Rupiah Melemah

Rupiah Hampir 17.000 Per Dollar AS, Ketua MPR: Harus Jadi Momentum Tingkatkan Ekspor

Rupiah Hampir 17.000 Per Dollar AS, Ketua MPR: Harus Jadi Momentum Tingkatkan Ekspor

(2 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI, Ahmad Muzani mengatakan, nilai rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga hampir menyentuh Rp 17.000 belakangan ini harus dijadikan momentum meningkatkan ekspor.

Muzani menilai bahwa ekspor harus dilakukan ke negara-negara selain Amerika Serikat.

"Ini harus jadi momentum untuk meningkatkan ekspor kita ke negara-negara lain, tapi di luar Amerika karena harga barang kita lebih kompetitif lebih murah," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Kurs Dolar AS BCA, Mandiri Cs Hari Ini 8 April 2025, Harga Jual Nyaris Rp17.000

Kurs Dolar AS BCA, Mandiri Cs Hari Ini 8 April 2025, Harga Jual Nyaris Rp17.000

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Lalu, bagaimana kurs dollar AS di BCA, BRI, Mandiri dan BNI hari ini?

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,26% atau 43,5 poin ke level Rp16.865 pada pukul 09.10 WIB. Indeks dolar AS turun 0,21% ke level 103,04.

Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.

Masukan Pengamat soal Stimulus Perbankan di Tengah Perang Dagang  Pelemahan Rupiah

Masukan Pengamat soal Stimulus Perbankan di Tengah Perang Dagang Pelemahan Rupiah

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai perlu memberikan stimulus pada sektor perbankan di tengah gejolak kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo menyebut pemerintah sebaiknya mempertimbangkan pemberian stimulus yang bersifat selektif dan strategis untuk menjaga stabilitas sektor perbankan, yang merupakan tulang punggung sistem keuangan nasional. 

"Stimulus yang tepat bukan dalam bentuk bailout langsung, melainkan melalui dukungan likuiditas, insentif fiskal, dan stabilisasi makroekonomi," kata Arianto saat dihubungi, Senin (7/4/2025).

Perang Dagang Berkobar, Pengamat Wanti-Wanti Risiko Kredit Bank Memburuk

Perang Dagang Berkobar, Pengamat Wanti-Wanti Risiko Kredit Bank Memburuk

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perbankan akan merasakan dampak negatif dari kombinasi sentimen kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo menyebut dampak kebijakan tarif Trump dan pelemahan rupiah terhadap bisnis perbankan di Indonesia dapat terlihat dari meningkatnya volatilitas nilai tukar serta tekanan terhadap stabilitas makroekonomi. 

Dia menjelaskan kebijakan tarif Trump yang bersifat proteksionis memicu ketegangan dagang global, terutama antara AS dan China. Hal tersebut menyebabkan arus modal asing keluar dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.