Tarif Trump

Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

Trump Kecualikan Smartphone hingga Perangkat Elektronik dari Tarif Balasan

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecualikan smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya dari tarif balasan yang sebelumnya diumumkan. Langkah ini berpotensi meringankan beban konsumen dan memberikan keuntungan bagi raksasa teknologi seperti Apple Inc. dan Samsung Electronics Co.

Pengecualian tersebut diumumkan pada Jumat malam (11/4/2025) waktu setempat oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (US Customs and Border Protection), berdasarkan laporan Bloomberg. Keputusan ini bakal mempersempit cakupan produk yang diganjar tarif sebesar 125% untuk impor dari China dan 10% untuk hampir seluruh mitra dagang AS.

Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

Menteri Perdagangan China Peringatkan Tarif AS Bisa Picu Krisis Kemanusiaan

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan China Wang Wentao mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan tarif tinggi berpotensi menimbulkan dampak besar bagi negara-negara berkembang, bahkan bisa memicu krisis kemanusiaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Wang dalam pertemuan virtual dengan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo pada Jumat (11/4/2025). 

Wang menegaskan bahwa langkah China untuk membalas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan sah negaranya, sekaligus mempertahankan prinsip keadilan dalam komunitas internasional.

Tarik Ulur Tarif Trump, DPR AS Malah Bingung

Tarik Ulur Tarif Trump, DPR AS Malah Bingung

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA- Keputusan mendadak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menghentikan sementara tarif perdagangan selama 90 hari memantik reaksi tajam dari anggota parlemen serta pasar keuangan. 

Jeda kebijakan ini diumumkan pada hari Rabu (9/10/2025) waktu setempat, di tengah berlangsungnya sidang Dewan Perwakilan Rakyat AS mengenai kebijakan perdagangan.

Pengumuman tersebut disampaikan Trump melalui media sosial pada saat yang hampir bersamaan dengan kesaksian Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, di hadapan Sub-komite Perdagangan DPR. 

PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Perdagagan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menjadi bencana besar bagi negara-negara berkembang.

Dikutip dari Reuters, The International Trade Center (ITC) atau Pusat Perdagangan International menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berimbas pada perdagangan global yang dapat menyusut hingga 3%—7% dan produk domestik bruto global (global gross domestic bruto/GDP) hingga 0,7%. Dampak tersebut paling berdapak bagi negara-negara berkembang.

OJK Ingatkan Asuransi Antisipasi Dampak Tarif Trump ke Usaha Marine Cargo

OJK Ingatkan Asuransi Antisipasi Dampak Tarif Trump ke Usaha Marine Cargo

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia disebut bisa memberikan dampak kepada lini usaha asuransi marine cargo atau kargo pengangkutan laut seiring dengan berpotensinya pengiriman barang ekspor Indonesia ke AS menurun. 

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan kebijakan tarif Trump tersebut baru diberlakukan dan masih terus mengalami perubahan seperti yang saat ini sedang dalam penagguhan selama 90 hari.

"Namun demikian kami terus mendorong perusahaan asuransi untuk mengantisipasi dampak kondisi ini terhadap kinerja keuangan dengan terus memastikan proses manajemen risiko dilakukan secara disiplin," kata Iwan kepada Bisnis, dikutip Minggu (12/4/2025).

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kian memanas dan mulai menimbulkan dampak langsung ke sektor otomotif. Imbasnya, produsen kendaraan listrik asal AS Tesla Inc. menghentikan layanan pemesanan untuk model S dan model X di pasar China.

Langkah ini diambil setelah Pemerintah China resmi mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap seluruh produk asal AS menjadi 125% mulai 12 April 2025. 

Adapun, kebijakan ini merupakan respons atas tarif impor balasan setara yang sebelumnya diberlakukan oleh Pemerintah AS, dalam upaya menekan defisit perdagangan dan memberikan sanksi atas tindakan retaliasi Beijing terhadap pajak barang impor AS.

