
Produsen Tekstil Wanti-wanti Jaga Defisit AS Usai Tarif Trump Ditunda
Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mewanti-wanti agar defisit neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) tetap dijaga usai tarif resiprokal impor ditunda.
Ketidakpastian hasil negosiasi dengan AS masih memunculkan kekhawatiran akan penerapan tarif 32% yang diberlakukan untuk Indonesia. Dengan penundaan penerapan tarif 3 bulan ke depan, bukan tidak mungkin terjadi pola permintaan yang berubah signifikan.
Ketua Umum APSyFI Redma G. Wirawasta mengatakan, pihaknya meyakini dalam 90 hari ke depan dan upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah akan mendorong perubahan tarif resiprokal impor AS untuk Indonesia.