Penembakan Polisi

Kuasa Hukum Korban Penembakan Polisi Minta Kapolrestabes Semarang Dipecat

Kuasa Hukum Korban Penembakan Polisi Minta Kapolrestabes Semarang Dipecat

()

SEMARANG, KOMPAS.com - Zainal Abidin Petir, kuasa hukum Gamma, pelajar SMK yang menjadi korban penembakan oleh polisi, meminta agar Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, dipecat dari jabatannya.

Permintaan ini disampaikan karena Zainal menilai bahwa Irwan menghambat proses penyelidikan kasus penembakan yang terjadi pada Minggu, 24 November 2024.

"Maka Kapolrestabes juga ikut bertanggungjawablah. Katanya kemarin Kapolrestabes siap dievaluasi, kalau menurut saya ya harus dievaluasi dan dicopotlah. Supaya dalam proses penyelidikan maupun penyidikan itu penyidik biar enteng, kalau masih ada atasannya kan mesti agak-agak gimana gitu," ujar Zainal saat ditemui di SMKN 4 Semarang, Senin (9/12/2024).

Soal Penembakan Terduga Begal di Lampung, LBH Sebut 5 Polisi Dinyatakan Melanggar Etik

Soal Penembakan Terduga Begal di Lampung, LBH Sebut 5 Polisi Dinyatakan Melanggar Etik

()

JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung mengungkapkan bahwa lima anggota polisi telah dinyatakan melanggar kode etik setelah menembak seorang warga bernama Romadon, yang diduga terlibat dalam kasus pembegalan, di Lampung Timur.

Penembakan tersebut terjadi di hadapan keluarga Romadon, termasuk kedua orang tua, anak, dan istrinya, pada 28 Maret 2024.

Direktur LBH Bandar Lampung Suma Indra Jarwadi menjelaskan, pihaknya telah melaporkan insiden ini kepada Propam Mabes Polri pada 20 Mei 2024.

Keluarga Gamma Ungkap Sederet Kejanggalan Insiden Penembakan Polisi di Semarang

Keluarga Gamma Ungkap Sederet Kejanggalan Insiden Penembakan Polisi di Semarang

()

SEMARANG, KOMPAS.com - Keluarga Gamma Rizkinata (17), pelajar SMK Gamma yang menjadi korban penembakan oleh polisi di Semarang, menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus yang merenggut nyawa korban pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

Juru bicara keluarga, Subambang, yang juga merupakan kakek korban, mengecam inkonsistensi keterangan polisi saat memberikan penjelasan kepada Komisi III DPR RI pada Selasa (3/12/2024).

Subambang menegaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara lokasi perkelahian yang disebutkan polisi dan tempat terjadinya penembakan.