Pasar Obligasi

Petrosea (PTRO) Catat Obligasi  Sukuk Ijarah Rp1,5 Triliun

Petrosea (PTRO) Catat Obligasi Sukuk Ijarah Rp1,5 Triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Petrosea tbk Tbk. (PTRO) resmi mencatatkan obligasi senilai total Rp1,5 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (16/12/2024).

Emiten afiliasi Prajogo Pangestu itu menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 dengan nilai Rp1,5 triliun dengan rincian Obligasi Berkelanjutan dengan jumlah pokok senilai Rp1 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan dengan sisa imbalan ijarah senilai Rp500 miliar. 

“Seluruh dana akan digunakan untuk memperkuat modal kerja guna mendukung realisasi kontrak-kontrak yang telah diperoleh Petrosea pada lini bisnis Kontrak Pertambangan dan EPC terintegrasi,” kata Chief investment Officer PTRO Kartika Hendrawan di BEI, Jakarta, Senin (16/12/2024). 

Yield SUN Tenor 10 Tahun Menuju 6,31% di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

Yield SUN Tenor 10 Tahun Menuju 6,31% di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun akan menguat bergerak turun pada 2025, ditopang dengan pemangkasan suku bunga.

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin memprediksi bahwa yield SUN pada tahun depan akan terdorong lebih rendah daripada tahun ini yang berada direntang 6,60%-7,20%.

"Menurut saya, rata-rata yield di tahun depan akan berkisar antara 6,31%-6,69% untuk tenor 10 tahun. Sebagai catatan, persentase tersebut adalah angka rata-rata," katanya saat ditanyai Bisnis, Kamis (12/12/2024).

KALEIDOSKOP 2024: SR021 Paling Laris dari 8 Seri SBN Ritel yang Diluncurkan

KALEIDOSKOP 2024: SR021 Paling Laris dari 8 Seri SBN Ritel yang Diluncurkan

()

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan RI telah merilis 8 seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang meluncur sepanjang 2024.

SBN ritel pertama yang meluncur pada tahun ini adalah Obligasi Negara Ritel seri ORI025. Lalu, ada juga seri Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), dan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) Ritel. Lalu seri mana yang paling banyak terjual?

Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 dengan tenor 3 tahun ORI025T3 dan tenor 6 tahun ORI025T6 ditawarkan oleh pemerintah pada 29 Januari-22 Februari 2024.

Surat Utang BUMN Sudah Terbit Rp40,64 Triliun per November 2024

Surat Utang BUMN Sudah Terbit Rp40,64 Triliun per November 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA – Grup emiten pelat merah dari keluarga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menerbitkan surat utang atau obligasi senilai total Rp40,64 triliun sepanjang Januari hingga November 2024. 

Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Irmawati Amran menyampaikan nilai penerbitan surat utang nasional sepanjang Januari – November 2024 telah mencapai Rp130,18 triliun. 

“Memang paling banyak yang menerbitkan surat utang di tahun 2024 adalah multifinance,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Rabu (11/12/2024). 

Surat Utang Senilai Rp156 Triliun Bakal Jatuh Tempo di 2025

Surat Utang Senilai Rp156 Triliun Bakal Jatuh Tempo di 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat surat utang korporasi senilai total Rp156,6 triliun akan jatuh tempo pada 2025. Obligasi jatuh tempo ini didominasi oleh sektor multifinance dan perbankan. 

Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan terdapat 127 perusahaan yang memiliki surat utang jatuh tempo pada 2025. Perinciannya, untuk obligasi jatuh tempo sebesar Rp129 triliun, sukuk mencapai Rp20,1 triliun, dan medium term notes (MTN) senilai Rp7 triliun.  

“Sehingga total mencapai Rp156,6 triliun yang akan jatuh tempo pada tahun 2025,” ujarnya dalam pemaparan virtual, Rabu (11/12/2024). 

Prospek Cerah Pasar Pasar Obligasi RI pada 2025, Simak Katalis Positifnya

Prospek Cerah Pasar Pasar Obligasi RI pada 2025, Simak Katalis Positifnya

()

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek pasar obligasi di Indonesia diproyeksikan akan positif pada 2025 sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dan defisit APBN yang terjaga di bawah 3% terhadap PDB. 

Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee berpendapat obligasi Indonesia akan cukup menarik dan positif pada tahun depan. Merujuk data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), hingga 8 Desember 2024, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik 4,77% ke posisi 392,6320.