Ipo Saham

BEI Sebut 32 Calon Emiten Antre IPO, 12 Perusahaan Miliki Aset Jumbo

BEI Sebut 32 Calon Emiten Antre IPO, 12 Perusahaan Miliki Aset Jumbo

(5 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan terdapat 32 calon emiten berada dalam daftar atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) hingga 10 April 2025.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa sebanyak 32 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI.

"Dari 32 calon perusahaan tercatat tersebut, 12 perusahaan memiliki aset skala besar, atau di atas Rp250 miliar," katanya Jumat (11/4/2025).

Dia melanjutkan, terdapat 17 perusahaan skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar yang mengantre untuk IPO. Sementara itu, terdapat 3 perusahaan dengan aset skala kecil, atau dengan aset di bawah Rp50 miliar.

IPO Fore Coffee (FORE) Laris, Oversubscribe 200,63 kali

IPO Fore Coffee (FORE) Laris, Oversubscribe 200,63 kali

(5 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) atau Fore Coffee dalam proses penawaran umum saham perdana (IPO) mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 orang.

Willson Cuaca, Komisaris Utama Fore Coffee serta Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, menyampaikan perusahaan baru menyelesaikan penawaran umum yang berlangsung pada 8—10 April 2025. Penawaran umum ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari pelaku pasar ritel dalam penjatahan terpusat atau pooling, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 investor, berdasarkan data e-IPO hingga Kamis (10/4/2025).

Bank Digital Grab-Emtek Superbank Masih Rugi di Tengah Kabar IPO

Bank Digital Grab-Emtek Superbank Masih Rugi di Tengah Kabar IPO

(6 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Super Bank Indonesia (Superbank) masih membukukan rugi bersih pada 2024. Adapun, Superbank sempat dikabarkan menjajaki rencana penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan, Superbank mencatatkan rugi bersih sebesar Rp366,36 miliar pada 2024. Meskipun, kerugian bank menyusut dibandingkan rugi pada 2023 sebesar Rp385,1 miliar.

Penyusutan rugi Superbank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 102,42% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp609,5 miliar.