Skk Migas

Mengejar Megaproyek Abadi Masela Usai 26 Tahun Jalan di Tempat

Mengejar Megaproyek Abadi Masela Usai 26 Tahun Jalan di Tempat

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Percepatan pengembangan proyek LNG Abadi Blok Masela terus dikejar seiring meningkatnya kebutuhan gas dalam negeri. Pemerintah mendesak operator, Inpex Masela Ltd., untuk mempercepat produksi proyek migas raksasa di Laut Arafura itu sebelum 2030.

Proyek Lapangan Abadi Masela belum juga berproduksi sejak Inpex memperoleh hak pengelolaan pada November 1998 atau sekitar 26 tahun lalu. Proyek ini sempat tersendat beberapa kali karena sejumlah permasalahan, mulai dari perubahan rencana pembangunan kilang LNG di lepas pantai menjadi di darat hingga hengkangnya Shell dari proyek tersebut.

Amankan Kebutuhan Domestik, RI Sesuaikan Ekspor Gas ke Singapura

Amankan Kebutuhan Domestik, RI Sesuaikan Ekspor Gas ke Singapura

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia melakukan penyesuaian alokasi ekspor gas ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah akan mengurangi alokasi ekspor gas dari Sumatra dan mengalihkannya ke pasar domestik untuk Juni 2025.

Sementara itu, pemenuhan permintaan gas Singapura akan dioptimalkan dari pasokan gas Natuna.

"Sementara ini, kita masih upayakan pemenuhan LNG itu dari dalam negeri. Kita akan memaksimalkan [realokasi] ekspor gas pipa dari Natuna, yang dari Sumatra kita kurangi [ekspor] yang ke Singapura untuk kebutuhan dalam negeri," kata Djoko di Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Kesepakatan Jual Beli Gas Blok Masela Ditarget Juni 2025

Kesepakatan Jual Beli Gas Blok Masela Ditarget Juni 2025

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan Inpex Corp bakal melakukan perjanjian jual beli gas (PJBG) Blok Masela pada Juni 2025 ini.Menurutnya, khusus head of agreement (HoA) jual beli gas dengan perusahaan dalam negeri akan dilakukan pada penyelenggaraan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex pada Mei 2025.Djoko mengatakan, perusahaan dalam negeri yang dimaksud adalah PT Pupuk Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN."Komersialisasinya rencana bulan Juni Inpex mau memasarkan gasnya, mudah-mudahan untuk HoA untuk yang dengan domestik itu bisa kita tandatangani nanti di acara IPA bulan depan, ada dengan PLN, Pupuk Indonesia, sama PGN," ungkapnya Djoko di Jakarta, Rabu (9/4/2025).Dia menuturkan, saat ini proyeksi produksi gas Inpex mencapai 1.200 million standard cubic feet per day (MMscfd). Sementara itu, jumlah yang dapat dijual untuk perusahaan domestik diproyeksikan sekitar 200 MMscfd."Lagi negosiasi jumlah totalnya kan produksinya 1.200 MMscfd, paling tidak lebih kurang 200 MMscfd sudah bisa untuk domestik sementara ini," kata Djoko.Lebih lanjut, Djoko juga meminta Inpex untuk mempercepat keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek gas alam cair (LNG) di Lapangan Abadi Masela pada tahun depan atau 2026.Semula, FID proyek LNG di Lapangan Abadi Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku itu ditargetkan tercapai pada 2027. "Harus tahun depan. Ini kan kita percepat," kata Djoko. Djoko menilai Inpex seharusnya sudah siap melakukan FID tahun depan. Apalagi, saat ini Inpex telah mulai inisiasi desain rekayasa awal atau front-end engineering design onshore LNG (FEED OLNG).Dia juga menegaskan kembali komitmen SKK Migas dalam mendorong percepatan proyek ini menuju target besar onstream pada 2030. Hal itu dilakukan dengan kolaborasi dan profesionalisme dari Inpex dan para mitra KKS.  "Mari kita selesaikan setiap tahapan pekerjaan dengan sense of urgency yang kuat. Proyek ini tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tetapi juga menjadi benchmark sebagai proyek kelas dunia yang mengedepankan keselamatan, keberlanjutan, dan keunggulan teknis," katanya.