Rp2.847 Triliun Uang Dana Pensiun di AS Hilang Gara-Gara Tarif Trump

Rp2.847 Triliun Uang Dana Pensiun di AS Hilang Gara-Gara Tarif Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai investasi dana pensiun terbesar di Amerika Serikat anjlok tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor global. 

Dalam waktu hanya empat hari perdagangan, kerugian yang dialami 25 dana pensiun negara bagian dan lokal terbesar di AS ditaksir mencapai US$169 miliar, atau setara Rp2.847 triliun (asumsi kurs Jisdor Rp16.849 per dolar AS per 8 April 2025).

Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (12/4/2025), laporan ini diungkap oleh Equable Institute, lembaga nirlaba bipartisan yang berbasis di New York dan fokus pada isu-isu pensiun. 

Ditunda 90 Hari, Uni Eropa Putar Otak Hadapi Tarif Trump

Ditunda 90 Hari, Uni Eropa Putar Otak Hadapi Tarif Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Para menteri keuangan Uni Eropa menggelar pertemuan pada Jumat (11/4/2025) untuk mencari jalan mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat dan mengoordinasikan upaya mereka untuk menangani tarif impor yang lebih tinggi.

Melansir Reuters, hal tersebut menjadi pembahasan negara-negara Uni Eropa setelah Presiden AS Donald Trump menunda pemberlakuan tarif timbal balik sebesar 20% yang dikenakannya pada Eropa selama 90 hari.

Meski demikian, tarif impor 10% tetap berlaku untuk sebagian besar negara lain di dunia, termasuk Uni Eropa. Trump juga mengatakan bahwa ia berharap Eropa akan membeli lebih banyak energi AS untuk menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan barang antara UE dan AS.

Trump Pertimbangkan Pengecualian Tarif untuk Sejumlah Negara

Trump Pertimbangkan Pengecualian Tarif untuk Sejumlah Negara

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan pihaknya dapat menawarkan beberapa pengecualian terkait pengenaan tarif impor baru kepada para mitra dagang AS.Pekan ini, Trump telah mengumumkan tarif minimum 10% dan tarif resiprokal yang lebih tinggi ke sejumlah negara. Meski akan ada beberapa pengecualian, Trump menekankan bahwa tarif minimum 10% tetap berlaku."Mungkin ada beberapa pengecualian karena alasan yang jelas, tetapi saya akan mengatakan 10% adalah batas bawah," kata Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/4/2025).Namun, dia tak memerinci alasan dan syarat pengecualian yang dimaksud.

Harga Emas Pecah Rekor, Jadi Tempat Berlindung Investor dari Gonjang-ganjing Tarif Trump

Harga Emas Pecah Rekor, Jadi Tempat Berlindung Investor dari Gonjang-ganjing Tarif Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas mencapai rekor tertingginya dengan melampaui US$3.200 per ons di tengah kekhawatiran investor secara global. Daya tarik emas sebagai aset safe haven semakin memikat.

Dilansir dari Bloomberg, harga emas global naik 2,1% menjadi US$3.244,15 pada perdagangan Jumat (11/4/2025). Angka itu memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai sehari sebelumnya.

Harga emas mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 6% secara mingguan.

Perubahan arah kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu aksi jual panik (panic selling) di bursa saham, obligasi, dan dolar AS. Investor mengkhawatirkan risiko resesi ekonomi akibat kebijakan yang berdampak pada banyak negara itu.

Menilik Prospek Saham ANTM, BRMS, hingga MDKA di Tengah Lonjakan Harga Emas

Menilik Prospek Saham ANTM, BRMS, hingga MDKA di Tengah Lonjakan Harga Emas

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas sedang melesat hingga mencatatkan rekor baru. Bagaimana kemudian prospek deretan saham emiten terkait dengan produksi dan perdagangan emas seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) serta PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)?

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (11/4/2025), harga emas di pasar spot terpantau menguat 1,04% ke level US$3.209,22 per troy ounce pada pukul 8.30 WIB.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS menguat 1,58% ke US$3.227,80 per troy ounce. Penguatan ini memperpanjang reli emas yang telah menanjak lebih dari 3% selama dua hari berturut-turut.

