Bagaimana Dedi Mulyadi Ubah Citra Negatif Kampung Gabus Jadi Lebih Positif

Bagaimana Dedi Mulyadi Ubah Citra Negatif Kampung Gabus Jadi Lebih Positif

BEKASI, KOMPAS.com - Kampung Gabus, sebuah wilayah di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, selama bertahun-tahun lekat dengan stigma negatif.

Daerah ini dikenal luas sebagai tempat bermukimnya para jawara dan kerap disebut sebagai pusat kejahatan jalanan.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, citra itu mulai bergeser. Salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam perubahan ini adalah kehadiran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Menurut Camat Tambun Utara Najmuddin, Kampung Gabus telah lama dikenal masyarakat sebagai kawasan keras.

Najmudin mengatakan, Kampung Gabus ini memang sudah terkenal dan sering muncul di TV karena kejahatan jalanannya.

Stigma ini terbentuk dari sejarah panjang ketegangan sosial, keberadaan jawara, serta tingginya angka pelanggaran hukum di kawasan tersebut.

Namun, paradigma itu mulai memudar ketika Dedi Mulyadi turun langsung ke lapangan. Sepanjang bulan Maret 2025, Dedi Mulyadi tercatat tiga kali mengunjungi Kampung Gabus.

Kunjungannya bukan sekadar seremonial, melainkan dalam rangka pengawasan langsung terhadap penataan kawasan, termasuk pembongkaran ratusan bangunan liar.

Aksi Nyata di Lapangan

Salah satu langkah konkret yang dilakukan pemerintah provinsi adalah penertiban bangunan liar yang berdiri di atas tanah negara dan bantaran sungai.

Sebanyak 230 bangunan dibongkar tanpa perlawanan berarti dari warga. Bangunan-bangunan tersebut tersebar di tiga desa, yakni Srijaya 70 bangunan, Srimukti 80 bangunan, dan Sriamur 80 bangunan.

Najmuddin menilai respons warga yang kooperatif sebagai tanda bahwa perubahan mulai terjadi.

Menurutnya, masyarakat tidak akan berani lagi mendirikan bangunan liar di pinggiran kali atau tanah-tanah negara.

Ini menjadi indikator bahwa pendekatan langsung Dedi Mulyadi mampu membangun kepercayaan sekaligus menciptakan ketertiban di tengah masyarakat.

Rencana Besar Setelah Penertiban

Penertiban bangunan liar bukanlah tujuan akhir. Setelah kawasan dibersihkan, pemerintah daerah merancang pengembangan infrastruktur yang akan memperkuat citra baru Kampung Gabus.

Salah satunya adalah pelebaran Jalan Raya Gabus yang melintasi wilayah tersebut yang rencananya mulai dikerjakan tahun ini.

Rencananya, jalan tersebut akan diperlebar hingga tiga meter sepanjang dua kilometer, dimulai dari lampu merah dekat pintu gerbang Tol Gabus hingga ke perbatasan antara Desa Sriamur dan Srimukti.

Lahan kosong selebar empat meter yang sebelumnya ditempati bangunan liar akan digunakan untuk keperluan tersebut.

Sementara, sisa lahan selebar satu meter akan dijadikan ruang terbuka hijau berupa taman di tepi Kali Sepak.

Dampak Sosial dan Kultural

Selain dampak fisik, perubahan citra Kampung Gabus juga membawa pengaruh terhadap perilaku sosial warga.

Kehadiran Dedi Mulyadi dinilai menciptakan efek psikologis yang membuat masyarakat segan untuk melakukan pelanggaran seperti mendirikan bangunan ilegal.

Transformasi Kampung Gabus menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan langsung dari pemimpin daerah, yang dikombinasikan dengan program penataan wilayah dan pembangunan infrastruktur, dapat mengubah stigma negatif menjadi citra positif.

Meski tantangan belum sepenuhnya hilang, Kampung Gabus kini tengah menuju fase baru dalam sejarah sosial dan tata ruangnya.

Sumber