Tekstil

Produsen Tekstil Wanti-wanti Jaga Defisit AS Usai Tarif Trump Ditunda

Produsen Tekstil Wanti-wanti Jaga Defisit AS Usai Tarif Trump Ditunda

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mewanti-wanti agar defisit neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) tetap dijaga usai tarif resiprokal impor ditunda. 

Ketidakpastian hasil negosiasi dengan AS masih memunculkan kekhawatiran akan penerapan tarif 32% yang diberlakukan untuk Indonesia. Dengan penundaan penerapan tarif 3 bulan ke depan, bukan tidak mungkin terjadi pola permintaan yang berubah signifikan. 

Ketua Umum APSyFI Redma G. Wirawasta mengatakan, pihaknya meyakini dalam 90 hari ke depan dan upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah akan mendorong perubahan tarif resiprokal impor AS untuk Indonesia. 

Bank Mandiri (BMRI) Beri Respons Arahan Prabowo soal Dukungan ke Industri Tekstil

Bank Mandiri (BMRI) Beri Respons Arahan Prabowo soal Dukungan ke Industri Tekstil

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) merespons arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung industri tekstil dengan menyalurkan kredit ke sektor tersebut. 

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara mengatakan sub industri tekstil merupakan bagian dari sektor pengolahan atau manufaktur yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Data Bank Mandiri yang didapatkan Bisnis menyebutkan jika penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor manufaktur, termasuk tekstil, tercatat sebesar Rp182,9 triliun atau sekitar 14% dari total portofolio kredit. 

Produsen Pede Utilitas Produksi Tekstil Bangkit Jika Kerek Impor Kapas dari AS

Produsen Pede Utilitas Produksi Tekstil Bangkit Jika Kerek Impor Kapas dari AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) optimistis peningkatan porsi impor kapas dari Amerika Serikat (AS) hingga 50% dapat mendorong tingkat utilitas produksi tekstil. 

Rencana peningkatan impor kapas juga menjadi salah satu bahan negosiasi kepada AS untuk menekan tarif resiprokal impor atas barang asal Indonesia sebesar 32%. 

Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, dalam kondisi normal atau saat tingkat utilitas produksi 75%, kebutuhan kapas nasional yang diimpor bisa mencapai US$600 juta per tahun. Setengah atau 50% dari kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dari AS.

Nego Tarif Trump, Pengusaha Tekstil Usul Tambah Porsi Impor Kapas AS jadi 50%

Nego Tarif Trump, Pengusaha Tekstil Usul Tambah Porsi Impor Kapas AS jadi 50%

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengusulkan peningkatan porsi impor kapas dari Amerika Serikat (AS) hingga 50% untuk memasok bahan baku industri dalam negeri. Saat ini, impor kapas dari AS hanya 17% dari total kapas yang diimpor Indonesia. 

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa mengatakan, peningkatan impor kapas dapat menjadi solusi potensial yang dapat dieksplorasi untuk menekan dampak resiprokal tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. 

"Opsi yang menjanjikan adalah menawarkan peningkatan pembelian kapas dari Amerika Serikat yang saat ini hanya 17% dari total pembelian kapas Indonesia menjadi 50%," kata Jemmy dalam Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025). 

Prabowo Minta Bank Himbara Dukung Industri Tekstil

Prabowo Minta Bank Himbara Dukung Industri Tekstil

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan telah memberikan pengarahan kepada bank-bank milik negara yang tergabung dalam Himbara untuk mendukung industri tekstil.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI yang diselenggarakan pada Selasa (8/4/2025), khususnya dalam menanggapi masukan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

Presiden menyampaikan bahwa benar-benar menyadari pentingnya industri padat karya, termasuk industri tekstil. Oleh karena itu, pemerintah bertekad mendukung industri tekstil dari sisi kebijakan.

"Kemarin kami rapat, panggil Dirut Himbara, Gubernur BI hadir, Menko Perekonomian juga hadir. Kita beri pengarahan kepada Himbara bahwa industri padat karya, sepert tekstil harus didukung," ujarnya.