Trump Hidupkan Neoimperialisme

Trump Hidupkan Neoimperialisme

(1 bulan yang lalu)

PEMIKIR kebhinekaan Sukidi Mulyadi PhD lama tinggal di Amerika Serikat. Lebih dari sepuluh tahun tinggal di sana.

Ia menyelesaikan studi master dan PhD di Harvard University. Unversitas ternama. Karena itulah, dia sangat mengenal perilaku politik dan demokrasi di Amerika.

Ia mengaku tidak kaget melihat keputusan Presiden Donald Trump memberlakukan tarif resiprokal yang menggoncang dunia.

Sukidi saya undang dalam program Satu Meja The Forum, Rabu malam. Sebelum Trump mengumumkan Liberation Day dengan mengumumkan trade war, Sukidi menulis di Harian Kompas agar bangsa ini mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan terburuk. Hope for the best. Prepare for the worst.

Wall Street Menguat Akhir Pekan Tersengat Komentar The Fed yang Tenangkan Pasar

Wall Street Menguat Akhir Pekan Tersengat Komentar The Fed yang Tenangkan Pasar

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham di Wall Street, New York menutup ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (11/4/2025), setelah sempat melalui minggu yang penuh gejolak akibat kekacauan perang dagang multi-front Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, Sabtu (12/4/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,56% atau 619,05 poin ke 40.212,71, indeks S&P 500 juga menguat 1,81% atau 95,31 poin ke 5.363,36, dan Nasdaq melejit 2,06% atau 337,15 poin ke 16.724,46.

Apindo Hitung Untung Buntung Pelemahan Rupiah Terhadap Dunia Usaha

Apindo Hitung Untung Buntung Pelemahan Rupiah Terhadap Dunia Usaha

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan rupiah mengakibatkan reaksi yang berbeda terhadap dunia usaha. Bagi eksportir, rupiah yang melemah bisa menjadi berkah. Di sisi lain, bagi importir harus siap-siap tertekan oleh tekanan nilai tukar.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pengusaha yang bergerak di sektor berbasis ekspor, terutama di sektor agrikultur, kehutanan, dan pertambangan, akan sangat diuntungkan karena sebagian besar output usahanya berorientasi ekspor.

“Mereka mendapat keuntungan dari depresiasi rupiah. Harga ekspor menjadi lebih kompetitif di pasar global sehingga barang-barang mereka menjadi lebih menarik di mata pembeli internasional,” kata Shinta kepada Bisnis, baru-baru ini.

Ramai Emiten Buyback Tanpa RUPS, Bisa Jadi Panasea IHSG Jangka Pendek

Ramai Emiten Buyback Tanpa RUPS, Bisa Jadi Panasea IHSG Jangka Pendek

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sebanyak 21 emiten telah mengumumkan untuk melakukan buyback tanpa RUPS hingga hari ini, Jumat (11/4/2025). Analis menilai aksi buyback itu bisa menjaga IHSG dalam jangka pendek.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan dalam buyback ini investor juga harus melihat seberapa lama aksi buyback ini dapat dilakukan.

"Hal ini penting, karena situasi dan kondisi yang ada saat ini mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa pulih karena penuh dengan ketidakpastian," kata Nico, Jumat (11/4/2025). 

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Deretan saham yang menjadi portofolio jumbo para konglomerat Indonesia pada awal kuartal II/2025.

Indonesia menyumbangkan sejumlah nama dalam daftar orang terkaya di dunia. Forbes mencatat misalnya nama Low Tuck Kwong menempati posisi ke-68 orang terkaya di dunia pada Kamis (10/4/2025).

Bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) itu tercatat memiliki total nilai kekayaan bersih US$26,9 miliar. Posisi itu menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes. 

Artikel soal saham-saham pilihan para konglomerat menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Jumat (11/4/2025). Berikut adalah ulasannya

Respons Menteri PU Soal Rencana Relaksasi TKDN di Sektor Konstruksi

Respons Menteri PU Soal Rencana Relaksasi TKDN di Sektor Konstruksi

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengaku belum mendapat arahan khusua dari Presiden Prabowo Subianto terkait pelaksanaan relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Dody menyebut, saat ini pembahasan mengenai pelonggaran persentase TKDN itu masih dibahas lebih lanjut antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

“Kalau urusan TKDN, itu pengampunya Kementerian Perindustrian, ya. Itu lagi didiskusikan dengan perindustrian dengan Ditjen Bina Konstruksi terkait detailnya seperti apa gitu,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (11/4/2025).

