Kredit Perbankan

Pemerintah Bakal Hapus Utang 1,09 Juta UMKM Januari 2025, Berpeluang Diperpanjang

Pemerintah Bakal Hapus Utang 1,09 Juta UMKM Januari 2025, Berpeluang Diperpanjang

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyampaikan sekitar 1,09 juta pelaku UMKM akan mendapatkan fasilitas penghapusan piutang macet UMKM secara bertahap mulai Januari 2025.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya bersama dengan Bank Himbara tengah mengkaji jumlah pelaku UMKM yang akan mendapatkan penghapusan piutang ini.

“Berdasarkan data yang sudah kita riviu bersama-sama dengan Bank Himbara sekitar 1,097 juta-an [pelaku UMKM] potensinya. Ini masih plus minus, naik turun, yang inilah sedang kita riviu,” ujar Maman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Pemerintah Mulai Hapus Utang UMKM di Bank BUMN pada Januari 2025

Pemerintah Mulai Hapus Utang UMKM di Bank BUMN pada Januari 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan mulai merealisasikan penghapusan piutang macet di Bank Himbara atau bank milik BUMN kepada para pelaku UMKM mulai Januari 2025.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengatakan bahwa Peraturan Pemerintah (PP) terkait penghapusan piutang UMKM sejatinya sudah dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Perlu diketahui, penghapusan piutang macet UMKM tercantum di dalam PP Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PP 47/2024). Beleid ini mulai berlaku untuk jangka waktu selama enam bulan terhitung sejak berlakunya PP ini. Adapun, PP 47/2024 ditetapkan dan diundangkan pada 5 November 2024.

OPINI: Dominasi Ekosistem, Strategi Meningkatkan Bisnis Bank

OPINI: Dominasi Ekosistem, Strategi Meningkatkan Bisnis Bank

()

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan merupakan penggerak utama sektor jasa keuangan di Tanah Air. Perannya dalam perekonomian, tak perlu diragukan baik untuk mendukung kegiatan di sektor riil maupun menopang lembaga jasa keuangan lain.

Besarnya kontribusi perbankan tecermin dari aset yang dikelola perbankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai aset industri perbankan nasional mencapai Rp12.210,18 triliun hingga Juli 2024.

Sementara itu, industri keuangan non-bank (IKNB) mengelola aset senilai Rp3.396,61 triliun hingga Juli 2024. Di IKNB, layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) dalam 6 tahun terakhir mencatat laju aset yang mampu melampaui bisnis bank.

Kredit Paylater Perbankan Terus Menanjak per Oktober 2024

Kredit Paylater Perbankan Terus Menanjak per Oktober 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA - Produk buy now pay later (BNPL) atau paylater perbankan terus mengalami pertumbuhan tinggi hingga Oktober 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pada bulan kesepuluh tahun ini, kredit paylater perbankan mencapai Rp21,25 triliun atau sebesar 0,28% dari total kredit yang senilai Rp7.656,90 triliun.

"Per Oktober 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 47,92% YoY menjadi Rp21,25 triliun," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil RDK Bulanan November 2024 pada Jumat (13/12/2024).

Bank BUMN jadi Pendorong Pertumbuhan Kredit Oktober 2024

Bank BUMN jadi Pendorong Pertumbuhan Kredit Oktober 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kelompok bank BUMN menjadi pendorong kredit per Oktober 2024.

Sebagai informasi, bank BUMN terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Pada periode itu, kredit perbankan tumbuhn sebesar 10,92% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp7.656,90 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pada September 2024 yang sebesar 10,85% YoY.

"Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yaitu sebesar 12,64% YoY," demikian keterangan OJK terkait hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan November 2024, Jumat (13/12/2024).

