Pasar Modal

BEI Wanti-Wanti RI Antisipasi Dampak Hasil Pilpres AS ke Pasar Modal

BEI Wanti-Wanti RI Antisipasi Dampak Hasil Pilpres AS ke Pasar Modal

()

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap pemerintah dapat mengantisipasi dampak dari pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) terhadap ekonomi secara makro dan pasar modal Indonesia. 

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan hasil pemilihan presiden AS pasti memiliki dampak terhadap perekonomian dan pasar modal Indonesia.

"Kembali lagi, apapun hasil dari pemilu di AS, bagaimana pun nanti kebijakan ke depannya, saya yakin pemerintah kita juga akan melakukan antisipasi," ujar Jeffrey, Selasa (5/11/2024). 

Belum Satu Bulan Prabowo Dilantik, Mengapa Dana Asing Kabur dari Pasar Saham RI?

Belum Satu Bulan Prabowo Dilantik, Mengapa Dana Asing Kabur dari Pasar Saham RI?

()

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing dalam dua pekan perdagangan berturut-turut sejak Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden RI per 20 Oktober 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepekan perdagangan setelah Prabowo dilantik yakni 21 Oktober 2024 sampai dengan 25 Oktober 2024, tercatat net sell asing di pasar saham sebesar Rp3,62 triliun.

Sepekan setelahnya atau pekan kedua pemerintahan baru Presiden RI Prabowo Subianto, yakni 28 Oktober 2024 sampai dengan 1 November 2024, terjadi net sell asing di pasar saham sebesar Rp2,64 triliun.

Donald Trump Diunggulkan, Bagaimana Potensi Window Dressing?

Donald Trump Diunggulkan, Bagaimana Potensi Window Dressing?

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kans calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memenangkan pemilu AS dalam survei terbaru. Lalu, bagaimana potensi window dressing dengan kans kemenangan Trump ini?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan berdasarkan hasil survei pemilu AS, saat ini Donald Trump diunggulkan untuk menang. Meski demikian, hasil ini cukup berimbang dengan Kamala Harris.

"Beberapa minggu terakhir market ekspektasinya sudah merespons kemenangan Donald Trump," kata Martha, Senin (4/11/2024).

Pelaku Pasar Bakal Wait and See Jelang Pemilu AS dan FOMC The Fed

Pelaku Pasar Bakal Wait and See Jelang Pemilu AS dan FOMC The Fed

()

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan terdampak oleh pemilu Amerika Serikat (AS), dengan investor yang diperkirakan akan melakukan untuk wait and see pekan ini menjelang pemilu AS dan pertemuan FOMC The Fed.

Associate Director of Research and Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan pemilihan presiden Amerika Serikat akan memberikan dampak terhadap Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemilu AS menurutnya selalu meningkatkan volatilitas pasar ekuitas di Amerika dan dunia.

IHSG Sepekan Melemah, Nilai Transaksi Merosot ke Rp11,31 Triliun

IHSG Sepekan Melemah, Nilai Transaksi Merosot ke Rp11,31 Triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan dalam sepekan dan berada pada level 7.505,25 periode 28 Oktober-1 November 2024. Nilai transaksi IHSG juga ikut turun menjadi Rp11,31 triliun dalam sepekan. 

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami perubahan atau terkoreksi 2,46% pada posisi 7.505,25 dari 7.694,66 pada pekan sebelumnya.

"Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi harian Bursa sebesar 7,61% menjadi 1,26 juta kali transaksi dari 1,37 juta kali transaksi pada sepekan yang lalu," kata Kautsar, Sabtu (1/11/2024).

OJK: Dana Rp159,19 Triliun Mengalir di Pasar Modal per Oktober 2024

OJK: Dana Rp159,19 Triliun Mengalir di Pasar Modal per Oktober 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan aktivitas penggalangan dana di pasar modal telah menembus nilai Rp159,19 triliun sampai akhir Oktober 2024.

Anggota Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan penghimpunan dana di pasar modal masih berada dalam tren yang positif hingga Oktober 2024.

"Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp159,19 triliun, dengan Rp4,06 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 29 emiten baru," tutur Friderica dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Jumat (1/11/2024).

Asuransi Great Eastern Kejar Modal Inti Jadi Rp1 Triliun

Asuransi Great Eastern Kejar Modal Inti Jadi Rp1 Triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi umum, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) berencana mengejar target ekuitas minimum Rp1 triliun per 2028 melalui penyuntikan modal tambahan dari pemegang saham.

Direktur Utama General Eastern Aziz Adam Sattar menerangkan target ekuitas minimum ini bakal dicapai tanpa melalui investor strategis baru.

"Kemungkinan besar pemegang saham GEGI akan menyuntikkan modal tambahan untuk memenuhi persyaratan modal minimum sesuai ketentuan OJK berdasarkan KPPE II untuk 2028," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (29/10/2024).