Utang

Sempat Ajukan Kepailitan, Tupperware Kini Berhasil Diselamatkan

Sempat Ajukan Kepailitan, Tupperware Kini Berhasil Diselamatkan

()

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan peralatan rumah tangga Tupperware Brands tidak jadi bangkrut karena menempuh opsi menjual bisnisnya kepada sekelompok pemberi pinjaman. 

Penjualan secara tunai itu tercatat senilai US$23,5 juta atau setara Rp369,68 miliar (asumsi kurs Rp15.731 per dolar AS).

Selain itu, perusahaan juga melepas bisnisnya kepada pemberi pinjaman dalam bentuk keringanan utang senilai US$63 juta atau setara Rp990,73 miliar.

Adapun para pemberi pinjaman yang sekarang siap untuk mengakuisisi Tupperware itu termasuk Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America Trading Desk.

Airlangga Blak-blakan soal Aturan Pemutihan Utang Petani  Nelayan

Airlangga Blak-blakan soal Aturan Pemutihan Utang Petani Nelayan

()

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa saat ini pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait kebijakan penghapusbukuan dan penghapustagihan utang petani dan nelayan.

“[RPP] ini dalam proses. Jadi, mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama ini bisa diselesaikan,” kata Airlangga di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Minggu (3/11/2024).

Dia menuturkan bahwa kebijakan penghapusbukuan dan penghapustagihan utang petani dan nelayan bertujuan untuk membantu agar masyarakat bisa kembali menerima kredit atau pinjaman.

Naik 33,73%, Utang Warga RI di Fintech P2P Lending Rp74,48 Triliun

Naik 33,73%, Utang Warga RI di Fintech P2P Lending Rp74,48 Triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending mencapai sebanyak Rp74,48 triliun per September 2024.

OJK mencatat jumlah itu naik 33,73% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp55,70 triliun. Untuk periode September 2024, outstanding tercatat hanya naik 14,28% secara tahunan.

Kendati demikian, OJK mencatat tingkat kredit macet dilihat dari rasio TWP90 masih terjaga di bawah 5%. 

“Tingkat kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di 2,38%,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Oktober 2024, pada Jumat (1/10/2024).  

Menkop Budi Dukung Pemutihan Utang 6 Juta Petani dan Nelayan, Ini Alasannya

Menkop Budi Dukung Pemutihan Utang 6 Juta Petani dan Nelayan, Ini Alasannya

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) mendukung kebijakan pemerintah untuk menghapus bukukan utang bank 6 juta petani dan nelayan dalam skema kredit usaha tani (KUT).

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa utang yang melilit 6 juta petani dan nelayan senilai Rp8,3 triliun itu merupakan utang masa lalu sejak 1998–1999. Adapun, langkah pemutihan dan penghapus bukukan utang petani ini dilakukanuntuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

“Orang kalau punya utang kan beban, dan itu utang sudah hampir 26 tahun,” kata Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Prospek Cerah Astra (ASII), Chandra Asri (TPIA) hingga Summarecon

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Prospek Cerah Astra (ASII), Chandra Asri (TPIA) hingga Summarecon

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) meraup laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp25,85 triliun sepanjang kuartal III/2024, naik tipis 0,63% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp25,69 triliun.

Torehan itu tercatat menjelang era suku bunga murah, sehingga masih ada harapan perbaikan kinerja pada sisa tahun. Lalu, bagaimana prospek emiten tersebut? Laporan tersebut menjadi satu dari lima berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Kamis (31/10/2024). Berikut selengkapnya.

Bos BRI Respons Rencana Prabowo Putihkan Utang Petani dan Nelayan

Bos BRI Respons Rencana Prabowo Putihkan Utang Petani dan Nelayan

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI (BBRI) buka suara perihal rencana Presiden Prabowo Subianto untuk memutihkan utang jutaan petani dan nelayan di perbankan.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa kebijakan hapus tagih untuk nasabah segmen UMKM itu telah ditunggu-tunggu oleh kelompok Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), kendari menggarisbawahi potensi moral hazard yang mungkin timbul.

"Sekarang yang paling penting adalah penetapan tentang kriterianya seperti apa yang bisa dihapus tagih itu, agar tidak menimbulkan moral hazard," katanya dalam konferensi pers paparan kinerja BRI kuartal III/2024 secara daring, Rabu (30/10/2024).