Airlangga: RI Berpeluang Rebut Pasar Tekstil dan Alas Kaki Vietnam  China di AS

Airlangga: RI Berpeluang Rebut Pasar Tekstil dan Alas Kaki Vietnam China di AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melihat peluang Indonesia untuk merebut pangsa pasar tekstil dan alas kaki di Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya dikuasai Vietnam dan China. 

Optimisme tersebut lantaran tarif resiprokal impor ke AS yang dikenakan atas barang asal Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Indonesia dikenakan tarif respirokal sebesar 32%, sedangkan Vietnam 46% dan China 34%. 

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia masih dapat bernegosiasi untuk menekan tarif ekspor ke AS khususnya produk pakaian dan alas kaki. 

Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan tarif resiprokal impor Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32% berpotensi menjadi pukulan bagi industri yang berorientasi ekspor. Apalagi, cukup banyak industri yang bergantung pada pasar AS. 

Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tinggi atas produk asal Indonesia ke AS didasari sejumlah asalan, utamanya sebagai balasan atas penerapan tarif impor tinggi barang AS yang masuk ke RI. 

Laporan dari Gedung Putih menyebutkan, bea masuk etanol AS ke Indonesia sangat tinggi hingga mencapai 30%, sedangkan AS hanya menerapkan 2,5%. Tak hanya itu, Trump juga keberatan atas kebijakan konten lokal Indonesia atau TKDN di berbagai sektor. 

API Duga Marak Produk Ilegal jadi Pemicu RI Kena Tarif Resiprokal AS

API Duga Marak Produk Ilegal jadi Pemicu RI Kena Tarif Resiprokal AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai pengenaan tarif impor resiprokal Amerika Serikat (AS) ke Indonesia sebesar 32% juga dipicu oleh polemik barang ilegal di pasar Indonesia. Hal ini juga menyangkut pelanggaran intellectual property (IP) atau proteksi terhadap hak paten dan brand tertentu. 

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa mengatakan, pihak AS juga komplain dan menggarisbawahi masalah banjir produk ilegal tersebut. Untuk itu, pelaku usaha tekstil meminta pemerintah segera memberantas produk-produk yang tak sesuai ketentuan. 

Pengusaha Konveksi Ketar-ketir, 25% Ekspor Pakaian Jadi ke AS Terancam

Pengusaha Konveksi Ketar-ketir, 25% Ekspor Pakaian Jadi ke AS Terancam

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Industri kecil dan menengah (IKM) sektor pakaian jadi juga turut terancam kebijakan tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan atas produk asal Indonesia sebesar 32%. 

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman mengatakan, sebanyak 25% pelaku usaha sudah melakukan ekspor ke AS dalam beberapa waktu terakhir. 

“Bisa terjadi dua-duanya [ekspor turun atau tidak lagi ekspor] mengingat selain biaya produksi membengkak dengan adanya pajak naik ditambah tarif masuk Amerika 32% berat bagi pelaku usaha,” kata Nandi kepada Bisnis, Senin (7/4/2025). 

Siasati Tarif Trump, Industri Tekstil Bakal Tingkatkan Impor Kapas dari AS

Siasati Tarif Trump, Industri Tekstil Bakal Tingkatkan Impor Kapas dari AS

(3 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) akan meningkatkan importasi cotton atau kapas dari Amerika Serikat sebagai trade off kebijakan tarif impor resiprokal Presiden Donald Trump sebesar 32%. Adapun, impor kapas Indonesia dari AS hanya 17% dari total impor. 

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa mengatakan, pelaku usaha akan mendukung upaya pemerintah yang akan melakukan negosiasi perdagangan dengan AS melalui pengurangan defisit perdagangan. 

Salah satunya yang didorong yakni dengan meningkatkan importasi komoditas dari AS, seperti cotton, dan komoditas lain di luar sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).