Korea Selatan

Inflasi Korea Selatan Melambat, Ruang Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan Terbuka

Inflasi Korea Selatan Melambat, Ruang Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan Terbuka

()

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Korea Selatan mencatat perlambatan yang melebihi ekspektasi dan laju paling lambat sejak awal 2021. Hal ini memberikan lebih banyak ruang bagi bank sentral untuk mempercepat pelonggaran kebijakan suku bunga pada tahun depan jika momentum ekonomi melemah.

Data dari Kantor Statistik Korea Selatan atau Statistics Korea pada Selasa (5/11/2024) melaporkan, indeks harga konsumen Korea Selatan naik 1,3% secara year on year (yoy) pada Oktober 2024. Catatan tersebut melambat dari capaian 1,6% yoy pada September 2024.

Respons Korut, AS-Korsel Latihan Militer Pakai Pesawat Pengebom

Respons Korut, AS-Korsel Latihan Militer Pakai Pesawat Pengebom

()

Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan udara gabungan dengan melibatkan pesawat pengebom. Latihan digelar sebagai tanggapan atas uji coba rudal jarak jauh terbaru Korea Utara.

Dilansir AFP, Minggu (3/11/2024), latihan itu berlangsung tiga hari setelah Pyongyang meluncurkan salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat terkuat dan tercanggihnya, yang menurut para ahli dapat mencapai target di daratan AS.

Militer Korsel mengatakan latihan tersebut memobilisasi pesawat pengebom B-1B milik AS, jet tempur F-15K dan KF-16 milik Korea Selatan, dan jet F-2 milik Jepang.

Kinerja Ekspor Korea Selatan di Bawah Ekspektasi, Pertumbuhan Ekonomi Terancam

Kinerja Ekspor Korea Selatan di Bawah Ekspektasi, Pertumbuhan Ekonomi Terancam

()

Bisnis.com, JAKARTA - Momentum ekspor Korea Selatan melambat pada Oktober 2024. Hal ini menjadi tanda permintaan terhadap produk-produk utama termasuk semikonduktor diperkirakan mulai berkurang. 

Perlambatan kinerja ini meningkatkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi jelang pemilu AS yang menambah ketidakpastian bagi negara yang bergantung pada perdagangan tersebut.

Data dari Kantor Bea Cukai Korea Selatan pada Jumat (1/11/2024) menyebut, ekspor yang disesuaikan dengan perbedaan hari kerja turun 0,2% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, ekspor utama meningkat sebesar 4,6%, lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Air Busan Mulai Layani Penerbangan Busan-Bali, Simak Jadwalnya

Air Busan Mulai Layani Penerbangan Busan-Bali, Simak Jadwalnya

()

Bisnis.com, DENPASAR – Maskapai asal Korea Selatan Air Busan membuka rute penerbangan reguler dari Busan - Bali mulai Rabu (30/10/2024). 

Penerbangan perdana maskapai Air Busan dengan nomor penerbangan BX601 menggunakan pesawat Airbus 321 mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai hari Rabu (30/10) pukul 23.45 WITA.

Penerbangan tersebut mengangkut 212 orang penumpang. 

Pesawat tersebut dijadwalkan untuk terbang kembali menuju Bandara Internasional Gimhae, Busan dengan nomor penerbangan BX602 pada hari yang sama pukul 01.05 WITA.

Korut Tembak Rudal Balistik ke Laut Timur!

Korut Tembak Rudal Balistik ke Laut Timur!

()

Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke perairan timur laut semenanjung Korea pada hari Kamis waktu setempat. Tembakan diluncurkan setelah pertemuan pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di Pentagon.

Dilansir dari Yonhap, Kamis (31/10/2024), Militer Korsel tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tembakan rudal Korut. Saat ini, analisis sedang dilakukan.

Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah kepala pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengutuk pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia di Pentagon.

AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

()

Korea Utara (Korut) mengirimkan 10 ribuan pasukan Pyongyang ke medan tempur membantu Rusia melawan pasukan Ukraina. Merespons hal ini, Pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia.

Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Rusia dan Korut telah memperdalam aliansi politik dan militer selama perang bergulir. Namun, mengirim pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.

Presiden Korsel: Kerja Sama Militer Rusia-Korut Ancam Keamanan Global

Presiden Korsel: Kerja Sama Militer Rusia-Korut Ancam Keamanan Global

()

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyebut peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara (Korut) menjadi ancaman keamanan global yang besar. Hal itu disampaikan setelah Amerika Serikat (AS), sekutu Korsel, menuduh Korut mengirimkan 10.000 tentaranya untuk berlatih di Rusia.

"Seiring dengan berlanjutnya perang di Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga, Korea Utara telah melakukan lebih dari sekadar memasok senjata ke Rusia dan bahkan telah mengerahkan pasukan," ucap Yoon dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Korsel, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024).

Korut Sebut Penyelidikan Buktikan Korsel Kirim Drone ke Pyongyang

Korut Sebut Penyelidikan Buktikan Korsel Kirim Drone ke Pyongyang

()

Media pemerintah Korea Utara (Korut) mengungkapkan bahwa penyelidikan telah "membuktikan" militer Korea Selatan (Korsel) mengirimkan drone ke Pyongyang, ibu kota Korut untuk menyebarkan selebaran propaganda. Korut menyebut pengiriman drone oleh Korsel itu sebagai pelanggaran kedaulatan.

Otoritas Pyongyang sebelumnya menuduh Seoul mengirimkan drone ke wilayah udaranya sebanyak tiga kali. Tuduhan itu dibantah keras oleh militer Korsel.

Kementerian Pertahanan Korut, seperti dilaporkan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP, Senin (28/10/2024), membongkar modul kontrol dari puing-puing "drone musuh" yang jatuh di wilayahnya dan menganalisis rencana dan catatan penerbangannya.

Kurs Won Catat Pelemahan Terbesar dalam Tiga Bulan, Pemerintah Korsel Siapkan Intervensi Pasar

Kurs Won Catat Pelemahan Terbesar dalam Tiga Bulan, Pemerintah Korsel Siapkan Intervensi Pasar

()

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok berjanji bertindak cepat untuk mengekang volatilitas yang berlebihan pada mata uang won. Hal tersebut merupakan indikasi terbaru bahwa para pejabat semakin gelisah terhadap mata uang tersebut setelah jatuh ke level terendah dalam tiga bulan.

"Pihak berwenang Korea akan segera merespons sesuai dengan rencana darurat jika terjadi volatilitas yang berlebihan baik pada mata uang maupun pasar keuangan negara yang lebih luas," kata Choi dikutip dari Bloomberg pada Senin (28/10/2024).