Sritex (SRIL) Diputus Pailit, Tim Kurator Segera Gelar Rapat Kreditur

Sritex (SRIL) Diputus Pailit, Tim Kurator Segera Gelar Rapat Kreditur

()

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat kreditur pertama sebagai tindak lanjut putusan pailit terhadap PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) dan sejumlah anak usahanya akan dilakanakan pada 13 November 2024. Para kreditur SRIL diminta mengajukan surat tagihan kepada tim kurator.

Mengutip pengumuman putusan pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bintratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya,Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang mengangkat Haruno Patriadi sebagai Hakim Pengawas dalam proses kepailitan ini.

Pan Brothers Susun Restrukturisasi, Cek Total Utang Obligasi PBRX

Pan Brothers Susun Restrukturisasi, Cek Total Utang Obligasi PBRX

()

Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) tengah menyusun rencana skema restrukturisasi kepada kreditor seiring dengan perpanjangan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sampai 22 November 2024.

Menukil laporan keuangan PBRX pada kuartal pertama 2024, perseroan mencatatkan total liabilitas sebesar US$364,98 juta atau sekitar Rp5,73 triliun (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS).

Sementara itu, liabilitas jangka panjang PBRX tercatat sebesar US$176,71 juta atau sekitar Rp2,77 triliun. 

Sebagian besar liabilitas jangka panjang itu berasal dari komponen obligasi sebesar US$170,65 juta atau sekitar Rp2,68 triliun.

BUMN Karya WSKT, PTPP  ADHI Rogoh Rp29,77 Triliun untuk Bayar Subkontraktor

BUMN Karya WSKT, PTPP ADHI Rogoh Rp29,77 Triliun untuk Bayar Subkontraktor

()

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya seperti WSKT, PTPP, dan ADHI mencatatkan total pembayaran kas kepada pemasok dan subkontraktor sebesar Rp29,77 triliun hingga kuartal III/2024.

Melansir laporan keuangan konsolidasi ketiga emiten, Senin (28/10/2024), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menggelontorkan pembayaran terbesar yakni Rp13,38 triliun selama periode Januari hingga September 2024.

Sementara itu, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mengakumulasikan pembayaran kas kepada pemasok dan subkontraktor sebesar Rp9,81 triliun. Adapun, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mengucurkan dana senilai Rp6,57 triliun.

Sritex Diputus Pailit, Total Utang Bank SRIL Mencapai US$821 Juta

Sritex Diputus Pailit, Total Utang Bank SRIL Mencapai US$821 Juta

()

Bisnis.com, JAKARTA — Kreditur PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) menghadapi ketidakpastian setelah Sritex diputus pailit oleh PN Niaga Semarang. Hingga Juni 2024, SRIL tercatat memiliki utang bank jangka pendek US$11,36 juta dan utang bank jangka panjang US$809,99 juta.

Seperti diketahui produsen tekstil raksasa asal Sukuharjo itu makin sempoyongan setelah palu Pengadilan Negeri Niaga Semarang memutuskan Sritex dalam kondisi pailit.

Putusan itu diambil menyusul gugatan pembatalan perdamaian yang diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon kepada Sritex dan anak perusahaannya PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya lantaran dinilai lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran. Setelah adanya putusan pailit, SRIL masih memiliki sisa utang sebesar Rp101,3 miliar kepada IBR atau 0,38% dari total liabilitas SRIL per 30 Juni 2024.

Daftar Panjang Bank Pemberi Utang Sritex (SRIL), Ada Bank BUMN hingga Asing

Daftar Panjang Bank Pemberi Utang Sritex (SRIL), Ada Bank BUMN hingga Asing

()

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex telah ditetapkan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Niaga Semarang. Tercatat beberapa bank menjadi pemberi utang jangka panjang Sritex.

Penetapan pailit ini keluar usai salah satu kreditor, yaitu PT Indo Bharat Rayon meminta pembatalan homologasi dan dikabulkan oleh majelis hakim.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan Sritex per Juni 2024, terdapat sejumlah perbankan yang menjadi kreditur utang jangka panjang. Tepatnya, 28 bank yang terdiri dari bank BUMN, swasta, hingga asing.