Kronologi Perang Tarif Trump vs China dari 10% hingga Kini 145%

Kronologi Perang Tarif Trump vs China dari 10% hingga Kini 145%

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Tensi perang tarif impor antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin panas menyusul langkah China yang kembali menaikkan tarif impor untuk barang dari AS menjadi 125%.

Tarif balasan tersebut merupakan respons Negeri Tirai Bambu setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 145%.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (11/4/2025) Kementerian Keuangan China menjelaskan bahwa negaranya akan mengabaikan tarif lebih lanjut dari AS terhadap produk-produk China.

Wamenaker: Tarif Impor Trump Bisa Jadi Momentum Indonesia Bangkitkan Swasembada Industri

Wamenaker: Tarif Impor Trump Bisa Jadi Momentum Indonesia Bangkitkan Swasembada Industri

(1 bulan yang lalu)

SOLO, KOMPAS.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Emmanuel Ebenezer (Noel) berpendapat, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tarif impor, bisa menjadikan momentum untuk membangunkan swasembada industrial di Indonesia.

Anggapan ini disampaikan oleh Noel, saat berada di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (11/4/2025) sore.

"Nah, justru ini momentum kita Indonesia untuk mampu. Bagaimana kalau ada swasembada energi, swasembada pangan, kenapa kita tidak bicara tentang swasembada industrial kita," jelasnya.

Jepang Bentuk Tim Gugus Tugas untuk Tangani Dampak Tarif Trump

Jepang Bentuk Tim Gugus Tugas untuk Tangani Dampak Tarif Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba membentuk gugus tugas untuk menangani dampak tarif AS seiring dengan meningkatnya tekanan untuk menambah bantuan bagi rumah tangga menjelang pemilihan umum musim panas. 

Melansir Bloomberg pada Jumat (11/4/2025) gugus tugas yang dipimpin oleh perwakilan perdagangan utama Ryosei Akazawa dan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi itu adalah langkah terbaru dalam upaya Ishiba untuk mengatasi rentetan tarif AS yang menurutnya telah menyebabkan krisis nasional. 

Xi Jinping Balas Trump, China Tetapkan Tarif Impor 125% ke Amerika Serikat

Xi Jinping Balas Trump, China Tetapkan Tarif Impor 125% ke Amerika Serikat

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — China resmi menaikkan tarif impor untuk semua barang dari Amerika Serikat menjadi 125% dan akan berlaku besok, Sabtu (12/4/2025).

Dilansir dari Bloomberg, langkah tersebut dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 145%.

Kementerian Keuangan China menjelaskan bahwa negaranya akan mengabaikan tarif lebih lanjut dari AS terhadap produk-produk Negeri Tirai Bambu.

"Mengingat tidak ada lagi kemungkinan penerimaan pasar untuk barang-barang AS yang diekspor ke China berdasarkan tingkat tarif saat ini, jika pihak AS kemudian terus mengenakan tarif pada barang-barang China yang diekspor ke AS, pihak China tidak akan memperhatikannya," tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan China, dilansir dari Bloomberg pada Jumat (11/4/2025).

Perang Tarif Trump Vs China, Apa Untung-Ruginya Buat AS?

Perang Tarif Trump Vs China, Apa Untung-Ruginya Buat AS?

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus meningkatkan perang dagangnya melawan China di tengah keputusan untuk menunda pengenaan tarif timbal balik kepada puluhan negara.

Teranyar, Trump resmi menaikkan tarifnya untuk China menjadi sebesar 145% dari sebelumnya 104%. Keputusan Trump muncul setelah Beijing mengumumkan rencana untuk membalas dengan mengenakan bea masuk sebesar 84% atas barang-barang Amerika.