Pemerintahan Prabowo Pastikan PPN jadi 12%, OJK Beberkan Dampaknya terhadap Kinerja Perbankan

Pemerintahan Prabowo Pastikan PPN jadi 12%, OJK Beberkan Dampaknya terhadap Kinerja Perbankan

()

Bisnis.com, JAKARTA -– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan dampak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% terhadap kinerja perbankan. Kenaikan PPN sendiri telah dipastikan oleh Presiden Prabowo dengan menyasar produk yang tidak memberatkan masyarakat kecil.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut bahwa peningkatan PPN dari level 11% tidak dapat dipungkiri akan berpotensi mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Sementara itu, dari sisi supply, secara bertahap dampak kebijakan tersebut juga akan turut mempengaruhi komponen biaya produksi guna menjaga produk dan layanan pelaku bisnis agar tetap memiliki daya tarik bagi pembeli,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulanan, Jumat (13/12/2024).

Update Kinerja Perbankan: Kredit Oktober 2024 Sentuh Rp7.656,9 Triliun, NPL 2,20%

Update Kinerja Perbankan: Kredit Oktober 2024 Sentuh Rp7.656,9 Triliun, NPL 2,20%

()

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa kinerja perbankan Tanah Air tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga per Oktober 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa pertumbuhan kredit hingga bulan kesepuluh tahun ini masih melanjutkan catatan dobel digit sebesar 10,92% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai Rp7.656,90 triliun.

“Di sisi lain, dana pihak ketiga atau DPK perbankan tercatat tumbuh sebesar 6,74% YoY, di September lalu 7,04%, menjadi sebesar Rp8.751,16 triliun dengan tabungan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulanan, Jumat (13/12/2024).

Jelang Libur Nataru, Bank Pede Transaksi Kartu Kredit Makin Merekah

Jelang Libur Nataru, Bank Pede Transaksi Kartu Kredit Makin Merekah

()

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank percaya diri bahwa transaksi kartu kredit akan bertambah seiring dengan momentum hari raya Natal dan tahun baru 2025 (nataru) dalam waktu dekat.

Head of Digital Banking PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (BTPN) Irwan Tisnabudi mengatakan bahwa musim liburan ini menjadi kesempatan nasabah mengonsolidasikan pengeluarannya melalui kartu kredit.

Giliran bank yang kemudian menyambut momentum itu dengan memberikan tawaran menarik. Jenius, bank digital besutan SMBC sendiri memberlakukan Yay Points, yaitu poin yang didapatkan pengguna kartu kredit usai melakukan transaksi. 

Jenius Salurkan Pinjaman Rp3,3 Triliun per September 2024, Tumbuh Lebih dari 100%

Jenius Salurkan Pinjaman Rp3,3 Triliun per September 2024, Tumbuh Lebih dari 100%

()

Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi digital Jenius milik PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (BTPN) telah menyalurkan pinjaman senilai lebih dari Rp3,3 triliun pada September 2024.

Head of Digital Banking SMBC Indonesia Irwan Tisnabudi menjelaskan bahwa outstanding tersebut berasal dari tiga produk pinjaman, yakni kartu kredit, atau pinjaman tunai, hingga produk buy now pay later (BNPL).

“Dan pertumbuhannya sangat baik. Year in year (YoY) atau pertumbuhan [tahunan]-nya lebih dari 100%,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Kuda-Kuda SMBC Indonesia Jaga Pertumbuhan Bisnis di Era Bunga Tinggi

Kuda-Kuda SMBC Indonesia Jaga Pertumbuhan Bisnis di Era Bunga Tinggi

()

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank SMBC Indonesia Tbk., yang sebelumnya dikenal sebagai BTPN, terus mempersiapkan berbagai strategi untuk menumbuhkan bisnis di tengah situasi ekonomi yang terus berkembang. 

Direktur Utama SMBC Indonesia Henoch Munandar mengatakan seiring dengan masih tingginya tingkat suku bunga, perseroan telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk menjaga pertumbuhan bisnis.

“Salah satu fokus dari perbankan adalah tentu kita mengusahakan untuk mendapatkan persaingan dana murah yang menjadi salah satu sumber fokus dari industri perbankan,” ujarnya di Jakarta, yang dikutip pada Kamis (5/12/2024).