Otomotif

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kian memanas dan mulai menimbulkan dampak langsung ke sektor otomotif. Imbasnya, produsen kendaraan listrik asal AS Tesla Inc. menghentikan layanan pemesanan untuk model S dan model X di pasar China.

Langkah ini diambil setelah Pemerintah China resmi mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap seluruh produk asal AS menjadi 125% mulai 12 April 2025. 

Adapun, kebijakan ini merupakan respons atas tarif impor balasan setara yang sebelumnya diberlakukan oleh Pemerintah AS, dalam upaya menekan defisit perdagangan dan memberikan sanksi atas tindakan retaliasi Beijing terhadap pajak barang impor AS.

Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan resmi meluncurkan paket pendanaan darurat senilai 3 triliun won atau sekitar US$2 miliar untuk menopang industri otomotif yang terdampak kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat (AS).

Jika dikonversi ke rupiah, maka nilai insentif tersebut sekitar Rp33,6 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS). Langkah ini diambil sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump berupa tarif baru sebesar 25% atas seluruh impor kendaraan ke AS.

Pundi-Pundi Bisnis Astra (ASII) dan Indomobil (IMAS) saat Otomotif Lesu

Pundi-Pundi Bisnis Astra (ASII) dan Indomobil (IMAS) saat Otomotif Lesu

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten otomotif yakni PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) mencatatkan kinerja pendapatan dari bisnis otomotif yang masih bertumbuh saat industri otomotif lesu pada 2024.

Berdasarkan laporan keuangan, Indomobil telah mencatatkan peningkatan pendapatan neto yang naik 1,47% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp29,31 triliun pada 2024.

Segmen usaha otomotif menjadi penyumbang terbesar bagi Indomobil yakni sebesar Rp23,36 triliun pada 2024, tumbuh 22% yoy.

Atur Strategi Pelaku Industri Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Atur Strategi Pelaku Industri Hadapi Kebijakan Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan tarif resiprokal atau imbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam stabilitas sektor manufaktur Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyatakan akan terus memantau perkembangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan menjaga daya tahan ekonomi dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun bakal memanggil pelaku industri untuk membahas tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump pada hari ini, Senin (7/4/2025).

Airlangga mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan wadah bagi pelaku usaha yang ingin memberikan masukan terhadap pemerintah terkait kebijakan AS tersebut.

Beda Nasib Cuan Indomobil (IMAS)  Astra (ASII) saat Penjualan Otomotif Lesu 2024

Beda Nasib Cuan Indomobil (IMAS) Astra (ASII) saat Penjualan Otomotif Lesu 2024

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Raupan laba emiten otomotif PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) dan PT Astra International Tbk. (ASII) berbeda nasib pada 2024 seiring dengan penjualan otomotif yang melorot.

Berdasarkan Laporan Keuangan, IMAS mencatatkan laba yang diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar Rp233,73 miliar pada 2024, turun 63,04% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2023 sebesar Rp632,52 miliar.

Indomobil sebenarnya telah mencatatkan peningkatan pendapatan neto yang naik 1,47% yoy menjadi Rp29,31 triliun pada 2024. Kemudian, beban pokok naik 1,38% yoy menjadi Rp23,32 triliun pada 2024. Alhasil, laba kotor IMAS sebenarnya naik 1,82% yoy menjadi Rp5,99 triliun.