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan ketegangan tersebut "menimbulkan risiko signifikan berupa kontraksi tajam dalam perdagangan bilateral" antara AS dan China.

Segini Kontribusi PPh Impor hingga Bea Masuk, yang Tarifnya Bakal Dipangkas demi Trump

Segini Kontribusi PPh Impor hingga Bea Masuk, yang Tarifnya Bakal Dipangkas demi Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pajak Penghasilan atau PPh impor, maupun bea masuk dan bea keluar, merupakan sumber-sumber penerimaan untuk membiayai belanja negara yang pada tahun ini mencapai Rp3.621,3 triliun. 

Dalam menghadapi tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana melakukan penyesuaian tarif dan deregulasi pajak serta kepabeanan untuk menurunkan tarif tersebut. 

Per akhir Maret 2025, pemerintah telah berhasil mengumpulkan penerimaan negara senilai Rp516,1 triliun. Meski demikian, Kementerian Keuangan belum memerincikan data penerimaan tersebut. 

Kementerian ESDM Buka Suara soal Wacana RI Impor LNG dari AS

Kementerian ESDM Buka Suara soal Wacana RI Impor LNG dari AS

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait wacana pemerintah mengimpor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat (AS).Adapun, rencana tersebut sebelumnya diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai negosiasi tarif baru AS.Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menuturkan pihaknya masih sepakat dengan SKK Migas yang menyebut hingga saat ini belum ada rencana impor LNG untuk kebutuhan domestik dari Negeri Paman Sam.Pasalnya, Indonesia masih mampu memproduksi LNG di dalam negeri. Bahkan, Indonesia masih bisa melakukan ekspor. Selain itu, Dadan juga menghormati kontrak-kontrak dagang dengan negara lain."Kan teman-teman juga tahu kalau LNG itu sebagian di ekspor. Dan itu perjanjiannya kan sudah terjadi pada saat sebelumnya, bukan sekarang gitu. Nah sekarang konsumsi kita naik," jelas Dadan di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).Dia juga menuturkan bahwa selama tiga bulan belakangan RI berhasil memenuhi permintaan LNG untuk kebutuhan domestik dari produksi di Tanah Air.Kendati demikian, dia tetap menghormati jika kelak pemerintah membuat perjanjian baru dengan AS. Namun, menurut Dadan perjanjian impor dengan AS itu adalah untuk liquefied petroleum gas (LPG)."Kita sedang menjajaki dan nanti juga ada perjanjian pemerintah juga dengan Amerika, ada perjanjian kontrak antara badan usaha untuk yang LPG-nya," kata Dadan.Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan pemerintah melakukan penyesuaian alokasi ekspor gas ke Singapura demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.Dia menyebut, pemerintah akan mengurangi alokasi ekspor gas dari Sumatra dan mengalihkannya ke pasar domestik untuk Juni 2025. Sementara itu, pemenuhan permintaan gas Singapura akan dioptimalkan dari pasokan gas Natuna."Sementara ini, kita masih upayakan pemenuhan LNG itu dari dalam negeri. Kita akan memaksimalkan [realokasi] ekspor gas pipa dari Natuna, yang dari Sumatra kita kurangi [ekspor] yang ke Singapura untuk kebutuhan dalam negeri," kata Djoko di Jakarta, Rabu (9/4/2025). Djoko mengatakan, alokasi ekspor dari Sumatra yang akan dikurangi itu sekitar 30 million standard cubic feet per day (MMscfd). "Untuk sementara targetnya 30 MMscfd, tiga kargo lah," tuturnya. Untuk periode April-Mei 2025, Djoko mengungkapkan, pemerintah juga telah merelokasi lima kargo gas alam cair (LNG) jatah ekspor dari Kilang Tangguh, Bontang, dan Donggi Senoro untuk memenuhi kebutuhan konsumen utama dalam negeri, PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN dan PT PLN (Persero). Keduanya bahkan, mau tidak mau harus membelinya dengan harga lebih mahal."Memang harganya agak tinggi ya 17,4% dari ICP. Mau tidak mau, soalnya kita mengalihkan dari ekspor ke dalam negeri," kata Djoko.

