Dia pun mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah sejatinya bukan hal baru. Oleh karena itu, Pertamina telah lama melakukan mitigasi."Kalau mitigasi ya itu kita lakukan banyak hal di bidang keuangan, penyesuaian adjustment dari kurs sendiri, kemudian kita juga bekerjasama dengan Bank Indonesia, untuk mengatur stabilitas harga kurs, jadi sebenarnya itu bukan isu lagi," ucap Fadjar di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/12/2024).Karena itu, Fadjar mengimbau masyarakat tak khawatir akan kenaikan harga BBM lantaran pelemahan nilai tukar rupiah. Terlebih, saat ini pasokan energi dalam negeri pun masih aman.Di sisi lain, Fadjar juga mengatakan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan perubahan harga BBM nonsubsidi setiap bulannya."Mitigasinya kita sudah lakukan itu memang sudah sejak lama, jadi sepanjang kita bisa pastikan pasokan energinya ada, stoknya ada, jadi sebenarnya masyarakat tidak perlu khawatir," ucap Fadjar.Berdasarkan data PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), perusahaan telah menyiapkan stok minyak mentah untuk 17 hari. Sementara itu, kapasitas pengolahan ditargetkan 930.000 barel per hari.KPI pun membentuk satgas di enam kilang pertamina untuk memastikan keamanan dan keandalan produksi.

Rupiah Ambruk, Bahlil Wanti-wanti Dampak ke Impor BBM  LPG

Rupiah Ambruk, Bahlil Wanti-wanti Dampak ke Impor BBM LPG

()

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak memungkiri tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap nilai tukar rupiah akan berdampak ke sektor energi, khususnya minyak dan gas serta pertambangan, yang masih bergantung pada impor.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, kondisi tersebut tak dapat dihindari lantaran kondisi ekonomi global yang tidak menentu sehingga berdampak ke pelemahan kurs rupiah. 

"Di sektor ESDM memang salah satu yang membutuhkan dolar paling banyak itu adalah Pertamina kita ini mengimpor crude [minyak mentah] kita atau mengimpor BBM kita, termasuk LPG," kata Bahlil kepada wartawan di Kantor BPH Migas, Kamis (19/12/2024).