SKK Migas Minta Inpex Percepat Keputusan Investasi Proyek Abadi Masela ke 2026

SKK Migas Minta Inpex Percepat Keputusan Investasi Proyek Abadi Masela ke 2026

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto meminta Inpex Corp untuk mempercepat keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek gas alam cair (LNG) di Lapangan Abadi Masela pada tahun depan atau 2026.Semula, FID proyek LNG di Lapangan Abadi Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku itu ditargetkan tercapai pada 2027."Harus tahun depan. Ini kan kita percepat," kata Djoko usai acara peluncuran fase Inisiasi Front-End Engineering Design Onshore LNG (FEED OLNG) untuk proyek Lapangan Gas Abadi Masela di Jakarta, Rabu (9/4/2025).Djoko menilai Inpex seharusnya sudah siap melakukan FID tahun depan. Apalagi, saat ini Inpex telah mulai inisiasi desain rekayasa awal atau FEED OLNG.Inisiasi ini juga diharapkan menjadi fondasi yang kokoh dengan segera disepakatinya perjanjian jual beli gas (PPJG) menuju FID."Jadi kita percepat sehingga tahun depan bisa selesai terus FID," tegas Djoko.Dia juga menegaskan kembali komitmen SKK Migas dalam mendorong percepatan proyek ini menuju target besar onstream pada 2030. Hal itu dilakukan dengan kolaborasi dan profesionalisme dari Inpex dan para mitra KKS. "Mari kita selesaikan setiap tahapan pekerjaan dengan sense of urgency yang kuat. Proyek ini tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tetapi juga menjadi benchmark sebagai proyek kelas dunia yang mengedepankan keselamatan, keberlanjutan, dan keunggulan teknis," katanya.Sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) di sektor energi, Proyek Gas Abadi memainkan peran penting dalam mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis energi bersih. Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train likuefaksi LNG di darat dengan total kapasitas produksi sebesar 9,5 juta metrik ton per tahun (mtpa), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk kebutuhan domestik, dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari (bcpd). Inpex mengelola Lapangan Gas Abadi dengan hak partisipasi 65%, bersama mitra Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%).Sebelumnya, Inpex Corp menargetkan mencapai keputusan akhir investasi atau FID pada proyek gas alam cair di Lapangan Abadi Masela, Indonesia pada 2027, sebagai upaya perluasan pasokan LNG.  Dikutip dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), hal tersebut terungkap dalam rencana bisnis 3 tahun mendatang, di mana Inpex berencana untuk berinvestasi US$11,7 miliar di berbagai wilayah, termasuk proyek andalannya Ichthys LNG di Australia. Presiden dan CEO Inpex Corp Takayuki Ueda mengatakan, pihaknya melihat potensi besar dalam pengembangan bisnis LNG yang dapat mendukung transisi energi. "Gas alam dan LNG memiliki intensitas emisi gas rumah kaca yang relatif rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya dan akan memainkan peran yang semakin penting sebagai bahan bakar praktis dalam transisi energi," ujar Ueda.

Inpex Memulai Desain Rekayasa Awal Proyek LNG Blok Masela

Inpex Memulai Desain Rekayasa Awal Proyek LNG Blok Masela

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa migas Jepang, Inpex Corp memulai fase onshore LNG front-end engineering design (FEED OLNG) untuk proyek di Lapangan Abadi Masela.FEED atau desain rekayasa awal yang dioperatori oleh Inpex Masela itu menandai kemajuan besar untuk proyek tersebut.CEO Inpex Corp Takayuki Ueda mengatakan, fase ini berfokus pada pemilihan teknologi lisensor likuefaksi dan teknologi penggerak turbin gas. Menurutnya, keduanya penting untuk mempercepat keseluruhan fase desain rekayasa pita lebar dari proyek ini. "Inisiatif ini juga penting untuk memenuhi harapan tinggi dari para pemangku kepentingan kami dan memastikan realisasi proyek yang tepat waktu. Abadi Energy Project akan memakan waktu yang lama dan semakin memperkuat ketahanan energi bagi Indonesia," kata Ueda dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/4/2025).Dia menuturkan, hasil dari fase ini akan menjadi dasar teknis dan komersial untuk pelaksanaan FEED selanjutnya. Ini sekaligus memastikan integrasi teknologi likuefaksi yang canggih guna mengoptimalkan kinerja dan keandalan.Proyek LNG Abadi juga dirancang menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) sejak awal pengembangannya. Ueda mengatakan, pendekatan ini akan memainkan peran penting dalam mendukung target nasional dekarbonisasi Indonesia."Proyek ini tidak hanya akan membuka potensi sumber daya gas yang signifikan ke depannya, tetapi juga mencerminkan komitmen kami terhadap energi bersih melalui teknologi CCS," ucapnya.Ueda menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk memulai tahapan FEED pada pertengahan tahun ini. Dia juga menargetkan pengambilan keputusan investasi akhir (FID) sebelum masuk ke fase rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (EPCI)."Ini merupakan proyek yang kompleks dengan tantangan besar. Namun, INPEX yakin bahwa melalui pengalaman yang kami miliki, Proyek Abadi akan dapat direalisasikan dengan sukses,” kata Ueda.Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, momentum ini menjadi sinyal positif akan keberlanjutan pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela. Hal ini mengingat proyek tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang sangat dinantikan karena peran vitalnya dalam mendukung ketahanan energi nasional. Menurut Djoko, proyek ini juga mencerminkan penerapan teknologi tinggi dan semangat kolaborasi lintas pemangku kepentingan."Tahap ini penting untuk memastikan kesesuaian desain teknis terhadap kebutuhan komersial dan lingkungan, sekaligus menjadi langkah awal untuk mengakselerasi keseluruhan jadwal FEED," kata Djoko.Djoko berharap inisiasi tahap FEED OLNG ini dapat menjadi milestone yang sangat berarti, membawa Proyek Abadi semakin dekat ke tahap proyek berikutnya secara on time, on budget, on schedule, dan on safety. "Inisiasi ini juga diharapkan menjadi fondasi yang kokoh dengan segera disepakatinya perjanjian jual beli gas (PPJG) menuju FID di tahun depan", imbuhnya.Djoko menegaskan kembali komitmen SKK Migas dalam mendorong percepatan proyek ini menuju target besar onstream pada 2030. Hal itu dilakukan dengan kolaborasi dan profesionalisme dari Inpex dan para mitra KKS."Mari kita selesaikan setiap tahapan pekerjaan dengan sense of urgency yang kuat. Proyek ini tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tetapi juga menjadi benchmark sebagai proyek kelas dunia yang mengedepankan keselamatan, keberlanjutan, dan keunggulan teknis", pungkas Djoko.