OJK Catat Konsumen Aset Kripto RI Bertumbuh di Tengah Gejolak Perang Dagang

OJK Catat Konsumen Aset Kripto RI Bertumbuh di Tengah Gejolak Perang Dagang

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat konsumen aset kripto di Indonesia terus bertumbuh. Adapun, pasar kripto saat ini tengah dipengaruhi oleh sentimen perang dagang, dipicu kebijakan tarif impor AS.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan hingga akhir Februari 2025, jumlah konsumen aset kripto di seluruh pedagang mencapai 13,31 juta konsumen. "Ada kenaikan signifikan dibanding Januari 2025 sebesar 12,92 juta," ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Jumat (11/4/2025).

Prabowo Ingin Segera Bertemu Trump untuk Bahas Tarif Impor AS

Prabowo Ingin Segera Bertemu Trump untuk Bahas Tarif Impor AS

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengajukan permohonan agar Presiden Prabowo Subianto dapat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. 

Bahkan, Sugiono menyebut permintaan pertemuan kedua kepala negara ini dilakukan sebelum pengumuman kebijakan tarif impor dari AS. Pertemuan tersebut direncanakan dalam konteks mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.

“Kami sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan presiden Trump itu beberapa waktu yang lalu jauh sebelum tarif dan tentu saja dalam kaitannya dengan hubungan bilateral antar kedua negara, sekarang ada perkembangan situasi yang kita lihat,” ucapnya kepada wartawan dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (11/4/2025). 

Dolar AS Korban Perang Dagang Akibat Tarif Trump, Kok Bisa?

Dolar AS Korban Perang Dagang Akibat Tarif Trump, Kok Bisa?

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi korban terbaru dalam gelombang gejolak pasar global seiring dengan eskalasi perang dagang akibat tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (11/4/2025), indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang AS ini terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,78% ke level 100,09 pada pukul 11.29 WIB.  Pelemahan dolar menandai eksodus besar-besaran dari aset-aset AS akibat memuncaknya tensi perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

OJK Dorong Dapen  Asuransi BUMN Masuk Pasar Saham saat IHSG Tertekan Tarif Trump

OJK Dorong Dapen Asuransi BUMN Masuk Pasar Saham saat IHSG Tertekan Tarif Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan langkah-langkah antisipasi seiring dengan kekhawatiran jatuhnya pasar saham Indonesia yang tertekan sentimen tarif impor AS. Salah satu langkah adalah mendorong masuknya investor institusional, seperti dana pensiun (Dapen) hingga perusahaan asuransi BUMN ke pasar saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pembukaan perdagangan kembali setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia bergerak fluktuatif. IHSG ditutup jeblok 7,9% menuju posisi 5.996,1 pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025).

OJK Buka Suara soal RI Kena Tarif Timbal Balik Trump

OJK Buka Suara soal RI Kena Tarif Timbal Balik Trump

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara terkait langkah Indonesia dalam merespons pengenaan tarif timbal balik yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pihaknya menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah strategis Pemerintah Indonesia dalam melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS).

"Langkah tersebut dilakukan untuk memelihara stabilitas sistem keuangan, menjaga kepercayaan pasar dan daya saing, serta momentum pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Mahendra dalam Konferensi Pers, Jumat (11/4/2025).

Mengapa China Tak Takut dengan Ancaman Tarif Trump? Ini Kata Analis

Mengapa China Tak Takut dengan Ancaman Tarif Trump? Ini Kata Analis

(1 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis maupun ahli menyatakan bahwa China bakal bertahan dari tekanan dan ancaman ekonomi yang disebabkan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

Direktur Pusat Penelitian RAND China Jude Blanchette mengatakan bahwa "intimidasi" Trump tidak akan membuat Beijing tertekan. Menurutnya, strategi yang telah disusun Presiden China Xi Jinping dalam mempersiapkan perang dagang AS vs China bakal berhasil. Dengan demikian, China tidak perlu bernegosiasi dengan AS terkait tarif Trump.